Meski Ada Potensi Konflik, PKB di Era Cak Imin Tunjukkan Tren Positif

Senin, 19 April 2021 - 14:36 WIB
loading...
Meski Ada Potensi Konflik,...
Pengamat politik dari UIN Jakarta Zaki Mubarak menilai, ada beberapa hal yang menunjukkan tren PKB di bawah kepemimpinan Cak Imin semakin positif. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarak menilai, ada beberapa hal yang menunjukkan tren Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) semakin positif.



Kata Zaki, beberapa potensi konflik bisa diatasi Muhaimin Iskandar, sehingga tidak meruncing dan berdampak serius. "Memang tidak semua pihak terpuaskan, tapi hal ini tentunya wajar, fenomena yang terjadi di semua Parpol," imbuhnya.

Ketiga, Zaki mengatakan jika dicermati tren positif PKB memang tidak bisa dipisahkan dari strategi dan kepemimpinan Muhaimin Iskandar yang lebih kreatif. Hal tersebut, kata dia, jika dibandingkan Ketua Umum Parpol lainnya.

"Pada pemilu 2014 ia menggandeng musisi Ahmad Dhani dan Bang Haji Rhoma Irama misalnya yang ternyata dampak elektoralnya luar biasa. Ia juga cukup berhasil dalam menjaga hubungan baik dengan NU, dengan para kiai dan santri. Sekaligus pintar merangkul kaum milenial yang jumlahnya sangat besar," ungkapnya.

Keempat, dia menilai PKB sejauh ini berhasil dalam positioning dirinya sebagai kekuatan religius yang nasionalis, mengintegrasikan wawasan keagamaan dan kebangsaan dan sebagai pengusung moderatisme beragama.

"Berada di titik spektrum tengah. Jika mampu dijaga secara konsisten, hal ini akan menjadi poin positif bagi PKB kedepannya yang membedakan dengan Parpol 2 lainnya," katanya.

Terkait dengan wacana muktamar luar biasa (MLB) PKB, dia berharap ada rekonsiliasi yang melibatkan pihak-pihak terkait. Menurut Zaki, semua persoalan harus didiskusikan dan dibicarakan bersama. Dirinya percaya bahwa PKB sebagai partai yang terbuka, inklusif, mampu mengatasi perbedaan-perbedaan pandangan yang ada.

"Sayang sekali jika PKB kembali didera konflik dan terpecah belah seperti era sebelumnya. Menurut saya KLB sama sekali bukan solusi, justru bisa-bisa membuat partai kaum Nahdliyyin ini terpuruk. Yang terbaik adalah membangun dialog dan bersama-sama bersinergi membesarkan PKB," tuturnya.

Menurut dia, prinsipnya adalah demokrasi yang sehat dan kuat sangat dipengaruhi oleh dinamika kepartaian yang juga sehat. Dia berpendapat, jika peran dan fungsi Parpol lemah atau dilemahkan, akan membawa kerugian besar bagi stabilitas politik dan demokrasi, termasuk kerugian dalam kehidupan bernegara.

Dia menjelaskan, salah satu fungsi pemerintah adalah menjaga dinamika kepartaian tetap kondusif. Karena itu, menurut dia, pemerintah jangan sampai terlibat dalam intervensi-intervensi terhadap urusan internal parpol.

"Pemerintah juga dituntut bersikap tegas menindak oknum-oknum yang menyalahgunakan kekuasaannya menganggu partai-partai politik. Biarkan Parpol menjadi mandiri dan tumbuh berkembang dengan sehat," pungkasnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2770 seconds (0.1#10.140)