Waspadai Potensi Gempa-Tsunami di Selatan Jatim

Rabu, 09 Juni 2021 - 05:50 WIB
loading...
A A A
Komponen itu berada di sistem pendeteksian tsunami berbasis pressure sensor buoy bernama Indonesia Buoy atau InaBuoy yang kini sudah dikembangkan hingga empat generasi. Sensor pada OBU ini mengukur perubahan tinggi muka air laut saat terjadi gempa yg berpotensi membangkitkan tsunami.

Data tersebut dikirimkan ke InaTOC di Pusat Pengamatan Tsunami di BPPT, baik melalui satelit (InaBuoy) maupun kabel optik (InaCBT). Data tersebut selanjutnya diteruskan ke BMKG untuk menjadi data yang memverifikasi lebih cepat. Model prediksi InaTEWS BMKG ini berbasis data seismograf. “Dengan InaTEWS BPPT termasuk mampu memantau tsunami non tektonik atau longsoran bawah laut yang tidak dapat diprediksi oleh model BMKG,” papar Hammam kepada Koran SINDO, Senin (7/6).

Selain InaBuoy, BPPT mengembangkan InaCAT (Indonesia Coastal Acoustic Tomography) sebagai salah satu pilihan sistem observasi tsunami. Sistem ini mengukur gelombang anomali, termasuk gelombang yang terjadi akibat tsunami berbasis akustik coastal tomografi.

Inovasi lain yang dikembangkan untuk mendeteksi dini tsunami adalah InaCBT (Indonesia Cable Based Tsunameter) yaitu peringatan dini tsunami berbasis platform jaringan kabel sebagai media pengiriman data dari sensor pendeteksi gelombang tsunami berupa pressure gauge dan akselerometer.

Deteksi tsunami itu pun dilengkapi dengan memadukan kecerdasan artifisial (AI) sehingga bisa analisis data sistem observasi tsunami maupun parameter data lain terkait tsunami. Sistem ini melakukan analisis prediksi tsunami berbasis big data, lebih cepat, dan lebih akurat.

“Saat ini kami telah membuat 11 unit InaBuoy, 2 unit InaCBT yg akan dipasang di Rokatenda dan Labuan Bajo. 1 set InaCAT di Selat Lombok, dan 1 pengembangan sistem kecerdasan artifisial (AI) tsunami sebagai decision support system. Adapun InaBuoy akan ditempatkan di 11 lokasi tahun 2021 dan 15 lokasi ditargetkan pada 2024,” urai Hammam.

Dalam produksi atau pengembangan alat tersebut, BPPT berkolaborasi dengan PT CCSI yang memproduksi kabel InaCBT, PT PAL dalam pengembangan InaBuoy, pihak penggelar kabel dalam negeri, pemerintah daerah, BMKG, hingga kerjasama dengan pihak dari luar negeri seperti Jamstec Jepang dan Hawaii University – Amerika Serikat.

Di bagian lain, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito menyatakan bahwa BNPB mendukung pengembangan dan pengelolaan sistem peringatan dini cuaca. Dalam konteks tersebut, BMKG sebagai lembaga teknis yang memberikan informasi peringatan dini yang kemudian diinformasikan kepada beberapa pihak, seperti BNPB dan pemerintah daerah.

BNPB, kata dia, akan mengirimkan surat kepada pemerintah daerah untuk kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bahaya. Saat ini, tutur Ganip, BNPB sedang mengembangkan informasi peringatan dini melalui SMS blast, bekerja sama dengan Kemenkominfo.

"Kami masih menguji coba dan masih mempersiapkan pendekatan ini untuk memberikan informasi kepada publik. BNPB juga memiliki kerja sama dengan perguruan tinggi, seperti UGM, dalam pengembangan landslide early warning system (LEWS). Sistem ini tidak hanya menekankan pada peralatan sensor Gerakan tanah tetapi juga adanya sub-subsistem di dalamnya," ujar Ganip kepada KORAN SINDO, Selasa (8/6) malam.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2136 seconds (0.1#10.140)