Jokowi Ingin Pelayanan Kesehatan Menggunakan Kecerdasan Buatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) digunakan di segala lini kehidupan. Misalnya saja di sektor kesehatan, keuangan, bisnis, layanan masyarakat, pendidikan, dan lainnya.
Jokowi ingin jajarannya mengantisipasi penggunaan teknologi mutakhir pada sektor kesehatan di tengah pandemi Corona. Menurut dia, konsep healthtech akan semakin berkembang ke depannya. Tak hanya itu, Jokowi juga ingin pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk mendiagnosis, pengobatan hingga operasi. "Kita juga harus mengantisipasi teknologi di dunia kesehatan, ini juga hati-hati di dunia kesehatan, healthtech, akan berkembang dengan pesatnya lebih dari sekadar pemeriksaan atau konsultasi medis jarak jauh," kata Jokowi saat membuka Musrenbangnas 2021 Kementerian Bappenas, Selasa (4/5/2021).
"Tapi juga pemanfaatan Artificial Intelligence untuk diagnosis, untuk pelaksaanaan pengobatan, untuk precision medicine, hingga tindakan operasi jarak jauh, segera ini dilakukan dimanapun," tambah dia. Baca juga: Jokowi: Penggunaan Iptek dan Dukungan Negara Lain Penting untuk Atasi Covid-19
Jokowi mengingatkan perencanaan pembangunan harus memerhatikan penggunaan Iptek, kecepatan, ketepatan dan efisiensi. Menurut dia itu merupakan hal penting agar Indonesia bisa bersaing dalam ranah global. Jokowi juga ingin Indonesia memperoleh manfaat maksimal dari perkembangan teknologi.
"Menghadapi kompetisi dunia yang makin ketat, maka kecepatan, ketepatan, dan efisiensi adalah fondasi penting untuk kita bisa bersaing. Para perencana harus mempertimbangkan betul-betul perkembangan Iptek. Harus itu. Dan kita juga harus jadi bagian produsen teknologi itu sendiri. Kita harus memperoleh manfaat maksimal dari perkembangan teknologi," tuturnya.
Dalam perkembangan teknologi yang sangat cepat dan menjelang dimulainya konektivitas 5G, Jokowi tidak ingin Indonesia hanya menjadi pengguna saja. Ia ingin bangsa ini menjadi produsen teknologi yang handal dan mampu bersaing dalam ranah global. Selain itu, perkembangan teknologi harus diarahkan ke arah kewirausahaan agar membuka lapangan kerja baru.
"Dalam perkembangan teknologi yang sangat cepat apalagi akan dimulainya konektivitas digital 5G, hati-hati kita jangan hanya jadi pengguna. Kita jangan hanya menjadi smart digital user, tetapi kita harus mampu mencetak smart digital specialist, mencetak para teknolog yang handal yang mampu bersaing, kompetitif dan harus mengembangkan smart digital preneur yang mengembangkan kewirausahaan dan membuka lapangan kerja di dalam negeri," terang Jokowi.
Di sektor keuangan, Jokowi melihat penggunaan teknologi sudah mulai dilakukan. Ini terlihat dari menjamurnya financial technology (fintech) yang mampu mengoperasikan bisnisnya secara efisien. Ia berpesan agar hal ini diantisipasi.
Kemudian di bidang pendidikan, Jokowi melihat di Indonesia mulai berkembang edutech yang menitikberatkan pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Menurut dia di tengah pandemi Corona seperti ini, pendidikan jarak jauh menjadi sebuah keniscayaan. Karena itu perkembangan ini harus segera direspons dan diantisipasi. "Di bidang pendidikan, pandemi ini juga mengakselerasi mempercepat penggunaan edutech. Pembelajaran jarak jauh menjadi sebuah kebutuhan, keniscayaan, layanan pendidikan berbasis daring muncul di mana-mana, akses pembelajaran dapat diperoleh dari berbagai sumber," ucapnya.
"Peran guru dan sekolah lebih sebagai fasilitator pendidikan untuk memfasiltiasi merdeka belajar dari anak didiknya. Inilah perkembangan cepat yang perencanaannya harus mengantisipasi semua itu. Harus responsif terhadap disrupsi yang membuat dunia berubah sangat cepat. Harus responsif terhadap tantangan dan peluang yang muncul secara cepat yang sering tidak kita duga, harus responsif terhadap perkembangan Iptek, kembalinya ke sini," pungkasnya.
Jokowi ingin jajarannya mengantisipasi penggunaan teknologi mutakhir pada sektor kesehatan di tengah pandemi Corona. Menurut dia, konsep healthtech akan semakin berkembang ke depannya. Tak hanya itu, Jokowi juga ingin pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk mendiagnosis, pengobatan hingga operasi. "Kita juga harus mengantisipasi teknologi di dunia kesehatan, ini juga hati-hati di dunia kesehatan, healthtech, akan berkembang dengan pesatnya lebih dari sekadar pemeriksaan atau konsultasi medis jarak jauh," kata Jokowi saat membuka Musrenbangnas 2021 Kementerian Bappenas, Selasa (4/5/2021).
"Tapi juga pemanfaatan Artificial Intelligence untuk diagnosis, untuk pelaksaanaan pengobatan, untuk precision medicine, hingga tindakan operasi jarak jauh, segera ini dilakukan dimanapun," tambah dia. Baca juga: Jokowi: Penggunaan Iptek dan Dukungan Negara Lain Penting untuk Atasi Covid-19
Jokowi mengingatkan perencanaan pembangunan harus memerhatikan penggunaan Iptek, kecepatan, ketepatan dan efisiensi. Menurut dia itu merupakan hal penting agar Indonesia bisa bersaing dalam ranah global. Jokowi juga ingin Indonesia memperoleh manfaat maksimal dari perkembangan teknologi.
"Menghadapi kompetisi dunia yang makin ketat, maka kecepatan, ketepatan, dan efisiensi adalah fondasi penting untuk kita bisa bersaing. Para perencana harus mempertimbangkan betul-betul perkembangan Iptek. Harus itu. Dan kita juga harus jadi bagian produsen teknologi itu sendiri. Kita harus memperoleh manfaat maksimal dari perkembangan teknologi," tuturnya.
Dalam perkembangan teknologi yang sangat cepat dan menjelang dimulainya konektivitas 5G, Jokowi tidak ingin Indonesia hanya menjadi pengguna saja. Ia ingin bangsa ini menjadi produsen teknologi yang handal dan mampu bersaing dalam ranah global. Selain itu, perkembangan teknologi harus diarahkan ke arah kewirausahaan agar membuka lapangan kerja baru.
"Dalam perkembangan teknologi yang sangat cepat apalagi akan dimulainya konektivitas digital 5G, hati-hati kita jangan hanya jadi pengguna. Kita jangan hanya menjadi smart digital user, tetapi kita harus mampu mencetak smart digital specialist, mencetak para teknolog yang handal yang mampu bersaing, kompetitif dan harus mengembangkan smart digital preneur yang mengembangkan kewirausahaan dan membuka lapangan kerja di dalam negeri," terang Jokowi.
Di sektor keuangan, Jokowi melihat penggunaan teknologi sudah mulai dilakukan. Ini terlihat dari menjamurnya financial technology (fintech) yang mampu mengoperasikan bisnisnya secara efisien. Ia berpesan agar hal ini diantisipasi.
Kemudian di bidang pendidikan, Jokowi melihat di Indonesia mulai berkembang edutech yang menitikberatkan pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Menurut dia di tengah pandemi Corona seperti ini, pendidikan jarak jauh menjadi sebuah keniscayaan. Karena itu perkembangan ini harus segera direspons dan diantisipasi. "Di bidang pendidikan, pandemi ini juga mengakselerasi mempercepat penggunaan edutech. Pembelajaran jarak jauh menjadi sebuah kebutuhan, keniscayaan, layanan pendidikan berbasis daring muncul di mana-mana, akses pembelajaran dapat diperoleh dari berbagai sumber," ucapnya.
"Peran guru dan sekolah lebih sebagai fasilitator pendidikan untuk memfasiltiasi merdeka belajar dari anak didiknya. Inilah perkembangan cepat yang perencanaannya harus mengantisipasi semua itu. Harus responsif terhadap disrupsi yang membuat dunia berubah sangat cepat. Harus responsif terhadap tantangan dan peluang yang muncul secara cepat yang sering tidak kita duga, harus responsif terhadap perkembangan Iptek, kembalinya ke sini," pungkasnya.
(cip)