Satu Pegawai KPK Berlabel Merah Diselamatkan untuk Dibina Jadi ASN

Jum'at, 28 Mei 2021 - 17:34 WIB
loading...
Satu Pegawai KPK Berlabel Merah Diselamatkan untuk Dibina Jadi ASN
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron mengungkapkan bahwa ada satu pegawai yang berlabel merah diangkat agar bisa dibina dan memiliki peluang menjadi aparatur sipil negara (ASN).

Label merah dalam hal ini yakni pegawai KPK dianggap tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK). Satu orang yang diangkat itu menjadi bagian dari 24 pegawai KPK yang tak lolos TWK masuk kategori pembinaan.

Telah disimpulkan juga bahwa pegawai yang tak lolos TWK kemungkinan besar bakal diberhentikan oleh pimpinan KPK. Sedangkan dua label warna lainnya yakni kuning dan hijau otomatis para pegawai yang mendapatkan label itu lolos jadi ASN.

Baca juga: Akibat Dipecat, Salah Satu Pegawai KPK Buka Suara. Simak di iNews Room Jumat Pukul 18.00 WIB

"Yang kuning dan hijau kami angkat, yang merah kami angkat satu, artinya ada tujuh item yang merah, satu kita angkat akhirnya kemudian mampu menambah menjadi 24 bisa dibina," ujar Ghufron dalam keterangannya, Jumat (28/5/2021).

Ghufron mengungkapkan bahwa proses pembinaan 24 pegawai dari 75 pegawai yang tak lolos itu bakal dilakukan pembinaan dengan beberapa pihak. "Jadi ada proses pembinaan, dan kami akan bekerja sama dengan Kemenhan untuk lakukan pembinaan wawasan kebangsaan," katanya.

Padahal, lanjut Ghufron, pihaknya mengklaim telah berusaha maksimal untuk menyelamatkan 75 Pegawai KPK yang tak lolos TWK. Namun, pihaknya hanya berhasil menyelamatkan 24 pegawai saja dan akan dibina terlebih dahulu.

Baca juga: Prof Romli Soal TWK ASN di KPK: Pegawai yang Lolos Wajib Merah Putih

"Untuk itu kami melakukan koordinasi di BKN, tetapi sekali lagi dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf ternyata yang masih bisa dinego kan hanya 24, bahwa kemudian seandainya 24 enggak mau dibina, kami enggak bisa berandai-andai kalau tidak mau, tapi kami akan nanti menunggu faktanya saja," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2795 seconds (0.1#10.140)