Connie Diminta Buka Dugaan Mafia Alutsista Mr M Lewat Partainya di DPR
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie dinilai seharusnya membuka dugaan mafia alat sistem persenjataan (Alutsista) berinisial Mr M melalui perwakilan partainya di Parlemen. Pasalnya, Connie belakangan diketahui sebagai Anggota Dewan Pakar DPP Partai Nasdem , partai politik besutan Surya Paloh.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menilai sulit melihat objektivitas dari pernyataan Connie Rahakundini Bakrie tentang pertahanan termasuk dugaan adanya Mr M jadi mafia alutsista. Karena, kata Ujang, Connie telah menjadi bagian dari Partai Nasdem sekalipun aktif menyelami isu-isu pertahanan.
"Soal posisi pengamat, ya, pengamat saja, enggak usah berpartai gitu, ya. Kalau berpartai, pengamatnya, ya ditinggalkan sehingga perspektifnya, agar pendapatnya, pandangan-pandangannya objektif," ujarnya dihubungi wartawan, Kamis (27/5/2021).
"Seperti pengamat kayak saya memilih untuk tidak berpartai. Kecuali kalau saya ingin memihak, jika saya ingin berpartai, ya sudah (posisi) pengamat saya hilang," sambung Ujang yang juga sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini.
Jika kondisinya seperti sekarang, menjadi pengamat dan politikus pada saat bersamaan maka orang cenderung melihat pernyataan Connie sarat pesanan. "Akhirnya ketahuan, terbuka kan, sesungguhnya ada pesanan tertentu," tuturnya.
Ujang berpendapat Connie seharusnya membuka masalah tersebut melalui saluran-saluran partainya jika memang bertujuan membongkar praktik lancung dalam pengadaan alutsista. Yakni, misalnya melalui perwakilan Nasdem di Komisi I DPR.
"Angkat saja kasusnya di partainya, ya kan? Dorong saja di DPR untuk buka kasus itu. Berani tidak? Nah, itu lebih (menunjukkan sikap) seorang kesatria. Persoalannya, jangan-jangan partai sendirinya dapat (proyek alutsista)," tandasnya.
Dia pun mendorong pakar seperti Connie agar agar objektif melihat permasalahan, hal tersebut merupakan marwah bagi seorang pengamat. "Mestinya dijaga roh, marwah sebagai pengamat. Itu (pernyataan Connie tentang mafia alutsista berarti) memilih untuk memihak."
"Saya juga suatu saat kalau berpartai (pasti akan) memihak, (status) saya hilang (sebagai) pengamatnya. Itu saja sebenarnya. Kalau seperti ini, pandangannya (Connie) subjektif walaupun bisa saja benar omongannya. Ini yang menjadi persoalan," imbuhnya.
Sekadar diketahui sebelumnya, Connie membeberkan dugaan adanya mafia alutsista berinisial Mr M. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto belakangan meminta Connie melapor ataupun terbuka soal sosok Mr M.
Dia juga mempertanyakan rencana modernisasi Alpalhankam selama 25 tahun yang sedang disusun pemerintah. Dia berpendapat angka untuk modernisasi alutsista RI terlalu besar.
Di lain sisi, Connie belakangan diketahui menjabat Anggota Dewan Pakar DPP Nasdem. Selain Connie, anggota dari dewan pakar tersebut di antaranya Duta Besar (Dubes) RI untuk Tanzania Ratlan Pardede, Dubes RI untuk Ekuador Dhinie Tjokro, Eks Dubes RI untuk Bulgaria, Astari Rasyid, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Hayono Isman, dan Peter Gontha. Dewan Pakar DPP Nasdem itu diketuai oleh Siti Nurbaya Bakar.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menilai sulit melihat objektivitas dari pernyataan Connie Rahakundini Bakrie tentang pertahanan termasuk dugaan adanya Mr M jadi mafia alutsista. Karena, kata Ujang, Connie telah menjadi bagian dari Partai Nasdem sekalipun aktif menyelami isu-isu pertahanan.
"Soal posisi pengamat, ya, pengamat saja, enggak usah berpartai gitu, ya. Kalau berpartai, pengamatnya, ya ditinggalkan sehingga perspektifnya, agar pendapatnya, pandangan-pandangannya objektif," ujarnya dihubungi wartawan, Kamis (27/5/2021).
"Seperti pengamat kayak saya memilih untuk tidak berpartai. Kecuali kalau saya ingin memihak, jika saya ingin berpartai, ya sudah (posisi) pengamat saya hilang," sambung Ujang yang juga sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini.
Jika kondisinya seperti sekarang, menjadi pengamat dan politikus pada saat bersamaan maka orang cenderung melihat pernyataan Connie sarat pesanan. "Akhirnya ketahuan, terbuka kan, sesungguhnya ada pesanan tertentu," tuturnya.
Ujang berpendapat Connie seharusnya membuka masalah tersebut melalui saluran-saluran partainya jika memang bertujuan membongkar praktik lancung dalam pengadaan alutsista. Yakni, misalnya melalui perwakilan Nasdem di Komisi I DPR.
"Angkat saja kasusnya di partainya, ya kan? Dorong saja di DPR untuk buka kasus itu. Berani tidak? Nah, itu lebih (menunjukkan sikap) seorang kesatria. Persoalannya, jangan-jangan partai sendirinya dapat (proyek alutsista)," tandasnya.
Dia pun mendorong pakar seperti Connie agar agar objektif melihat permasalahan, hal tersebut merupakan marwah bagi seorang pengamat. "Mestinya dijaga roh, marwah sebagai pengamat. Itu (pernyataan Connie tentang mafia alutsista berarti) memilih untuk memihak."
"Saya juga suatu saat kalau berpartai (pasti akan) memihak, (status) saya hilang (sebagai) pengamatnya. Itu saja sebenarnya. Kalau seperti ini, pandangannya (Connie) subjektif walaupun bisa saja benar omongannya. Ini yang menjadi persoalan," imbuhnya.
Sekadar diketahui sebelumnya, Connie membeberkan dugaan adanya mafia alutsista berinisial Mr M. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto belakangan meminta Connie melapor ataupun terbuka soal sosok Mr M.
Dia juga mempertanyakan rencana modernisasi Alpalhankam selama 25 tahun yang sedang disusun pemerintah. Dia berpendapat angka untuk modernisasi alutsista RI terlalu besar.
Di lain sisi, Connie belakangan diketahui menjabat Anggota Dewan Pakar DPP Nasdem. Selain Connie, anggota dari dewan pakar tersebut di antaranya Duta Besar (Dubes) RI untuk Tanzania Ratlan Pardede, Dubes RI untuk Ekuador Dhinie Tjokro, Eks Dubes RI untuk Bulgaria, Astari Rasyid, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Hayono Isman, dan Peter Gontha. Dewan Pakar DPP Nasdem itu diketuai oleh Siti Nurbaya Bakar.
(kri)