Kualitas Pilkada Serentak Diragukan jika Dipaksakan Digelar 9 Desember

Minggu, 19 April 2020 - 20:20 WIB
loading...
Kualitas Pilkada Serentak...
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Jika Pilkada Serentak 2020 dipaksakan digelar pada 9 Desember 2020 dinilai membahayakan kualitas pilkada itu sendiri. Selain pandemi virus corona (Covid-19) yang diprediksi baru akan berakhir pada Desember, keseluruhan tahapan dan variabel dalam pelaksanaan pilkada juga harus diperhatikan.

Direktur Eksekutif Netgrit Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan, sejumlah pihak sudah menjelaskan bahwa Covid-19 ini efeknya luar biasa sekali. Bahkan, Presiden Joko Widodo memprediksi Covid-19 akan berakhir pada Desember 2020. "Ini harus dihadapi dengan fokus, kalau tidak akan alami problem cukup panjang," kata Ferry Kurnia Rizkiyansyah dalam webdiskusi 'Pilkada 9 Desember 2020, Mungkinkah?' yang digelar Minggu (19/4/2020).

Ferry melanjutkan, dalam kesimpulan rapat Komisi II DPR Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan KPU terkait Pilkada 9 Desember 2020, ada catatan bahwa keputusan akhir menunggu rapat bersama setelah masa tanggap darurat pada akhir Mei nanti. Tetapi, tahapan pelaksanaan pilkada harus ada kepastian. Demokrasi harus sehat dengan free and fair election. Sehat tidak hanya partisipasi publik saja, tapi penyelenggara juga harus sehat.

"Segala sesuatu dalam pemilu harus sesuai prosedurnya. Dan ini harus ada prosedurnya, waktu jelas, penyelenggara jelas dan anggaran jelas. Saya tidak bisa bayangkan KPU membuat berbagai peraturan. Ini tidak mungkin, ternyata Mei Covid belum selesai. Ini belum jelas, belum bisa dipastikan, Pak dokter belum bisa memastikan kapan bisa selesai. Sementara aturan jelas dan mekanismenya jelas," terangnya.

Menurut eks Komisioner KPU ini, kualitas pilkada menjadi kerisauan bersama. Misal soal beberapa aspek, bagaimana kualitas penyelenggara, mekanisme yang dilakukan seperti apa dan bagaimana jika ada target tertentu atau hidden agenda dari pihak tertentu, petahana misalnya. "Kalau pemilu tidak dioptimalkan dan diwujudkan dengan mekanisme yang baik, ini problematik dan menurunkan kualitas pemilu," ujarFerry.

Kemudian, dia melanjutkan, soal teknis penyelenggara pemilu, KPU harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada. KPU harus membuat mekanisme yang sangat inovatif dan ini harus masuk PKPU. Begitu juga soal anggaran, ini penting karena anggaran dibekukan dulu, apakah itu dikembalikan ke daerah untuk pemberantasan Covid-19 dan sebagainya. Ini perlu perhatian serius. Kalau dana terpakai dan kondisi lainnya, apakah ada solusinya.

"Saya memorediksi sangat tidak mungkin pilkada 9 Desember bisa dilaksanakan dengan baik. Kalau ada pemaksaan bisa saja terjadi tapi kualitasnya akan ada kerepotan-kerepotan," tuturnya.

Karena itu, dia berpendapat bahwa opsi kedua yakni Pilkada 2020 digelar Maret 2021 atau bahkan opsi 3 yakni digelar September 2021 cukup moderat untuk mempersiapkan berbagai hal. Apalagi, Presiden Jokowi sudah memprediksi Covid-19 baru berakhir pada Desember 2020. Sehingga, penting adanya kepastian. Para pegiat pemilu seperti Netgrit, Pusako, Perludem, dam Rumah Kebangsaan mendesak dimunculkannya perppu secepatnya karena ini sudah menjadi bencana nasional.

"Materinya (perppu) sudah didiskusikan lebih jauh sebelumnya. Kalau tetap dilaksanakan saya khawatir terhadap penurunan kualitas pilkada," tandasnya.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Jelang Pemungutan Suara...
Jelang Pemungutan Suara Ulang di Boven Digoel, Michael Sianipar: Perindo Hadir Total
Calon Kepala Daerah...
Calon Kepala Daerah Baru Mendaftar ke KPU untuk Gantikan Kandidat yang Didiskualifikasi
Kepala Daerah Baru Momentum...
Kepala Daerah Baru Momentum Penguatan Etika Pemerintahan
Soroti Potensi Konflik,...
Soroti Potensi Konflik, Rahmat Saleh Ingatkan Anggaran Pengamanan PSU Pilkada
Menteri Yandri Terbukti...
Menteri Yandri Terbukti Bantu Kemenangan Istrinya, MK Putuskan PSU Pilkada Serang
Pilkada Sebaiknya Mengikuti...
Pilkada Sebaiknya Mengikuti Aturan Pilpres yang Baru
12 Orang Meninggal dalam...
12 Orang Meninggal dalam Bentrokan Pilkada Puncak Jaya
NasDem Siap Kawal Pemenangan...
NasDem Siap Kawal Pemenangan PSU Pilkada Siak
KPUD Jakarta Sambangi...
KPUD Jakarta Sambangi Rumah Rano Karno, Serahkan Undangan Penetapan Hasil Pilkada 2024
Rekomendasi
Legislator Perindo Andarias...
Legislator Perindo Andarias Kawan Siap Bersuara Lantang Penuhi Aspirasi Rakyat
Farel Tarek Kembali...
Farel Tarek Kembali Bikin Ketawa Lewat Sketsa Komedi Doa untuk Timnas yang Bikin Geleng-geleng!
Menkes Sebut Pria Ukuran...
Menkes Sebut Pria Ukuran Jeans 33 Cepat Menghadap Allah, Ini Kaitan Lingkar Pinggang dan Diabetes
Berita Terkini
Syahrul Yasin Limpo...
Syahrul Yasin Limpo Dijebloskan KPK ke Lapas Sukamiskin
Sahroni Nilai Aksi Premanisme...
Sahroni Nilai Aksi Premanisme dalam Dunia Usaha Harus Diberantas
Jokowi Merespons Meme...
Jokowi Merespons Meme Mahasiswi ITB tentangnya: Sudah Kebangetan
Paradigma Hak Asasi...
Paradigma Hak Asasi Manusia di Indonesia Berasaskan Pancasila
Jadi Presiden Uni Parlemen...
Jadi Presiden Uni Parlemen Negara OKI, Puan Janji Perjuangkan Kemerdekaan Palestina
Megawati Berseloroh...
Megawati Berseloroh ke Sri Mulyani Tak Terima Tunjangan Pensiun Wakil Presiden
Infografis
Jika Diinvasi Barat,...
Jika Diinvasi Barat, Rusia Pastikan Gunakan Senjata Nuklir
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved