Polisikan Akun Pemfitnah, Ustaz Adi Hidayat: Semuanya Sudah Kami Siapkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pendakwah Ustaz Adi Hidayat (UAH) bersiap melaporkan akun-akun media sosial yang diduga telah memfitnahnya terkait dengan penggalangan dana kemanusiaan untuk Palestina sebesar Rp30 miliar. Ustaz Adi Hidayat berhasil kumpulkan uang itu dalam waktu enam hari.
"Tim IT, jadi orang-orang yang sering mebuat iseng atau berniat sengaja menjatuhkan, atau misalnya mohon maaf ya membuat satu berita untuk mengesankan citra buruk, mendowngrade seseorang itu Insya Allah sudah ada jejak-jejaknya," tambahnya.
UAH tidak ingin di tengah kesulitan yang mendera bangsa ini karena pandemi Covid-19, masalah ekonomi, dan menciptakan stabilitas politik, ada akun-akun yang justru membuat gaduh serta menghambat proses bangsa untuk bangkit.
"Saya kira kita penting bersatu saya sampaikan ke seluruh murid saya di lapisan Sabang sampai Merauke, juga teman-teman yang satu chemistry kita semua bersinergi untuk bisa menghentikan hal-hal semacam ini," tuturnya.
"Saatnya kita hidup damai, tentram, bagi orang-orang yang mau kedamaian, tapi kalau masih ngeles, masih merasa biasa, masih tertawa-tawa dalam kesalahan yang tidak mau disadari, maka alangkah baiknya kita menegakan keadilan," sambungnya.
UAH pun yakin jika laporannya sudah masuk, maka Kepolisian akan memprosesnya secara baik dan profesional. Apalagi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengeluarkan tagline PRESISI. Ia juga meminta masyarakat tidak menduga-duga penanganan kasus ini.
"Karena ini sudah keterlaluan, ada akun (YouTube) Suara Istana seakan-akan orang persepsinya dari Istana, padahal kita kroscek ke Istana pun mengatakan ini tidak ada kaitan sama sekali tidak ada hubungan," tegas UAH.
Kemudian sambung Ustaz Adi Hidayat, ada konten-konten yang membenturkan dengan pemeluk agama lain, ini sudah bahaya situasinya, jadi walaupun disadari atau tidak motifnya, apapun diingatkan tidak klarifikasi, kemudian seakan ingin menguatkan.
"Kita tidak dalam konteks kuat-kuatan, kita dalam konteks menegakan hukum dan ini akan diuji di pengadilan. Sekali lagi tolong jangan siapkan materai karena saya sudah punya banyak materai," ungkapnya.
"Ini harus kita uji dengan baik seingga konstruksi hukunya jelas dan kita mendapatkan keadilan, dan pada akhirnya hal-hal semaca ini bisa hilang dari bumi Indonesia," tambah UAH.
Sebelumnya, UAH dan timnya berhasil menggalang donasi kurang lebih Rp30 miliar untuk rakyat Palestina. Penyaluran dana terbagi dalam tiga hal. Pertama, untuk memenuhi kebutuhan mendesak Palestina yang saat ini sedang di agresi oleh Israel.
Kedua, donasi tersebut telah diberikan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) lalu diberikan langsung untuk Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair al-Shun. Ketiga, donasi digunakan untuk mendukung pendidikan warga Palestina yang studi di Indonesia.
Namun demikian, donasi yang digalang UAH dan tim diduga mendapat ujaran bernuansa fitnah di media sosial. Materi fitnah tersebut berisi tidak semuanya donasi yang berhasil digalang UAH disalurkan untuk Palestina, atau dengan kata lain ditilap.
"Tim IT, jadi orang-orang yang sering mebuat iseng atau berniat sengaja menjatuhkan, atau misalnya mohon maaf ya membuat satu berita untuk mengesankan citra buruk, mendowngrade seseorang itu Insya Allah sudah ada jejak-jejaknya," tambahnya.
UAH tidak ingin di tengah kesulitan yang mendera bangsa ini karena pandemi Covid-19, masalah ekonomi, dan menciptakan stabilitas politik, ada akun-akun yang justru membuat gaduh serta menghambat proses bangsa untuk bangkit.
"Saya kira kita penting bersatu saya sampaikan ke seluruh murid saya di lapisan Sabang sampai Merauke, juga teman-teman yang satu chemistry kita semua bersinergi untuk bisa menghentikan hal-hal semacam ini," tuturnya.
"Saatnya kita hidup damai, tentram, bagi orang-orang yang mau kedamaian, tapi kalau masih ngeles, masih merasa biasa, masih tertawa-tawa dalam kesalahan yang tidak mau disadari, maka alangkah baiknya kita menegakan keadilan," sambungnya.
UAH pun yakin jika laporannya sudah masuk, maka Kepolisian akan memprosesnya secara baik dan profesional. Apalagi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengeluarkan tagline PRESISI. Ia juga meminta masyarakat tidak menduga-duga penanganan kasus ini.
"Karena ini sudah keterlaluan, ada akun (YouTube) Suara Istana seakan-akan orang persepsinya dari Istana, padahal kita kroscek ke Istana pun mengatakan ini tidak ada kaitan sama sekali tidak ada hubungan," tegas UAH.
Kemudian sambung Ustaz Adi Hidayat, ada konten-konten yang membenturkan dengan pemeluk agama lain, ini sudah bahaya situasinya, jadi walaupun disadari atau tidak motifnya, apapun diingatkan tidak klarifikasi, kemudian seakan ingin menguatkan.
"Kita tidak dalam konteks kuat-kuatan, kita dalam konteks menegakan hukum dan ini akan diuji di pengadilan. Sekali lagi tolong jangan siapkan materai karena saya sudah punya banyak materai," ungkapnya.
"Ini harus kita uji dengan baik seingga konstruksi hukunya jelas dan kita mendapatkan keadilan, dan pada akhirnya hal-hal semaca ini bisa hilang dari bumi Indonesia," tambah UAH.
Sebelumnya, UAH dan timnya berhasil menggalang donasi kurang lebih Rp30 miliar untuk rakyat Palestina. Penyaluran dana terbagi dalam tiga hal. Pertama, untuk memenuhi kebutuhan mendesak Palestina yang saat ini sedang di agresi oleh Israel.
Kedua, donasi tersebut telah diberikan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) lalu diberikan langsung untuk Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair al-Shun. Ketiga, donasi digunakan untuk mendukung pendidikan warga Palestina yang studi di Indonesia.
Namun demikian, donasi yang digalang UAH dan tim diduga mendapat ujaran bernuansa fitnah di media sosial. Materi fitnah tersebut berisi tidak semuanya donasi yang berhasil digalang UAH disalurkan untuk Palestina, atau dengan kata lain ditilap.
(maf)