BNPB Sebut Gerhana Bulan Total yang Terjadi di Indonesia Alami 7 Fase
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat di Indonesia disuguhi fenomena astronomi berupa gerhana bulan total pada Rabu (26/5/2021) petang. Gerhana kali ini juga disebut sebagai Bulan Merah Super atau Super Blood Moon.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gerhana hari ini memiliki tujuh fase. Fase pertama adalah penumbra yang mulai berlangsung sejak pukul 15.46 WIB.
Di fase penumbra, hanya wilayah Papua saja yang dapat mengamati. Kemudian, pada fase kedua yang bernama awal fase sebagian berlangsung pukul 16.44 WIB dan wilayah yang bisa mengamati mayoritas adalah Indonesia bagian timur, NTT, serta Pulau Sulawesi bagian timur.
Berlanjut pada yang dinamakan awalp fase total, berlangsung sekira pukul 18.09 WIB. Seluruh wilayah Indonesia dapat memantau kondisi tersebut, kecuali sebagian Riau, sebagian Sumatera Barat, sebagian Sumatera Utara, dan Aceh.
Sembilan menit berselang, tepatnya 18.18 WIB, gerhana memasuki fase puncak gerhana. Sama seperti awal fase total, seluruh wilayah Indonesia dapat memantau kondisi tersebut, kecuali sebagian Riau, sebagian Sumatera Barat, sebagian Sumatera Utara, dan Aceh.
Gerhana akan mulai memasuki akhir fase sebagian pada pukul 19.52 WIB. Seluruh wilayah Indonesia dipastikan bisa ikut mengamati.
Akhir fase penumbra, yang merupakan fase terakhir berlangsung pada pukul 20.51 WIB. Dimana seluruh wikayah Indonesia dapat mengamati fase tersebut.
Sementara itu, Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly menuturkan bahwasanya peristiwa gerhana bulan ini sangat spesial. Pasalnya, kejadian ini akan terjadi lagi pada 2023. Baca juga: Lakukan Pengamatan di Bandung, Gerhana Bulan Total Terpantau Cukup Jelas
"Fenomena ini sangat langka ya, itu 2033 baru akan terjadi lagi," ujarnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gerhana hari ini memiliki tujuh fase. Fase pertama adalah penumbra yang mulai berlangsung sejak pukul 15.46 WIB.
Di fase penumbra, hanya wilayah Papua saja yang dapat mengamati. Kemudian, pada fase kedua yang bernama awal fase sebagian berlangsung pukul 16.44 WIB dan wilayah yang bisa mengamati mayoritas adalah Indonesia bagian timur, NTT, serta Pulau Sulawesi bagian timur.
Berlanjut pada yang dinamakan awalp fase total, berlangsung sekira pukul 18.09 WIB. Seluruh wilayah Indonesia dapat memantau kondisi tersebut, kecuali sebagian Riau, sebagian Sumatera Barat, sebagian Sumatera Utara, dan Aceh.
Sembilan menit berselang, tepatnya 18.18 WIB, gerhana memasuki fase puncak gerhana. Sama seperti awal fase total, seluruh wilayah Indonesia dapat memantau kondisi tersebut, kecuali sebagian Riau, sebagian Sumatera Barat, sebagian Sumatera Utara, dan Aceh.
Gerhana akan mulai memasuki akhir fase sebagian pada pukul 19.52 WIB. Seluruh wilayah Indonesia dipastikan bisa ikut mengamati.
Akhir fase penumbra, yang merupakan fase terakhir berlangsung pada pukul 20.51 WIB. Dimana seluruh wikayah Indonesia dapat mengamati fase tersebut.
Sementara itu, Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly menuturkan bahwasanya peristiwa gerhana bulan ini sangat spesial. Pasalnya, kejadian ini akan terjadi lagi pada 2023. Baca juga: Lakukan Pengamatan di Bandung, Gerhana Bulan Total Terpantau Cukup Jelas
"Fenomena ini sangat langka ya, itu 2033 baru akan terjadi lagi," ujarnya.
(kri)