Gaet Putri Wapres, Jadi Pintu Masuk Demokrat Duetkan MA dengan AHY
loading...
A
A
A
JAKARTA - Putri Wakil Presiden (Wapres) RI, Siti Nur Azizah Ma'ruf resmi bergabung ke partai yang dibesarkan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Partai Demokrat.
Buah hati Ma'aruf Amin (MA) ini mendapatkan jabatan sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PD untuk periode kepengurusan 2020-2025 di bawah nakhoda buah hati SBY yang juga Ketum PD, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
(Baca juga: Rangkul Putri Wapres, Demokrat Disebut Ingin Dekati Nahdliyin)
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Ali Armunanto mengemukakan, tidak menjadi masalah apabila putri Ma'aruf Amin bergabung dengan PD. Justru, ini bisa menjadi awal bagi terbukanya kerja sama atau koalisi antara Partai Demokrat dengan koalisi pendukung pemerintah.
Lantaran selama ini, Partai Demokrat tidak pernah terang-terangan menyatakan dukungannya terhadap pemerintah. Namun dengan bergabungnya putri Ma'ruf Amin sebagai Wasekjen tentu akan membuka komunikasi politik bagi koalisi partai pemerintah dengan Partai Demokrat.
"Hal ini akan berimbas pada menguatnya koalisi partai pendukung pemerintah dan akan membuat solid berbagai kebijakan pemerintah," jelas Ali, Jumat (17/4/2020).
Tidak hanya itu, dengan merapatnya putri MA di PD, juga mengindikasikan adanya upaya mempersiapkan paket MA-AHY untuk Pilpres 2024.
"Bisa jadi (paket MA-AHY), tapi menurut saya SBY tujuannya jauh lebih praktis. Selama Demokrat berada di luar koalisi pemerintah, Demokrat mengalami penurunan dukungan dan perolehan suara yang drastis," papar Ali.
Namun di sisi lain, kata Ali, kader-kader Demokrat tidak lagi memperoleh jabatan publik yang bisa memberikan akses bagi program partai.
"Dengan mengambil putri Ma'ruf Amin, Demokrat memiliki kesempatan untuk mengkomunikasikan kembali posisinya terhadap pemerintah dan menurut dugaan saya akan bergabung dengan koalisi pemerintah," urainya.
Hal ini dibutuhkan Partai Demokrat untuk kembali menguatkan barisan partainya. Di sisi lain pemerintah juga butuh dukungan yang kuat untuk mengambil berbagai keputusan di masa yang sulit ini. "Saya rasa keduanya akan sama-sama diuntungkan dari kejadian ini," kuncinya.
Skenario memunculkan AHY di 2024 sudah lama terbaca. Setelah tak mendapat 'jatah' di periode ini, Demokrat tentu ingin masuk lagi dalam lingkar kekuasaan.
Pengalaman mendampingi Joko Widodo, menjadi salah satu modal bagi Kiai Ma'ruf. Apalagi, sebagai satu satunya incumbent saat Pilpres 2024, posisi Ketua MUI ke-7 ini sangat kuat. Dari kalangan agama, Ma’ruf Amin merupakan representasi NU-Muhammadiyah.
Dukungan pemerintahan saat ini juga akan mengalir karena hanya tinggal melanjutkan berbagai program Jokowi. Dengan pendamping mewakili generasi milenial, duet ini layak diperhitungkan. Dari kalangan partai, duet ini bisa menjadi representatif Demokrat, PKB, PKS, PPP, dan Partai Amanat Nasional.
Buah hati Ma'aruf Amin (MA) ini mendapatkan jabatan sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PD untuk periode kepengurusan 2020-2025 di bawah nakhoda buah hati SBY yang juga Ketum PD, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
(Baca juga: Rangkul Putri Wapres, Demokrat Disebut Ingin Dekati Nahdliyin)
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Ali Armunanto mengemukakan, tidak menjadi masalah apabila putri Ma'aruf Amin bergabung dengan PD. Justru, ini bisa menjadi awal bagi terbukanya kerja sama atau koalisi antara Partai Demokrat dengan koalisi pendukung pemerintah.
Lantaran selama ini, Partai Demokrat tidak pernah terang-terangan menyatakan dukungannya terhadap pemerintah. Namun dengan bergabungnya putri Ma'ruf Amin sebagai Wasekjen tentu akan membuka komunikasi politik bagi koalisi partai pemerintah dengan Partai Demokrat.
"Hal ini akan berimbas pada menguatnya koalisi partai pendukung pemerintah dan akan membuat solid berbagai kebijakan pemerintah," jelas Ali, Jumat (17/4/2020).
Tidak hanya itu, dengan merapatnya putri MA di PD, juga mengindikasikan adanya upaya mempersiapkan paket MA-AHY untuk Pilpres 2024.
"Bisa jadi (paket MA-AHY), tapi menurut saya SBY tujuannya jauh lebih praktis. Selama Demokrat berada di luar koalisi pemerintah, Demokrat mengalami penurunan dukungan dan perolehan suara yang drastis," papar Ali.
Namun di sisi lain, kata Ali, kader-kader Demokrat tidak lagi memperoleh jabatan publik yang bisa memberikan akses bagi program partai.
"Dengan mengambil putri Ma'ruf Amin, Demokrat memiliki kesempatan untuk mengkomunikasikan kembali posisinya terhadap pemerintah dan menurut dugaan saya akan bergabung dengan koalisi pemerintah," urainya.
Hal ini dibutuhkan Partai Demokrat untuk kembali menguatkan barisan partainya. Di sisi lain pemerintah juga butuh dukungan yang kuat untuk mengambil berbagai keputusan di masa yang sulit ini. "Saya rasa keduanya akan sama-sama diuntungkan dari kejadian ini," kuncinya.
Skenario memunculkan AHY di 2024 sudah lama terbaca. Setelah tak mendapat 'jatah' di periode ini, Demokrat tentu ingin masuk lagi dalam lingkar kekuasaan.
Pengalaman mendampingi Joko Widodo, menjadi salah satu modal bagi Kiai Ma'ruf. Apalagi, sebagai satu satunya incumbent saat Pilpres 2024, posisi Ketua MUI ke-7 ini sangat kuat. Dari kalangan agama, Ma’ruf Amin merupakan representasi NU-Muhammadiyah.
Dukungan pemerintahan saat ini juga akan mengalir karena hanya tinggal melanjutkan berbagai program Jokowi. Dengan pendamping mewakili generasi milenial, duet ini layak diperhitungkan. Dari kalangan partai, duet ini bisa menjadi representatif Demokrat, PKB, PKS, PPP, dan Partai Amanat Nasional.
(maf)