Presiden PKS Kritik Para Buzzer yang Usung Narasi Perpecahan

Senin, 31 Mei 2021 - 01:01 WIB
loading...
Presiden PKS Kritik...
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengkritik aktivitas para pendengung (buzzer) yang selalu membangun narasi perpecahan di antara anak bangsa. SINDOnews/R Ratna Purnama
A A A
DEPOK - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengkritik aktivitas para pendengung (buzzer) yang selalu membangun narasi perpecahan di antara anak bangsa. Menurut dia, saat ini ada persoalan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keakraban yang mencari ciri khas bangsa ini dirusak dan terusik, terutama lewat narasi para pendengung (buzzer) yang membelah publik.

“Akal sehat kita sebagai manusia rasional tak lagi bisa bernalar. Di tengah-tengah masyarakat yang masih terbelah, ada narasi yang seolah-olah ingin membenturkan sesama anak bangsa, narasi provokatif yang mencederai kerukunan hidup sesama anak bangsa," katanya dalam pidato politik puncak HUT ke-19 PKS dan Halalbihalal Nasional di Kota Depok, Minggu (30/5/2021).

Syaikhu merasakan akhir-akhir ini ada propaganda yang begitu bising dilantangkan oleh para pendengung bahwa menjadi seorang Muslim yang taat itu tidak bisa sekaligus menjadi warga negara yang taat. Menjadi seorang religius tidak bisa menjadi seorang nasionalis.

“Atas nama nasionalisme, mereka sematkan stigma radikalisme kepada sesama anak bangsa. Atas nama Pancasila, mereka sematkan tuduhkan ekstremisme kepada sesama warga negara," imbuhnya. (Baca juga; Pidato Milad Ke-19, Presiden PKS Singgung Korupsi dan Kisruh KPK )

Syaikhu mengungkapkan para pendiri bangsa sudah meletakkan konsensus dasar bernegara sebagai alat persatuan. Namun, para pendengung terus menyalahgunakan hal itu sebagai instrumen untuk memecah belah persatuan.

"Bukankah para pendiri Bangsa, Soekarno-Hatta, telah meletakkan dasar-dasar konsensus bernegara, sebagai alat untuk mempersatukan bangsa? Pancasila lahir sebagai common platform, kalimatun sawa, seluruh bangsa Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Rote,” tegasnya.

Hari-hari ini, lanjut Syaikhu, dia menyaksikan Pancasila tidak lagi menjadi konsensus pemersatu bangsa sebagaimana dicontohkan para pendiri bangsa. Pancasila telah disalahgunakan sebagai instrumen kekuasaan untuk memecah belah persatuan bangsa.

“Atas nama Pancasila, hegemoni kekuasaan merusak kehangatan percakapan warga negara, mengadu domba sehingga terjadi keterbelahan yang semakin menganga," pungkasnya. (Baca juga; PDIP Ogah Koalisi dengan PKS, Ahmad Syaikhu Ajak Kader Semangat Raih Kemenangan 2024 )
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1719 seconds (0.1#10.140)