Keterisian Tempat Tidur RS Rujukan Covid-19 Naik, Satgas: Alarm Sangat Keras
loading...
A
A
A
JAKARTA - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan pascalibur Lebaran Idul Fitri, keterisian tempat tidur di rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 dari 20 hingga 26 Mei 2021 mengalami kenaikan sebesar 14,2%.
Kenaikan keterisian tempat tidur ini paling banyak di 5 wilayah, yaitu DKI Jakarta naik 23,7%, Jawa Barat naik 20,3%, Jawa Tengah naik 23,13%, Banten naik 21,2% dan Daerah Istimewa Yogyakarta naik 18,18%.
Ketua Bidang Komunikasi Publik Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Hery Trianto mengatakan kenaikan keterisian tempat tidur RS rujukan Covid-19 hampir di semua provinsi tujuan mudik. “Kenaikan ini hampir di semua provinsi di Jawa, di daerah tujuan mudik. Dan juga di daerah Sumatera. Kenaikannya memang bervariasi. Tetapi sebenarnya sebelum Lebaran keterisian rumah sakit kita ini berada di titik terendah di 30-35%,” ungkap Hery dalma keterangannya, Senin (31/5/2021).
Akibat kenaikan keterisian tempat tidur di RS rujukan Covid-19 ini, Hery pun mengingatkan ini adalah alarm yang sangat keras akibat dari masyarakat yang tetap melaksanakan mudik meskipun telah dilarang. “Dengan terjadinya kenaikan ini, secara keseluruhan sebenarnya masih bisa diantisipasi. Kendati demikian ini adalah alarm yang sangat keras bagi kita semua bahwa apa yang terjadi dalam dua minggu terakhir ini kita sedang menuai hasilnya,” tegasnya.
Meskipun RS rujukan Covid-19 saat ini masih bisa menampung pasien positif. Namun, Hery menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan skenario jika terjadi kenaikan kasus yang eksponensial. “Kalau sejauh ini, jika melihat rasio keterisiannya, rumah sakit masih bisa menampung, cukup memadahi. Namun begitu, pemerintah juga menyiapkan sejumlah skenario jika terjadi kenaikan yang eksponensial,” paparnya.
Apalagi, kata Hery, dalam dua hari terakhir terjadi kenaikan kasus aktif lebih dari 3.000 orang. Sehingga 25% diantaranya memerlukan perawatan. “Dalam dua hari ini, juga jika diperhatikan kasus aktif kita naik lebih 3.000 kasus. Nah dari situ, 25% di antaranya itu memerlukan ruang perawatan. Jadi bisa dihitung sekitar 750 tempat tidur diperlukan dalam dua hari terakhir ini.”
“Dengan kasus aktif kita per kemarin 101.000 ya, mereka yang kemudian dirawat itu sekitar 25.000, maka ini perlu kita perhatikan. Karena kapasitas rumah sakit kita, tempat tidur itu ada sekitar 93.000 yang kemungkinan ini kita harus siapkan risikonya dalam beberapa minggu kedepan,” papar Hery.
Kenaikan keterisian tempat tidur ini paling banyak di 5 wilayah, yaitu DKI Jakarta naik 23,7%, Jawa Barat naik 20,3%, Jawa Tengah naik 23,13%, Banten naik 21,2% dan Daerah Istimewa Yogyakarta naik 18,18%.
Ketua Bidang Komunikasi Publik Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Hery Trianto mengatakan kenaikan keterisian tempat tidur RS rujukan Covid-19 hampir di semua provinsi tujuan mudik. “Kenaikan ini hampir di semua provinsi di Jawa, di daerah tujuan mudik. Dan juga di daerah Sumatera. Kenaikannya memang bervariasi. Tetapi sebenarnya sebelum Lebaran keterisian rumah sakit kita ini berada di titik terendah di 30-35%,” ungkap Hery dalma keterangannya, Senin (31/5/2021).
Akibat kenaikan keterisian tempat tidur di RS rujukan Covid-19 ini, Hery pun mengingatkan ini adalah alarm yang sangat keras akibat dari masyarakat yang tetap melaksanakan mudik meskipun telah dilarang. “Dengan terjadinya kenaikan ini, secara keseluruhan sebenarnya masih bisa diantisipasi. Kendati demikian ini adalah alarm yang sangat keras bagi kita semua bahwa apa yang terjadi dalam dua minggu terakhir ini kita sedang menuai hasilnya,” tegasnya.
Meskipun RS rujukan Covid-19 saat ini masih bisa menampung pasien positif. Namun, Hery menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan skenario jika terjadi kenaikan kasus yang eksponensial. “Kalau sejauh ini, jika melihat rasio keterisiannya, rumah sakit masih bisa menampung, cukup memadahi. Namun begitu, pemerintah juga menyiapkan sejumlah skenario jika terjadi kenaikan yang eksponensial,” paparnya.
Apalagi, kata Hery, dalam dua hari terakhir terjadi kenaikan kasus aktif lebih dari 3.000 orang. Sehingga 25% diantaranya memerlukan perawatan. “Dalam dua hari ini, juga jika diperhatikan kasus aktif kita naik lebih 3.000 kasus. Nah dari situ, 25% di antaranya itu memerlukan ruang perawatan. Jadi bisa dihitung sekitar 750 tempat tidur diperlukan dalam dua hari terakhir ini.”
“Dengan kasus aktif kita per kemarin 101.000 ya, mereka yang kemudian dirawat itu sekitar 25.000, maka ini perlu kita perhatikan. Karena kapasitas rumah sakit kita, tempat tidur itu ada sekitar 93.000 yang kemungkinan ini kita harus siapkan risikonya dalam beberapa minggu kedepan,” papar Hery.
(cip)