Nekat Mudik, Kasus Covid-19 di Indonesia Bisa Seperti India

Selasa, 20 April 2021 - 11:48 WIB
loading...
Nekat Mudik, Kasus Covid-19...
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Serangan gelombang kedua Covid-19 di India dinilai bisa menimpa Indonesia jika masyarakatnya masih banyak yang nekat mudik Lebaran tahun ini. Diketahui, pemerintah telah memutuskan melarang masyarakat mudik tahun ini.

Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengungkapkan bahwa India tengah menjadi sorotan masyarakat dunia. Sebab, situasi di negara berpenduduk 1,38 miliar jiwa itu, saat ini mencekam akibat serangan gelombang kedua Covid-19 .

"Ada lonjakan kasus 100 ribu per hari dan korban meninggal mencapai 1.000 per hari. Dikabarkan juga, rumah sakit sudah tidak mampu lagi menampung pasien," ujar Rahmad Handoyo dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Selasa (20/4/2021).

Dia membeberkan, merujuk data Worldometer, Senin (19/4/2021) jumlah kasus positif Covid-19 di India sudah menembus 15,06 juta kasus. India kini menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbesar kedua di dunia. Peringkat pertama masih Amerika Serikat (AS) dengan 32,4 juta kasus.



"Pertanyaannya, apa penyebab meledaknya kasus Covid-19 di India ? Ternyata bencana itu datang karena masyarakat di sana abai terhadap protokol kesehatan. Dikabarkan, beberapa bulan terakhir ini, banyak warga India yang menggelar pesta pernikahan secara besar-besaran. Mereka juga berkumpul untuk kampanye politik tanpa menjaga jarak, merayakan upacara keagamaan," katanya.

Ironisnya, lanjut dia, dalam berbagai acara tersebut, masyarakat enggan menggunakan masker dengan benar. Masyarakat di India itu abai. Akibatnya, lanjut dia, kasus Covid-19 meledak dengan dahsyat, pertahanan kesehatan India pun bobol.

"Nah, untuk mencegah meledaknya kasus Covid-19 di Tanah Air, khususnya mendekati Idulfitri yang tinggal menghitung hari, bangsa Indonesia harus menjadikan kasus Covid-19 di India sebagai pelajaran. Sebab, jika masyarakat abai dan tak peduli terhadap protokol kesehatan, kasus di India bisa juga terjadi di Indonesia," tuturnya.



Dia menambahkan, menyambut Idulfitri, sudah sudah ada larangan mudik. Namun, kata dia, tetap harus diwaspadai potensi mudik di luar ketentuan yang resmi. "Berkaca dari pengalaman sebelumnya, meski ada larangan, tetap saja ada upaya masyarakat untuk mudik bersama. Bayangkan bila ada jutaan warga yang mudik sebelum tanggal 6 Mei, sesuai ketentuan, bisa-bisa penyebaran Covid-19 menjadi tidak terkendali," imbuhnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1919 seconds (0.1#10.140)