87 Tahun Gerakan Pemuda Ansor Bertransformasi untuk Indonesia

Minggu, 25 April 2021 - 11:07 WIB
loading...
87 Tahun Gerakan Pemuda Ansor Bertransformasi untuk Indonesia
Ruchman Basori (Foto: Istimewa)
A A A
Ruchman Basori
Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Bidang Kaderisasi

24 April menjadi hari yang bersejarah bagi organisasi kaum muda sayap Nahdlatul Ulama. Kira-kira 11 tahun sebelum Indonesia merdeka, pada 24 April 1934, organisasi yang semula bernama Ansor Nahdlatul Oelama (ANO) bertransformasi menjadi Gerakan Pemuda Ansor lahir ke tengah-tengah bangsa yang sedang berjuang mewujudkan kemerdekaan.

Gerakan Pemuda Ansor sejak kelahirannya konsisten berkomitmen memperjuangkan nilai-nilai keislaman ala ahlussunnah wal jama’ah dan kebangsaan. Dua nilai yang dipegang sekaligus, antara Islam dan Indonesia, sebagai landasan pikir dan perilaku para anggota, kader dan pemimpinnya.

Di era Revolusi Industri 4.0 yang dicirikan dengan kehidupan yang serbadigital, GP Ansor menghadirkan makna harlah dengan melakukan transformasi media, yang diberi tajuk “87 Jam Lebih Live Podcast Harlah GP Ansor 87”.

Gerakan Pemuda Ansor bertransformasi melalui media juangnya, pada Harlah ke-87. Membawa semangat untuk menjadikan GP Ansor tetap pada satu barisan yang bergerak dan menggerakkan semangat kebangsaan dan soladaritas kemanusiaan. Tanpa melihat perbedaan latar belakang suku, agama, ras dalam kehidupan nyata, bertransformasi ke media digital sebagai battle field perjuangan pergerakannya.

Proses transformasi media tersebut, harus dimulai dari setiap kader Ansor Banser melalui partisipasi aktif mengikuti seluruh rangkaian acara live podcast Youtube yang dimulai pada hari Ahad, 18 April 2021 jam 21.00 hingga 24 April 2021. Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas membuka kegiatan melalui Youtube. Sampai tulisan ini dibuat, live podcast Youtube masih berlangsung untuk menggerakan kader Ansor-Banser mulai jajaran pimpinan pusat, wilayah hingga ranting di seluruh penjuru dunia mengikuti tonton live podcast. Sebuah perjuangan bersama dalam mentransfromasikan media juang gerakan dan membuktikan bahwa Ansor tak hanya besar di darat tetapi juga di media online.

Berbagai Sudut Pandang
Apa yang dilakukan GP Ansor tersebut adalah sebagai jawaban implementasi dari visi GP Ansor, yaitu terwujudnya GP Ansor yang teguh dan mandiri sebagai pengawal eksistensi Islam ahlussunnah wal ajama’ah dan NKRI.

Visi besar itu tengah dikawal dengan baik terutama dalam 10 tahun terakhir ini, melalui empat misinya, yaitu: Pertama, merevitalisasi nilai dan tradisi Islam ahlussunnah wal jama’ah melalui internalisasi nilai dan sifatur rasul dalam Gerakan Pemuda Ansor. Kita bisa melihat betapa misi ini tercermin dalam berbagai program, di antaranya Ansor bersholawat, halaqah kiai muda, peringatan PHBI, sorban nusantara travel haji dan umroh, nahi munkar peredaran narkoba, penegakan hukum dan keadilan melalui LBH Ansor, dakwah di kawasan perkotaan, dakwah via medsos, dakwah ke publik internasional dan daurah kiai muda.

Hal yang sangat menonjol implementasi dari misi pertama ini adalah adanya terobosan deklarasi GP Ansor tentang Islam untuk kemanusiaan (humanitarian of Islam) dan deklarasi GP Ansor tentang manifesto Nusantara. GP Ansor hadir untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin dalam bumi Nusantara.

Kedua, memperkuat sistem kaderisasi dengan membangun disiplin organisasi dan kaderisasi berbasis profesi. Program kaderisasi idiologis seperti PKD, PKL dan PKN untuk kalangan Ansor dan Diklatsar, Susbalan dan Susbanpim untuk Banser, massif dilakukan.

Sementara kaderisasi berbasis profesi dilakukan dengan cara mendistribusikan kader ke pelbagai sektor khidmah berbangsa, seperti di lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. Partisipasi aktif kader dan anggota Ansor dalam kegiatan sosial keagamaan menjadi kebanggaan tersendiri. KH. Abdul Wahab Chasbullah sebagai pendiri tentu berbangga, melihat generasi penerusnya terus berjuang menebarkan kebaikan. Banser Riyanto adalah salah satunya yang berjuang mewujudkan harmonisasi dan toleransi antarumat beragama di Indonesia.

Inovasi yang dilakukan dalam misi ini adalah proyek sosial dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN), nation caracter building via Ansor football competition, dan latihan instruktur media sosial.

Ketiga, memberdayakan potensi kader dengan menjadikan organisasi sebagai sentrum lalu lintas informasi dan peluang usaha antarkader dan dengan stakeholder. Program-program yang dilakukan, di antaranya sekolah pasar saham syariah, kursus kuliner Nusantara, kursus barista, magang 1.000 anggota ke Jepang, hingga membuka akses beasiswa ke China.

Keempat, mengakselerasi kemandirian organisasi melalui pemanfaatan teknologi informasi, optimalisasi jaringan dan amal usaha organisasi. Hal ini bisa dilihat dalam program-program seperti Ansor Mart, Kowina, Lembaga Wakaf Ansor, program pelatihan kerja, program penanaman jagung di NTB. Inovasi yang dilakukan adalah program kopi jalu garut, air minum kemasan lampung, toko retail di Jogjakarta, Ansor retail dan lain-lain.

87 tahun kelahiran GP Ansor harus dimaknai sebagai bentuk penegasan eksistensi kaum muda berkhidmah untuk bangsa. Dalam konteks ini berada dalam dua dunia, yaitu antara dunia nyata dan dunia maya, antara online dan offline atau media luring dan daring.

Transformasi program dan model khidmah GP Ansor ke media digital juga sebagai bukti bahwa organisasi ini sedang berubah menuju organisasi yang modern, walau di tengah kader dan anggota yang konon oleh Cliffort Geert sebagai kaum tradisional. Anggapan ini nampaknya perlu ditinjau ulang, karena walau dicap sebagai kaum sarungan faktanya kader Ansor telah mengenal teknologi informasi dengan sangat masif.

Selain itu di usianya yang ke-87 Ansor semakin matang menjadi pengawal ulama dan pengawal NKRI. Gempuran-gempuran yang dihadapi nyaris tanpa jeda oleh kelompok intoleran dan radikal telah menjadikan Ansor kebal dan tambah kuat. Baginya tak boleh mundur walau sejengkal untuk menyelamatkan bangsa dan negara ini. Karena menyelematkan Indonesia adalah bagian dari ajaran Islam hubbul wathan minal iman.

“87 Jam Lebih Live Podcast Harlah GP Ansor 87” adalah langkah realistis GP Ansor bertransformasi menyambut perubahan zaman. Pada saat yang sama juga tetap mempertahankan nilai dan tradisi yang dianggap masih relevan dan baik sesuai dengan prinsip prinsip al-mukhafadzatu’alal qamidis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah.

Mengakhiri tulisan sederhana ini, Anda semua dapat melihat kiprah dan khidmah Ansor dari tema-tema yang diperbincangkan dalam live podcast, dari mulai transformasi Ansor Banser, merambah Banser di Kalimantan Timur, serba-serbi paralegal LBH Ansor, mengenal Banser Maritim (Baritim), Banser Tanggap Bencana (Bagana) dan berbagai satuan Banser lainnya.

Soal kaderisasi Ansor juga tidak luput dari perbincangan, transformasi media juang pagar baja gerakan kita, dari aktivis muda menjadi profesional, pemberdayaan perempuan hingga cerita Banser di Tolikara Papua dalam rangka mewujudkan toleransi dan moderasi beragama.

Tantangan menguatkan nasionalisme dan patriotisme bisa dibaca dalam peran Ansor Banser dalam kirab satu negeri juga live podcast dan kampanye prokes Gugus Tugas Covid-19 lengkap dengan sajian kiprah Ansor-Banser di tengah pandemi Covid-19.

Mengakhiri tulisan ini, saya berharap transformasi media Ansor-Banser akan menjadikan organisasi pemuda ini tambah solid mengawal ke-Indonesiaan dan ke-Islaman, terutama di kalangan generasi muda milenial. Ansor adalah wajah Indonesia, Indonesia tidak akan lengkap tanpa kehadiran Gerakan Pemuda Ansor. Wallahu a’lam bi al-shawab.
(bmm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1054 seconds (0.1#10.140)