AHY Peduli-Pandutani Indonesia Gagas Kampung Patani di 80.000 Desa

Selasa, 25 Mei 2021 - 18:14 WIB
loading...
AHY Peduli-Pandutani Indonesia Gagas Kampung Patani di 80.000 Desa
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono bersama pengurus Pandu Tani Indonesia (Patani). Foto/SINDOnews/Hendri Irawan
A A A
JAKARTA - Kampanye kepedulian terhadap dunia pertanian digelorakan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) .

Mengusung tagline "AHY Peduli", putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini berkolaborasi dengan lembaga Pandu Tani Indonesia (Patani) menggagas pembentukan Kampung Patani di 80.000 desa di Indonesia.

Sebagai langkah awal, AHY direncanakan meluncurkan Kampung Patani di Desa Cimande, Jawa Barat, pada 12 Juni 2021. Lokasi ini juga nantinya sebagai Pentagon atau Pusat Pengendali Nasional (PPN) Kampung Patani, yang berfungsi untuk menghimpun data dan informasi sebagai bahan evaluasi atas kinerja Kampung Patani di seluruh Indonesia.

Ada lima Kampung Patani di daerah yang nantinya bersamaan ikut di-launching, yakni di Ogan Ilir, Sumatera Selatan; di Maros, Sulawesi Selatan; Ternate, Maluku Utara; Malinau, Kalimantan Utara; dan di Bangka Belitung.

Menurut AHY, Kampung Patani ide brilian untuk mengeksplorasi dan mengetahui langsung apa-apa yang dibutuhkan oleh masyarakat paling bawah. Apalagi, di masa pandemi sekarang ini mereka makin tertekan dan masuk jurang kemiskinan baru. Kelompok masyarakat ini, seperti petani, nelayan, dan pelaku UMKM tentunya butuh perhatian, dan ini menjadi tugas kita bersama untuk membantu mereka yang membutuhkan.

"Saya sangat apresiasi semangat orang-orang yang peduli dengan pertanian, perikanan, dan pelaku UMKM. Konsep Kampung Patani ini akan menjadi luar biasa dan riil jika dilakukan bersama-sama. Membangun semangat, berkolaborasi, sesuai dengan kemampuan kita masing-masing," tutur AHY saat beraudiensi dengan jajaran pengurus Patani, di Kantor Pusat DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta, Selasa (25/5/2021).

Turut mendampingi AHY, Wakil Sekjen Jovan Latuconsina, Bendahara Renville Antonio, Direktur Eksekutif Sigit Riyadi, dan anggota DPR Fraksi Demokrat Muslim.

Sementara pengurus Patani yang hadir, Direktur Utama (Dirut) Sarjan Tahir, Sestama Patani Andi Yazi, Dewan Pengarah Marsda TNI (Purn) Gutomo, serta para direktur yakni, Harry Santoso, Djulay Iskandar, Mudatsir Najamuddin, Imelda Sari, dan Erwin Syamsuar.

AHY mengungkapkan, pandemi Covid-19 yang melanda saat ini berdampak pada semua sektor kehidupan, terutama kesehatan dan sosial ekonomi masyarat. Namun hebatnya, justru sektor pertanian tetap mampu bertahan bahkan memberi konstribusi positif bagi PDB. Apalagi jika sektor ini dipacu dan disupport tentu akan lebih besar lagi konstribusinya, bahkan bisa menjadi ujung tombak menopang ketahanan nasional akibat dampak pandemi.

“Kita berharap pemerintah bisa lebih fokus lagi dengan memberi dukungan penuh dan bantuan permodalan ke petani, nelayan dan pelaku UMKM. Lebih konfidens lagi jika para petani, nelayan, dan pelaku UMKM diberikan pendampingan secara melekat, diberi pelatihan berikut insentif untuk mengembangkan usahanya, termasuk dicarikan pasar untuk mereka menjual produknya. Make farmers happy," kata AHY.

Sementara itu, Dirut Patani Sarjan Tahir mengungkapkan, selain melaunching Kampung Patani, di hari yang sama juga dilakukan pelantikan Generasi Muda Patani dan penanaman pohon secara silmbolis oleh AHY. Ini sebagai rangkaian acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Dunia yang jatuh pada 5 Juni.

“Nanti ada juga peluncuran marketplace donasi pohon, di mana nanti orang-orang yang mau ikut kampanye menanam pohon bisa langsung memberikan donasinya secara digital dan diberikan sertifikat menanam pohon,” kata Sarjan.

Sarjan menjelaskan, Kampung Patani adalah konsep membangun suatu kawasan berbasis pertanian dalam arti luas (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan) secara terpadu, ramah lingkungan (berkelanjutan/sustainable) dan memberi nilai tambah, yang mampu menyejahterahkan petani, nelayan, dan pelaku UMKM di kawasan tersebut.

Adapun model atau bentuk Kampung Patani, nantinya disesuaikan dengan kondisi agroekosistem dan kearifan lokal kawasan setempat serta memerhatikan karakteristik, kondisi sosial budaya, dan ekonomi, antara lain: Kampung Patani berbasis Kehutanan Sosial, Kampung Patani berbasis Perkebunan, Kampung Patani berbasis Tanaman Pangan, Kampung Patani berbasis Tanaman Hortikultura, Kampung Patani berbasis Peternakan, Kampung Patani berbasis Perikanan/Kelautan, dan Kampung Patani berbasis Koperasi dan UMKM.

Banyak manfaat yang diperoleh pelaku usaha dalam kawasan Kampung Patani, di antaranya bisa meningkatkan produktivitas, dan tersedianya saprodi, pemasaran serta pembiayaan usaha yang difasilitasi oleh Patani melalui Koperasi Indokopat. Petani, nelayan, koperasi dan UMKM dalam kawasan Kampung Patani juga diberi pelatihan sesuai kebutuhan serta terciptanya kawasan usaha agribisnis yang berkelanjutan (ramah lingkungan).

Pada aspek ekonomi, Kampung Patani ini nantinya menjadi sumber kesejahteraan dan mampu mengatasi kesenjangan ekonomi. Juga sebagai sumber pangan masyarakat sekaligus sumber pendapatan negara. Adapun aspek sosialnya, tumbuhnya masyarakat yang mandiri dan berkarakter, berkembangnya budaya hidup yang peduli lingkungan (green economy).

Sementara di aspek politik, penggalangan komunitas petani, nelayan, UMKM lebih mudah terjangkau oleh giat Kampung Patani.

“Suatu kawasan pedesaaan, pesisir, bahkan perkotaan dapat diusulkan menjadi Kampung Patani, dan tentunya ada sejumlah kriteria, salah satunya jika suatu kawasan itu memiliki kelompok petani/peternak/nelayan dan/atau koperasi, dan UMKM yang melakukan usaha budidaya/usaha tani tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, perikanan dan kelautan, perhutanan sosial serta usaha pengolahan dan pemasarannya,” tandas Sarjan.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0951 seconds (0.1#10.140)