Jika PDIP tak mengundang kader dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam acara yang dihadiri Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani, dinilai wajar. Foto/SINDOnews
AAA
JAKARTA - Jika DPD PDIP tidak mengundang kader dan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dalam acara Pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya di Panti Marhaen, Semarang, yang dihadiri Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani, dinilai wajar.
"Jangan lupa, pada Jumat 2 Februari 2018 itu, Ibu Puan yang langsung datang dari Jakarta untuk memimpin perjuangan PDIP memenangkan kembali Ganjar sekaligus memenangi Pemilu 2019, membakar semangat warga PDIP dengan mengajak seluruh warga PDIP, terutama kader PDIP Jawa Tengah untuk habis-habisan memperjuangkan PDIP dan kader-kadernya di Jawa Tengah," ucap Nova.
"Empat bulan Ibu Puan tak kenal lelah berjuang untuk PDIP dan Ganjar, hingga tak hanya Ganjar terpilih kembali, tetapi PDIP pun menjadi partai pemenang Pemilu," tambahnya.
Meski terlihat pendiam, sepak terjang politik Puan dengan demikian terbukti efektif. Berkenaan dengan itu, terkait peluang para tokoh politik pada Pilpres 2024, Direktur Eksekutif Indonesian Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai Puan lebih potensial didukung PDIP sebagai calon presiden atau Capres 2024 ketimbang Ganjar Pranowo.
"Dari struktur Parpol, Puan memang lebih potensial didukung dibanding Ganjar Pranowo," kata Dedi.
Dedi menambahkan, pergerakan popularitas dan elektabilitas masih sangat dinamis. Dalam catatan lembaganya, popularitas Ganjar memang masih di atas Puan. Namun, berdasarkan asumsi Pilpres 2024, Puan masih punya cukup waktu untuk memupuk popularitas mengejar Gubernur Jawa Tengah itu.
Dedi menunjuk kekuatan utama Puan Maharani, yakni hingga saat ini masih satu-satunya politikus perempuan yang paling berpeluang terusung di tengah ramainya tokoh laki-laki. "Sehingga ceruk pemilih kaum perempuan juga lebih mudah ditarik," ujar dia.
Dedi juga memandang bahwa akses politik yang dimiliki Puan jauh lebih besar dari Ganjar yang hanya mencakup Jawa Tengah. "Puan bisa mencakup seluruh Indonesia sebagai Ketua DPR dan Ketua PDIP. Dua posisi Puan tersebut tak dimiliki Ganjar," tutur Dedi
Sementara terkait ambisi ganjar, Nova Andika melihat masuk akal DPD PDIP Jateng, terutama ketuanya, Bambang Wuryanto, merasa tidak enak hati. Apalagi menurut pengakuan Bambang, kode yang ia sampaikan agar Ganjar mengerem ambisinya itu seolah tidak dipedulikan.
"Sampai Pak Bambang bilang Ganjar terlalu ambisius, "wis kemajon, yen kowe pinter ojo keminter", dan merasa hanya ketua umum partai yang bisa menegurnya." Apalagi sampai saat ini belum ada instruksi dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri terkait Pilpres 2024.
Tentang munculnya sinyalemen di beberapa media massa tentang tujuh kesalahan fatal Ganjar, Nova mengatakan, dalam politik, kompetisi yang bahkan untuk kebaikan pun tak lantas mengabaikan asas kepatutan politik alias fatsoen. "Nah, Pak Ganjar ini dinilai warga PDIP tak memiliki kesantunan politik alias fatsoen tersebut," tutup Nova.