87 Tahun Gerakan Pemuda Ansor Bertransformasi untuk Indonesia
loading...
A
A
A
Ruchman Basori
Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Bidang Kaderisasi
24 April menjadi hari yang bersejarah bagi organisasi kaum muda sayap Nahdlatul Ulama. Kira-kira 11 tahun sebelum Indonesia merdeka, pada 24 April 1934, organisasi yang semula bernama Ansor Nahdlatul Oelama (ANO) bertransformasi menjadi Gerakan Pemuda Ansor lahir ke tengah-tengah bangsa yang sedang berjuang mewujudkan kemerdekaan.
Gerakan Pemuda Ansor sejak kelahirannya konsisten berkomitmen memperjuangkan nilai-nilai keislaman ala ahlussunnah wal jama’ah dan kebangsaan. Dua nilai yang dipegang sekaligus, antara Islam dan Indonesia, sebagai landasan pikir dan perilaku para anggota, kader dan pemimpinnya.
Di era Revolusi Industri 4.0 yang dicirikan dengan kehidupan yang serbadigital, GP Ansor menghadirkan makna harlah dengan melakukan transformasi media, yang diberi tajuk “87 Jam Lebih Live Podcast Harlah GP Ansor 87”.
Gerakan Pemuda Ansor bertransformasi melalui media juangnya, pada Harlah ke-87. Membawa semangat untuk menjadikan GP Ansor tetap pada satu barisan yang bergerak dan menggerakkan semangat kebangsaan dan soladaritas kemanusiaan. Tanpa melihat perbedaan latar belakang suku, agama, ras dalam kehidupan nyata, bertransformasi ke media digital sebagai battle field perjuangan pergerakannya.
Proses transformasi media tersebut, harus dimulai dari setiap kader Ansor Banser melalui partisipasi aktif mengikuti seluruh rangkaian acara live podcast Youtube yang dimulai pada hari Ahad, 18 April 2021 jam 21.00 hingga 24 April 2021. Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas membuka kegiatan melalui Youtube. Sampai tulisan ini dibuat, live podcast Youtube masih berlangsung untuk menggerakan kader Ansor-Banser mulai jajaran pimpinan pusat, wilayah hingga ranting di seluruh penjuru dunia mengikuti tonton live podcast. Sebuah perjuangan bersama dalam mentransfromasikan media juang gerakan dan membuktikan bahwa Ansor tak hanya besar di darat tetapi juga di media online.
Berbagai Sudut Pandang
Apa yang dilakukan GP Ansor tersebut adalah sebagai jawaban implementasi dari visi GP Ansor, yaitu terwujudnya GP Ansor yang teguh dan mandiri sebagai pengawal eksistensi Islam ahlussunnah wal ajama’ah dan NKRI.
Visi besar itu tengah dikawal dengan baik terutama dalam 10 tahun terakhir ini, melalui empat misinya, yaitu: Pertama, merevitalisasi nilai dan tradisi Islam ahlussunnah wal jama’ah melalui internalisasi nilai dan sifatur rasul dalam Gerakan Pemuda Ansor. Kita bisa melihat betapa misi ini tercermin dalam berbagai program, di antaranya Ansor bersholawat, halaqah kiai muda, peringatan PHBI, sorban nusantara travel haji dan umroh, nahi munkar peredaran narkoba, penegakan hukum dan keadilan melalui LBH Ansor, dakwah di kawasan perkotaan, dakwah via medsos, dakwah ke publik internasional dan daurah kiai muda.
Hal yang sangat menonjol implementasi dari misi pertama ini adalah adanya terobosan deklarasi GP Ansor tentang Islam untuk kemanusiaan (humanitarian of Islam) dan deklarasi GP Ansor tentang manifesto Nusantara. GP Ansor hadir untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin dalam bumi Nusantara.
Kedua, memperkuat sistem kaderisasi dengan membangun disiplin organisasi dan kaderisasi berbasis profesi. Program kaderisasi idiologis seperti PKD, PKL dan PKN untuk kalangan Ansor dan Diklatsar, Susbalan dan Susbanpim untuk Banser, massif dilakukan.
Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Bidang Kaderisasi
24 April menjadi hari yang bersejarah bagi organisasi kaum muda sayap Nahdlatul Ulama. Kira-kira 11 tahun sebelum Indonesia merdeka, pada 24 April 1934, organisasi yang semula bernama Ansor Nahdlatul Oelama (ANO) bertransformasi menjadi Gerakan Pemuda Ansor lahir ke tengah-tengah bangsa yang sedang berjuang mewujudkan kemerdekaan.
Gerakan Pemuda Ansor sejak kelahirannya konsisten berkomitmen memperjuangkan nilai-nilai keislaman ala ahlussunnah wal jama’ah dan kebangsaan. Dua nilai yang dipegang sekaligus, antara Islam dan Indonesia, sebagai landasan pikir dan perilaku para anggota, kader dan pemimpinnya.
Di era Revolusi Industri 4.0 yang dicirikan dengan kehidupan yang serbadigital, GP Ansor menghadirkan makna harlah dengan melakukan transformasi media, yang diberi tajuk “87 Jam Lebih Live Podcast Harlah GP Ansor 87”.
Gerakan Pemuda Ansor bertransformasi melalui media juangnya, pada Harlah ke-87. Membawa semangat untuk menjadikan GP Ansor tetap pada satu barisan yang bergerak dan menggerakkan semangat kebangsaan dan soladaritas kemanusiaan. Tanpa melihat perbedaan latar belakang suku, agama, ras dalam kehidupan nyata, bertransformasi ke media digital sebagai battle field perjuangan pergerakannya.
Proses transformasi media tersebut, harus dimulai dari setiap kader Ansor Banser melalui partisipasi aktif mengikuti seluruh rangkaian acara live podcast Youtube yang dimulai pada hari Ahad, 18 April 2021 jam 21.00 hingga 24 April 2021. Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas membuka kegiatan melalui Youtube. Sampai tulisan ini dibuat, live podcast Youtube masih berlangsung untuk menggerakan kader Ansor-Banser mulai jajaran pimpinan pusat, wilayah hingga ranting di seluruh penjuru dunia mengikuti tonton live podcast. Sebuah perjuangan bersama dalam mentransfromasikan media juang gerakan dan membuktikan bahwa Ansor tak hanya besar di darat tetapi juga di media online.
Berbagai Sudut Pandang
Apa yang dilakukan GP Ansor tersebut adalah sebagai jawaban implementasi dari visi GP Ansor, yaitu terwujudnya GP Ansor yang teguh dan mandiri sebagai pengawal eksistensi Islam ahlussunnah wal ajama’ah dan NKRI.
Visi besar itu tengah dikawal dengan baik terutama dalam 10 tahun terakhir ini, melalui empat misinya, yaitu: Pertama, merevitalisasi nilai dan tradisi Islam ahlussunnah wal jama’ah melalui internalisasi nilai dan sifatur rasul dalam Gerakan Pemuda Ansor. Kita bisa melihat betapa misi ini tercermin dalam berbagai program, di antaranya Ansor bersholawat, halaqah kiai muda, peringatan PHBI, sorban nusantara travel haji dan umroh, nahi munkar peredaran narkoba, penegakan hukum dan keadilan melalui LBH Ansor, dakwah di kawasan perkotaan, dakwah via medsos, dakwah ke publik internasional dan daurah kiai muda.
Hal yang sangat menonjol implementasi dari misi pertama ini adalah adanya terobosan deklarasi GP Ansor tentang Islam untuk kemanusiaan (humanitarian of Islam) dan deklarasi GP Ansor tentang manifesto Nusantara. GP Ansor hadir untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin dalam bumi Nusantara.
Kedua, memperkuat sistem kaderisasi dengan membangun disiplin organisasi dan kaderisasi berbasis profesi. Program kaderisasi idiologis seperti PKD, PKL dan PKN untuk kalangan Ansor dan Diklatsar, Susbalan dan Susbanpim untuk Banser, massif dilakukan.