Rayakan Bulan Bung Karno, Pramono Anung dan Hasto Gowes di Yogyakarta

Sabtu, 05 Juni 2021 - 13:12 WIB
loading...
Rayakan Bulan Bung Karno, Pramono Anung dan Hasto Gowes di Yogyakarta
Sekretaris Kabinet Pramono Anung bersepeda bersama Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dan sejumlah kader PDIP. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo dan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto memiliki cara tersendiri merayakan Bulan Bung Karno ketika keduanya berada di Yogyakarta.

Keduanya memilih untuk bersepeda di Kota Pelajar tersebut. "Bung Karno mengatakan Men Sana in Corpore Sano, dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat," kata Pramono Anung di Yogyakarta, Sabtu (5/6/2021).

"Mari rayakan Bulan Bung Karno dengan menjaga kesehatan kita, dengan cara apapun yang bisa kita lakukan, khususnya di masa pandemi ini. Tentu dengan tetap menjaga protokol kesehatan ya," kata Pramono.

Keduanya memulai aktivitas bersepeda dari Jalan Sudirman, Kota Yogyakarta. Berangkat mulai pukul 05.30 WIB. Tentu saja tak sendirian. Sejumlah rekan kerja maupun kolega di PDIP turut serta. Misalnya ada Anggota DPR dari Fraksi PDIP Deddy Yevri Sitorus dan Paryono. Ikut juga Kepala Sekretariat Yoseph Adhi Prasetyo serta politikus PDIP Pulung Agustanto dan Bane Raja Manalu. Semua peserta memakai jersey bertuliskan "Spirit of Bung Karno".

Jalur yang dilalui cukup menantang. Dari Jalan Jenderal Sudirman, iring-iringan pesepeda bergerak menuju Waduk Sermo. Jaraknya sekitar 39 kilometer dari titik awal.

Berhenti di Waduk Sermo, Kulon Progo, Pramono dan Hasto menikmati pemandangan dan berfoto-foto.

Setelah beristirahat sejenak, bersepeda dilanjutkan melewati jalur Selokan Mataram. Bagi pesepeda, jalur ini dikenal sebagai 'Jalur Luna Maya', artis nasional yang beberapa kali bersepeda melewati jalur yang sama.

Berjalan sejauh 23 kilometer, Pramono Anung dan Hasto, cs berhenti di Kopi Klothok Menoreh untuk beristirahat. Tak lama kemudia, bersepeda kembali dilanjutkan. Sempat melewati Bendungan Ancol di Kalibawang, untuk mengarah kembali ke Jalan Sudirman, Kota Yogyakarta. "Lumayan, ditargetkan 102 kilometer total jaraknya," kata Hasto Kristiyanto saat minum kelapa Kopi Klothok Menoreh.

Hasto berbicara mengenai Yogyakarta, yang menurutnya adalah bauran sempurna sebagai kota revolusi, kota kebudayaan, pendidikan, dan pusat pengembangan kebudayaan Jawa. Sepanjang perjalanan, dirinya dan peserta rombongan bisa melihat langsung bagaimana kota itu mengedepankan nilai-nilai kultural penuh dengan kreativitas dan daya cipta.

"Hidup dalam tradisi kebudayaan ini membuktikan bagaimana Pancasila hidup dalam keseharian masyarakat Yogya. Masyarakatnya sangat toleran dan bergotong royong," ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2463 seconds (0.1#10.140)