DPR Sebut Kebudayaan Dapat Minimalisir Dampak Buruk Era Informasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Syaiful Bahri Anshori menerangkan di era informasi digital akan mendatangkan peluang dan sekaligus tantangan yang perlu diantisipasi dengan kebijakan yang komprehensif dan praktis.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menambahkan, salah satu cara untuk mengantisipasi dampak negatif dari perkembangan era digital dengan menjalankan nilai-nilai kebangsaan yang berbasis kebudayaan.
"Ini akan berpengaruh pada sektor keamanan dan kebudayan nasional, oleh karena itu nilai-nilai kebangsaan dan muatan lokal menjadi hal yang dapat meminimalisir dampak negatifnya," ujarnya.
Sementara Tenaga Ahli Menteri (TAM) Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Devie Rahmawati menyebutkan, tantangan di dunia digital tidak dapat dipandang sederhana, karena juga mampu menghilangkan nyawa manusia, akibat kekerasan fisik di dunia offline yang diawali misalnya oleh kekerasan di media online melalui fitur teks, video, foto, komentar, hingga livestreaming.
"Menyadari bahwa teknologi digital bagaikan 'madu dan racun', maka Kominfo berkolaborasi dengan Jaringan Penggiat Literasi Digital (Japelidi) dan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, kemudian menyusun navigasi cakap digital melalui 4 modul yaitu (1) Budaya Bermedia Digital; (2) Aman Bermedia Digital; (3) Etis Bermedia Digital; dan (4) Cakap Bermedia Digital," jelas Devie, TAM bidang komunikasi dan media massa.
"Melalui keempat modul ini diharapkan masyarakat menjadi makin cakap digital, dengan mengambil manfaat positif (madu) dari teknologi dan menjauhkan diri dari kerugian (racun) yang mungkin diperoleh akibat rendahnya kecakapan digital," tutup Devie.
Baca Juga
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menambahkan, salah satu cara untuk mengantisipasi dampak negatif dari perkembangan era digital dengan menjalankan nilai-nilai kebangsaan yang berbasis kebudayaan.
"Ini akan berpengaruh pada sektor keamanan dan kebudayan nasional, oleh karena itu nilai-nilai kebangsaan dan muatan lokal menjadi hal yang dapat meminimalisir dampak negatifnya," ujarnya.
Sementara Tenaga Ahli Menteri (TAM) Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Devie Rahmawati menyebutkan, tantangan di dunia digital tidak dapat dipandang sederhana, karena juga mampu menghilangkan nyawa manusia, akibat kekerasan fisik di dunia offline yang diawali misalnya oleh kekerasan di media online melalui fitur teks, video, foto, komentar, hingga livestreaming.
"Menyadari bahwa teknologi digital bagaikan 'madu dan racun', maka Kominfo berkolaborasi dengan Jaringan Penggiat Literasi Digital (Japelidi) dan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, kemudian menyusun navigasi cakap digital melalui 4 modul yaitu (1) Budaya Bermedia Digital; (2) Aman Bermedia Digital; (3) Etis Bermedia Digital; dan (4) Cakap Bermedia Digital," jelas Devie, TAM bidang komunikasi dan media massa.
"Melalui keempat modul ini diharapkan masyarakat menjadi makin cakap digital, dengan mengambil manfaat positif (madu) dari teknologi dan menjauhkan diri dari kerugian (racun) yang mungkin diperoleh akibat rendahnya kecakapan digital," tutup Devie.
(maf)