PDIP Ogah Koalisi dengan PKS karena Beda Ideologi, Pengamat Sebut Sebuah Kemunduran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Soal ideologi menjadi dasar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan bahwa partainya tidak akan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Pilpres 2024. Menurut pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Robi Nurhadi, itu sebuah kemunduran dalam konteks pembangunan politik di Indonesia.
"Pertarungan ideologi akan membawa Indonesia pada level negara berkembang. Indonesia harus menggeser pertarungan ideologi ke pertarungan strategi pembangunan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik," kata Robi kepada SINDOnews, Sabtu (29/5/2021).
Menurut Robi, dalam berbagai riset, termasuk yang pernah dilakukan LIPI, memperlihatkan bahwa riskan bagi suatu negara termasuk Indonesia apabila masih bergulat dalam pertarungan ideologi. Narasi ideologi hanya akan membuat garis konflik semakin menebal dan berbahaya karena akan mengancam stabilitas politik dan keamanan.
"Jadi, sudahilah pertarungan ideologi di Indonesia. Semua parpol di Indonesia sudah berasaskan Pancasila. Klaim seakan suatu partai yang paling Pancasilais hanya akan menuai antipati sebab pada era sosmed kini masyarakat sudah mudah untuk menilai siapa yang mengamalkan Pancasila dan siapa yang hanya menjadikan Pancasila sebagai jargon," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, PDIP dipastikan tidak akan membuka peluang untuk berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat dalam pencalonan presiden di Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam diskusi bertajuk 'Membaca Dinamika Partai & Soliditas Koalisi Menuju 2024'. Dalam kesempatan itu, dia menegaskan bahwa partainya memiliki ideologi dan basis massa yang berbeda dengan kedua partai tersebut.
"Ya koalisi bagi PDIP kerja sama politik itu basisnya harus ideologi. PDIP berbeda dengan PKS karena basis ideologinya berbeda, sehingga sangat sulit untuk melakukan koalisi dengan PKS. Itu saya tegaskan sejak awal," kata Hasto dalam diskusi yang digelar secara daring, Jumat (28/5/2021).
"Pertarungan ideologi akan membawa Indonesia pada level negara berkembang. Indonesia harus menggeser pertarungan ideologi ke pertarungan strategi pembangunan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik," kata Robi kepada SINDOnews, Sabtu (29/5/2021).
Menurut Robi, dalam berbagai riset, termasuk yang pernah dilakukan LIPI, memperlihatkan bahwa riskan bagi suatu negara termasuk Indonesia apabila masih bergulat dalam pertarungan ideologi. Narasi ideologi hanya akan membuat garis konflik semakin menebal dan berbahaya karena akan mengancam stabilitas politik dan keamanan.
"Jadi, sudahilah pertarungan ideologi di Indonesia. Semua parpol di Indonesia sudah berasaskan Pancasila. Klaim seakan suatu partai yang paling Pancasilais hanya akan menuai antipati sebab pada era sosmed kini masyarakat sudah mudah untuk menilai siapa yang mengamalkan Pancasila dan siapa yang hanya menjadikan Pancasila sebagai jargon," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, PDIP dipastikan tidak akan membuka peluang untuk berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat dalam pencalonan presiden di Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam diskusi bertajuk 'Membaca Dinamika Partai & Soliditas Koalisi Menuju 2024'. Dalam kesempatan itu, dia menegaskan bahwa partainya memiliki ideologi dan basis massa yang berbeda dengan kedua partai tersebut.
"Ya koalisi bagi PDIP kerja sama politik itu basisnya harus ideologi. PDIP berbeda dengan PKS karena basis ideologinya berbeda, sehingga sangat sulit untuk melakukan koalisi dengan PKS. Itu saya tegaskan sejak awal," kata Hasto dalam diskusi yang digelar secara daring, Jumat (28/5/2021).
(zik)