Kemenhub: 18,9 Juta Orang Tetap Ingin Mudik, Tujuan Tertinggi ke Jateng

Minggu, 02 Mei 2021 - 17:25 WIB
loading...
Kemenhub: 18,9 Juta Orang Tetap Ingin Mudik, Tujuan Tertinggi ke Jateng
Berdasarkan survei, sebanyak 7% atau sekitar 18,9 juta orang masih akan tetap melaksanakan mudik meski telah dilarang pada 6-17 Mei 2021. FOTO/CAPTURE/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Adita Irawati mengungkapkan, berdasarkan survei, sebanyak 7% atau sekitar 18,9 juta orang masih akan tetap melaksanakan mudik meski telah dilarang pada 6-17 Mei 2021.

"Kemudian ini adalah hasil dari survei, sekali lagi untuk menekankan pentingnya pengendalian, karena masih ada 7% dari anggota masyarakat kita yang akan melakukan mudik di masa pelarangan mudik itu jumlahnya sekitar 18,9 juta orang," kata Adita dalam Rapat Koordinasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional secara virtual, Minggu (2/5/2021).

Adita mengatakan tujuan mudik tertinggi yakni ke Jawa Tengah 38,53%, Jawa Barat (non Jabodetabek) 22,02%, Jawa Timur 11,93%, DI Yogyakarta 8,26%, Jabodetabek 7,34%, Lampung 3,67%, Sulawesi Selatan 1,83%, Bali 0,92%, Kep Bangka Belitung 0,92%, Riau 0,92%, dan Sumatera Utara 0,92%.

Baca juga: Pemudik Mulai Serbu Bandara Halim Perdanakusuma

"Dan kalau dilihat daerah yang menjadi tujuan mudik tertinggi adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan disusul oleh provinsi yang lain," kata Adita.

Oleh karena itu, Adita meminta hal ini menjadi perhatian bagi pemerinta daerah untuk mengantisipasi pemudik yang datang. "Jadi ini mungkin harus menjadi perhatian untuk para pimpinan di provinsi tujuan untuk mengantisipasi jika memang ada pemudik yang akan datang ke daerahnya," katanya.

Bahkan, kata Adita, sebagian masyarakat dari survei Kemenhub juga masih akan melakukan mudik sebelum 6 Mei. "Dengan adanya penetapan mudik pun masih ada sebagian anggota masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik itu sebelum tanggal 6 Mei," katanya.

Baca juga: Harga Tiket Melambung, Ratusan Pemudik Tetap Padati Loket Bus di Jambi

"Jumlahnya cukup tinggi. Biasanya kita lihat itu kebanyakan alasannya adalah karena keluarga atau anak dan istrinya ada di kampung sehingga mereka tetap bersikeras untuk mudik," kata Adita.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1297 seconds (0.1#10.140)