Pegawai KPK yang Tak Lolos ASN Disarankan Beberkan di PTUN

Senin, 17 Mei 2021 - 16:16 WIB
loading...
Pegawai KPK yang Tak Lolos ASN Disarankan Beberkan di PTUN
Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Fakultas Hukum Universitas Andalas, Feri Amsari menyarankan pegawai KPK yang tak lolos ASN membeberkannya di PTUN. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Fakultas Hukum Universitas Andalas, Feri Amsari angkat bicara menanggapi salah satu pertanyaan dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang membuat 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak lolos proses alih status menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Adapun salah satu pertanyaan tersebut, peserta tes dikabarkan ditanya apakah mengikuti demo menolak Firli Bahuri menjadi calon pimpinan KPK. "Itu yang membuktikan Firli datang dengan dendam," kata Feri Amsari kepada SINDOnews, Senin (17/5/2021).

Menurut dia, banyak faktor yang membuktikan Ketua KPK Firli Bahuri datang dengan dendam tersebut. "Demonstrasi Cicak Vs Buaya, juga masalah etik terkait dengan Pak Firli waktu masih menjabat sebagai salah satu pimpinan penyidik di KPK," tuturnya.

Dia pun menyarankan semua pegawai KPK yang tidak lolos menjadi ASN bersedia bersaksi di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) nantinya dalam menggugat Surat Keputusan (SK) Pimpinan KPK Nomor 652 Tahun 2021 tentang Hasil Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) Pegawai yang Tidak Memenuhi Syarat dalam Rangka Pengalihan Pegawai KPK menjadi Pegawai ASN.

"Jadi ceritanya akan bisa sangat panjang jika kemudian para pegawai KPK mau bersaksi di persidangan PTUN mengenai sebenarnya terjadi di KPK, jadi bukti-bukti ke arah sana akan dibuktikan di PTUN saja," pungkas Feri Amsari.

Diketahui, staf Humas KPK, Tata Khoiriyah melalui akun resmi Twitternya, @tatakhoiriyah, Minggu (16/5/2021) membeberkan beberapa pertanyaan dalam TWK. Dalam cuitannya, Tata menceritakan pengalaman rekan kerjanya, Benydictus saat mengikuti wawancara TWK yang konon dilakukan untuk pendalaman topik tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Beny diwawancarai 2 orang yang enggan menyebut identitas dan asal instansinya.

"Selama wawancara pertanyaan aneh yg paling diingat olehnya adl apakah suka nonton video porno? Apa pandangannya ttg free sex? Mohon bantuan tuips, barangkali ada yg paham konteks relasi 2 pertanyaan tsb dg pendalaman Pancasila, UUD 1945, NKRI & Bhinneka Tunggal Ika apa ya?," tulis Tata.

Yang tidak kalah aneh adalah Beny ditanya apakah mengikuti demo menolak Firli Bahuri menjadi calon pimpinan KPK. "Apa jawaban teman saya? Dia menjawab, iya pak saya ikut. Karena saat itu, posisinya sudah jelas ada putusan sidang etik terkait yg bersangkutan. Putusan sidang etik pun diumumkan oleh Pimpinan KPK saat itu, Pak Saut Situmorang," cuit Tata. Rico Afrido Simanjuntak
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1991 seconds (0.1#10.140)