Pertemuan Ridwan Kamil dengan AHY dan Airlangga Upaya PDKT Pilpres 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil bertemu dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Mereka bertemu dalam dua kesempatan yang berbeda di Tanah Pasundan tersebut.
Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, pertemuan Kang Emil -sapaan akrab Ridwan Kamil- dengan AHY dan Airlangga Hartarto merupakan upaya pendekatan atau PDKT untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) di Pemilu 2024 mendatang. "Sangat memungkinkan bahwa tokoh-tokoh ini sedang PDKT sebagai upaya kemungkinan bisa maju bersama di 2024," kata Adi saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jakarta, Minggu (6/6/2021).
Adi menjelaskan, Kang Emil tidak dipungkiri menjadi salah satu yang masuk dalam beberapa survei sebagai sosok yang digadang-gadang maju di Pilpres 2024. Meskipun, kata Adi, Airlangga dan AHY sebagai Ketum Parpol sudah di cap harga mati maju sebagai Capres di 2024 oleh internal partainya masing-masing. "Karena biar bagaimana pun juga Ridwan Kamil salah satu tokoh familiar. Selalu masuk bursa panas pencapresan. Demokrat matok AHY, Airlangga di dukung kader maju 2024 harga mati itu indikasikan bahwa menebar jala konsolidasi jalan bersama 2024 cukup terbuka," ujar Adi.
Menjelang Pemilu 2024, dikatakan Adi, para elite negeri ini memang sudah mulai menabur jaring konsolidasi politiknya dengan siapapun sosok yang memiliki potensi dan kans besar. Karena, diibaratkan Adi, pesta demokrasi di 2024 mendatang merupakan sebuah jalan panjang. Dimana, siapapun bisa jadi kawan, tapi siapapun juga bisa menjadi lawan. "Sebagai Ketum AHY dan Airlangga tentu, punya kepentingan hubungan baik dengan kepala daerah apalagi orang seperti Ridwan Kamil perlu sebenarnya dengan penguasa wilayah itu bagi ketum parpol harus bangun chemystry dan mutual understanding terutama penetrasi partai dengan kepala daerah bisa sinergi," tutur Adi.
Meskipun disisi lain, Adi mengakui, pertemuan elite tersebut memang terdapat agenda normatif yang berkaitan dengan kepentingan politik partai dengan kepala daerah di wilayah tersebut. "Elite negara ini kan sekarang sedang PDKT saja dengan berbagai kalangan kelompok dinilai punya potensi kekuatan politik dan menjadi magnet bagi publik," tutup Adi. Puteranegara
Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, pertemuan Kang Emil -sapaan akrab Ridwan Kamil- dengan AHY dan Airlangga Hartarto merupakan upaya pendekatan atau PDKT untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) di Pemilu 2024 mendatang. "Sangat memungkinkan bahwa tokoh-tokoh ini sedang PDKT sebagai upaya kemungkinan bisa maju bersama di 2024," kata Adi saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jakarta, Minggu (6/6/2021).
Adi menjelaskan, Kang Emil tidak dipungkiri menjadi salah satu yang masuk dalam beberapa survei sebagai sosok yang digadang-gadang maju di Pilpres 2024. Meskipun, kata Adi, Airlangga dan AHY sebagai Ketum Parpol sudah di cap harga mati maju sebagai Capres di 2024 oleh internal partainya masing-masing. "Karena biar bagaimana pun juga Ridwan Kamil salah satu tokoh familiar. Selalu masuk bursa panas pencapresan. Demokrat matok AHY, Airlangga di dukung kader maju 2024 harga mati itu indikasikan bahwa menebar jala konsolidasi jalan bersama 2024 cukup terbuka," ujar Adi.
Menjelang Pemilu 2024, dikatakan Adi, para elite negeri ini memang sudah mulai menabur jaring konsolidasi politiknya dengan siapapun sosok yang memiliki potensi dan kans besar. Karena, diibaratkan Adi, pesta demokrasi di 2024 mendatang merupakan sebuah jalan panjang. Dimana, siapapun bisa jadi kawan, tapi siapapun juga bisa menjadi lawan. "Sebagai Ketum AHY dan Airlangga tentu, punya kepentingan hubungan baik dengan kepala daerah apalagi orang seperti Ridwan Kamil perlu sebenarnya dengan penguasa wilayah itu bagi ketum parpol harus bangun chemystry dan mutual understanding terutama penetrasi partai dengan kepala daerah bisa sinergi," tutur Adi.
Meskipun disisi lain, Adi mengakui, pertemuan elite tersebut memang terdapat agenda normatif yang berkaitan dengan kepentingan politik partai dengan kepala daerah di wilayah tersebut. "Elite negara ini kan sekarang sedang PDKT saja dengan berbagai kalangan kelompok dinilai punya potensi kekuatan politik dan menjadi magnet bagi publik," tutup Adi. Puteranegara
(cip)