Relawan Jokowi Dukung Ganjar, Yakin Megawati Tak Bakal Melawan Rakyat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jokowi Mania Nusantara (Joman), salah satu kelompok relawan Presiden Jokowi , menyatakan dukungan kepada Ganjar Pranowo dalam prahara di internal PDIP. Ketua Umum Joman Immanuel Ebnezer menilai gubernur Jawa Tengah itu sealam ini telah memperlihatkan kerja nyata yang hasilnya juga dirasakan warganya.
"Ada sesuatu yang hari ini tren di masyarakat bahwa sosok Ganjar adalah sosok yang bisa dilihat dan dirasakan oleh masyarakat. Pertama, dia kerjanya bisa dirasakan, ini yang menjadi pertimbangan kita untuk, mohon maaf bang Effendi Simbolon, dengan segala hormat abang aku ini yang luar biasa, kita mendukung Ganjar untuk 2024," kata Immanuel dalam webinar yang bertajuk Puan Iri Hati atau Ganjar Tak Tahu Diri di kanal Youtube salah satu media daring, Minggu (30/5/2021).
Immanuel menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki kepentingan apa-apa dan juga tidak mau terjebak dengan persoalan internal partai. Karena bagaimanapun, pihaknya tahu track record Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menurutnya, Megawati adalah sosok pimpinan partai yang tidak ada tandingan dengan pengalamannya sangat luas. Dia pun yakin bahwa Mega tidak akan melawan kehendak rakyat terkait Ganjar. "Beliau itu sosok perempuan tangguh, bu Mega tidak mau melawan kehendak rakyat," ujarnya.
Soal Ganjar yang dinilai tidak komunikatif dan interaktif di internal PDIP, Immanuel menuturkan bahwa yang tahu cuma internal PDIP. Tapi faktanya hari ini, bahkan sudah melakukan crosscheck di lapangan bahwa Ganjar adalah sosok yang bisa dilihat dan bisa dirasakan kerjanya. Kemudian, Puan Maharani mengkritik bahwa pemimpin yang baik harus ada di lapangan, di tengah rakyat, bukan di media sosial (media sosial).
"Medsos itu sarana untuk menyampaikan, mempromosikan kerja-kerja beliau yang lebih aktual. Artinya beliau coba memblast itu lewat Twitter, Instagram dan Facebooknya itu lebih mudah," terang Immanuel.
Dia pun mengingatkan soal teguran PDIP terhadap Ganjar yang berbasis sinisme politik itu nerbahaya sekali. Jadi, jangan karena tidak melek medsos kemudian ada orang yang punya kemampuan di mesos dirundung (bully). Jangan karena kebodohan sendiri lantas menyebut orang lain bodoh, itu tidak baik juga.
"Hari ini juga kan banyak politisi-politisi di Indonesia ini masih budayanya budaya lama, yang coba menyampaikan program-program politik dan kerjanya melalui media mainstream. Hari ini kan ada sarana baru lagi," ujar dia.
"Ada sesuatu yang hari ini tren di masyarakat bahwa sosok Ganjar adalah sosok yang bisa dilihat dan dirasakan oleh masyarakat. Pertama, dia kerjanya bisa dirasakan, ini yang menjadi pertimbangan kita untuk, mohon maaf bang Effendi Simbolon, dengan segala hormat abang aku ini yang luar biasa, kita mendukung Ganjar untuk 2024," kata Immanuel dalam webinar yang bertajuk Puan Iri Hati atau Ganjar Tak Tahu Diri di kanal Youtube salah satu media daring, Minggu (30/5/2021).
Immanuel menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki kepentingan apa-apa dan juga tidak mau terjebak dengan persoalan internal partai. Karena bagaimanapun, pihaknya tahu track record Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menurutnya, Megawati adalah sosok pimpinan partai yang tidak ada tandingan dengan pengalamannya sangat luas. Dia pun yakin bahwa Mega tidak akan melawan kehendak rakyat terkait Ganjar. "Beliau itu sosok perempuan tangguh, bu Mega tidak mau melawan kehendak rakyat," ujarnya.
Soal Ganjar yang dinilai tidak komunikatif dan interaktif di internal PDIP, Immanuel menuturkan bahwa yang tahu cuma internal PDIP. Tapi faktanya hari ini, bahkan sudah melakukan crosscheck di lapangan bahwa Ganjar adalah sosok yang bisa dilihat dan bisa dirasakan kerjanya. Kemudian, Puan Maharani mengkritik bahwa pemimpin yang baik harus ada di lapangan, di tengah rakyat, bukan di media sosial (media sosial).
"Medsos itu sarana untuk menyampaikan, mempromosikan kerja-kerja beliau yang lebih aktual. Artinya beliau coba memblast itu lewat Twitter, Instagram dan Facebooknya itu lebih mudah," terang Immanuel.
Dia pun mengingatkan soal teguran PDIP terhadap Ganjar yang berbasis sinisme politik itu nerbahaya sekali. Jadi, jangan karena tidak melek medsos kemudian ada orang yang punya kemampuan di mesos dirundung (bully). Jangan karena kebodohan sendiri lantas menyebut orang lain bodoh, itu tidak baik juga.
"Hari ini juga kan banyak politisi-politisi di Indonesia ini masih budayanya budaya lama, yang coba menyampaikan program-program politik dan kerjanya melalui media mainstream. Hari ini kan ada sarana baru lagi," ujar dia.