Waspadai Potensi Tsunami di Pesisir Jawa, BMKG Minta Jalur Evakuasi Diperbaiki
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyoroti peningkatan aktivitas kegempaan selama tahun 2021 di Selatan Jawa. Dia meminta agar masyarakat di pesisir Pulau Jawa waspada terhadap potensi tsunami dampak dari peningkatan aktivitas kegempaan.
Dwikorita mengaku menyayangkan jalur evakuasi untuk masyarakat di pesisir Pulau Jawa yang belum memadai. Padahal, jalur evakuasi itu penting untuk menyelamatkan diri bagi masyarakat pesisir jika terjadi tsunami. Oleh karena itu, dia meminta agar jalur evakuasi pada saat tsunami diperbaiki.
"Mengingat juga potensi tsunami bisa saja terjadi, dan kami baru saja, menyelesaikan survei di sepanjang pesisir Jawa, ternyata jalur-jalur evakuasi tsunami, masih sebagian besar kabupaten di pesisir Jawa, jalur evakuasi tsunami masih belum memadai," beber Dwikorita melalui akun YouTube BMKG, Jumat (21/5/2021).
"Sehingga, meskippun BMKG mengeluarkan peringatan dini, tetap jalur tersebut belum memadai untuk dilakukan evakuasi. Masih ada jalur yang terpotong sungai yang rawan dilintasi tsunami dan tidak ada jembatan untuk menyebarang," imbuhnya. (Baca juga; Aktivitas Gempa di Selatan Jawa Meningkat, BMKG Minta Masyarakat Waspada )
Tak hanya itu, Dwikorita juga meminta agar pemerintah daerah mewaspadai peningkatan aktivitas kegempaan di Selatan Jawa dengan mengecek bangunan-bangunan vital. Hal itu diantisipasi untuk meminimalisir terjadinya korban jiwa jika terjadi gempa berkekuatan besar. (Baca juga; Gempa 6,2 Guncang Blitar, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami )
"Kami mohon untuk segera melakukan, atau memastikan, bahwa konstruksi-konstruksi bangunan di wilayah pesisir Selatan Jawa, terutama bangunan vital seperti sekolah, gedung mol, kantor, mohon pastikan itu benar-benar sudah sesuai dengan standar bangunan tahan gempa," beber Dwikorita.
"Mohon rumah sakit, bangunan penting yang banyak orang akan ada disitu. Nah kenapa demikian, untuk antisipasi adanya peningkatan kejadian gempa bumi, yang menurut sejarah kegempaan dengan kekuatan bisa melampaui 6, dan dapat berpotensi tsunami," sambungnya.
Dwikorita mengaku menyayangkan jalur evakuasi untuk masyarakat di pesisir Pulau Jawa yang belum memadai. Padahal, jalur evakuasi itu penting untuk menyelamatkan diri bagi masyarakat pesisir jika terjadi tsunami. Oleh karena itu, dia meminta agar jalur evakuasi pada saat tsunami diperbaiki.
"Mengingat juga potensi tsunami bisa saja terjadi, dan kami baru saja, menyelesaikan survei di sepanjang pesisir Jawa, ternyata jalur-jalur evakuasi tsunami, masih sebagian besar kabupaten di pesisir Jawa, jalur evakuasi tsunami masih belum memadai," beber Dwikorita melalui akun YouTube BMKG, Jumat (21/5/2021).
"Sehingga, meskippun BMKG mengeluarkan peringatan dini, tetap jalur tersebut belum memadai untuk dilakukan evakuasi. Masih ada jalur yang terpotong sungai yang rawan dilintasi tsunami dan tidak ada jembatan untuk menyebarang," imbuhnya. (Baca juga; Aktivitas Gempa di Selatan Jawa Meningkat, BMKG Minta Masyarakat Waspada )
Tak hanya itu, Dwikorita juga meminta agar pemerintah daerah mewaspadai peningkatan aktivitas kegempaan di Selatan Jawa dengan mengecek bangunan-bangunan vital. Hal itu diantisipasi untuk meminimalisir terjadinya korban jiwa jika terjadi gempa berkekuatan besar. (Baca juga; Gempa 6,2 Guncang Blitar, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami )
"Kami mohon untuk segera melakukan, atau memastikan, bahwa konstruksi-konstruksi bangunan di wilayah pesisir Selatan Jawa, terutama bangunan vital seperti sekolah, gedung mol, kantor, mohon pastikan itu benar-benar sudah sesuai dengan standar bangunan tahan gempa," beber Dwikorita.
"Mohon rumah sakit, bangunan penting yang banyak orang akan ada disitu. Nah kenapa demikian, untuk antisipasi adanya peningkatan kejadian gempa bumi, yang menurut sejarah kegempaan dengan kekuatan bisa melampaui 6, dan dapat berpotensi tsunami," sambungnya.
(wib)