Wakil Ketua MPR: Karena Paham Kebangsaan, Alumni Cipayung Bersatu untuk Palestina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengatakan bahwa karena paham kebangsaan, para pentolan alumni Cipayung Bersatu untuk Palestina. Menurut Ketua Umum Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Ketum PA GMNI) ini, paham kebangsaan menyatukan perbedaan yang ada.
"Dalam ikatan kebangsaan, tidak ada lagi perbedaan agama, suku, partai politik, dan ideologi," kata pria yang akrab disapa Basarah ini usai acara Silaturahmi Kebangsaan Kelompok Cipayung, Rabu (26/5/2021).
Ikatan kebangsaan itu, kata Basarah, menjadi perekat bagi Alumni Kelompok Cipayung untuk berbuat bagi Palestina. Paham kebangsaan terikat pada aturan konstitusi yang berlaku di Indonesia.
Baca juga: BAZNAS Siap Galang Dana Ringankan Beban Bangsa Palestina
Konstitusi Indonesia juga mengamanatkan Indonesia untuk aktif mewujudkan perdamaian dunia. Salah satunya adalah dengan cara membantu persoalan Palestina.
Organisasi Alumni Cipayung akan mengumpulkan bantuan kemanusiaan bagi Palestina. "Setelah pertemuan ini, para Sekjen akan membahas bagaimana teknis pengumpulan dan penyaluran bantuan," ujar pria lulusan SMA Negeri 36 Rawamangun ini.
Karena persoalan kebangsaan, maka bantuan yang nanti terkumpul akan diberikan melalui jalur negara.
Bantuan nanti bisa diserahkan melalui Dubes, setelah Alumni Cipayung mendapakan arahan dari Kementerian Luar Negeri.
Baca juga: Tegas! Ustaz Adi Hidayat Siap Bawa Penyebar Fitnah Donasi Palestina ke Jalur Hukum
Bantuan diserahkan melalui jalur negara untuk menghindari salah alamat. "Karena di Palestina juga banyak faksi faksi yang masih bertikai. Jadi kita tidak mau salah alamat," ujar pria yang pernah kuliah di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta ini.
Sementara itu, Kordinator Presidium (Korpres) MN KAHMI Viva Yoga Mauladi juga menyatakan hal tak jauh berbeda. Yoga, panggilan akrab Korpres MN KAHMI ini, mengatakan organisasi Alumni Cipayung ini diikat dalam semangat kebangsaan.
"Kita terus merajut paham kebangsaan, dalam kegiatan Alumni Kelompok Cipayung ini," ujar politikus PAN ini.
Menurut Yoga, persoalan Palestina bukan merupakan masalah agama tapi kemanusiaan. Ia juga memuji sikap pemerintah Indonesia yang selalu konsisten terhadap masalah Palestina ini. "Dari pemerintahan Bung Karno sampai Pak Jokowi, tetap konsisten. Tetap tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel," ujar Yoga dengan antusias.
Ia pun dengan semangat mengutip pernyataan Bung Karno. "Selama Bangsa Palestina belum dipimpin oleh orang-orang Palestina. Maka selama itu pula, Bangsa Indonesia akan terus melawan Israel," tutur Yoga mengutip Bung Karno.
Namun Yoga juga berharap, agar faksi faksi yang ada di Palestina bersatu. "Janganlah menggunakan sentimen keagamaan, untuk mendukung kepentingan faksi faksi di Palestina," ujarnya.
Selain Yoga dan Basarah, beberapa pentolan organisasi Alumni Cipayung juga hadir. Hadir juga Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Sekjen IKA PMII), Hanif Dhakiri. Sekjen Pengurus Nasional Perkumpulan Senior Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PNPS GMKI) Sahat Sinaga juga hadir.
Tak Ketinggalan, Hermawi Taslim, Ketum Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Kristen Indonesia (Forkoma PMKRI) juga hadir. Acara dengan tajuk "Silahturahmi Kebangsaan dan Kordinasi Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina" berlangsung hangat dan menarik. Acara itu sendiri dipandu oleh Sekjen MN KAHMI, Manimbang Kahariady.
"Dalam ikatan kebangsaan, tidak ada lagi perbedaan agama, suku, partai politik, dan ideologi," kata pria yang akrab disapa Basarah ini usai acara Silaturahmi Kebangsaan Kelompok Cipayung, Rabu (26/5/2021).
Ikatan kebangsaan itu, kata Basarah, menjadi perekat bagi Alumni Kelompok Cipayung untuk berbuat bagi Palestina. Paham kebangsaan terikat pada aturan konstitusi yang berlaku di Indonesia.
Baca juga: BAZNAS Siap Galang Dana Ringankan Beban Bangsa Palestina
Konstitusi Indonesia juga mengamanatkan Indonesia untuk aktif mewujudkan perdamaian dunia. Salah satunya adalah dengan cara membantu persoalan Palestina.
Organisasi Alumni Cipayung akan mengumpulkan bantuan kemanusiaan bagi Palestina. "Setelah pertemuan ini, para Sekjen akan membahas bagaimana teknis pengumpulan dan penyaluran bantuan," ujar pria lulusan SMA Negeri 36 Rawamangun ini.
Karena persoalan kebangsaan, maka bantuan yang nanti terkumpul akan diberikan melalui jalur negara.
Bantuan nanti bisa diserahkan melalui Dubes, setelah Alumni Cipayung mendapakan arahan dari Kementerian Luar Negeri.
Baca juga: Tegas! Ustaz Adi Hidayat Siap Bawa Penyebar Fitnah Donasi Palestina ke Jalur Hukum
Bantuan diserahkan melalui jalur negara untuk menghindari salah alamat. "Karena di Palestina juga banyak faksi faksi yang masih bertikai. Jadi kita tidak mau salah alamat," ujar pria yang pernah kuliah di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta ini.
Sementara itu, Kordinator Presidium (Korpres) MN KAHMI Viva Yoga Mauladi juga menyatakan hal tak jauh berbeda. Yoga, panggilan akrab Korpres MN KAHMI ini, mengatakan organisasi Alumni Cipayung ini diikat dalam semangat kebangsaan.
"Kita terus merajut paham kebangsaan, dalam kegiatan Alumni Kelompok Cipayung ini," ujar politikus PAN ini.
Menurut Yoga, persoalan Palestina bukan merupakan masalah agama tapi kemanusiaan. Ia juga memuji sikap pemerintah Indonesia yang selalu konsisten terhadap masalah Palestina ini. "Dari pemerintahan Bung Karno sampai Pak Jokowi, tetap konsisten. Tetap tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel," ujar Yoga dengan antusias.
Ia pun dengan semangat mengutip pernyataan Bung Karno. "Selama Bangsa Palestina belum dipimpin oleh orang-orang Palestina. Maka selama itu pula, Bangsa Indonesia akan terus melawan Israel," tutur Yoga mengutip Bung Karno.
Namun Yoga juga berharap, agar faksi faksi yang ada di Palestina bersatu. "Janganlah menggunakan sentimen keagamaan, untuk mendukung kepentingan faksi faksi di Palestina," ujarnya.
Selain Yoga dan Basarah, beberapa pentolan organisasi Alumni Cipayung juga hadir. Hadir juga Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Sekjen IKA PMII), Hanif Dhakiri. Sekjen Pengurus Nasional Perkumpulan Senior Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PNPS GMKI) Sahat Sinaga juga hadir.
Tak Ketinggalan, Hermawi Taslim, Ketum Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Kristen Indonesia (Forkoma PMKRI) juga hadir. Acara dengan tajuk "Silahturahmi Kebangsaan dan Kordinasi Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina" berlangsung hangat dan menarik. Acara itu sendiri dipandu oleh Sekjen MN KAHMI, Manimbang Kahariady.
(abd)