Gus AMI Beberkan 12 Pokok Pikiran PKB dalam Munas Alim Ulama

Jum'at, 09 April 2021 - 01:32 WIB
loading...
Gus AMI Beberkan 12 Pokok Pikiran PKB dalam Munas Alim Ulama
Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI).Foto/SINDOphoto/Dok
A A A
JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI) menyampaikan 12 pokok pikiran dalam pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKB, Kamis (8/4/2021). Presiden Jokowi hadir secara virtual dalam pembukaan tersebut.

Pertama, pria yang akrab disapa Gus AMI itu menyatakan, Munas Alim Ulama dan Mukernas PKB adalah agenda rutin partai yang tujuan keduanya saling menopang satu sama lain. Munas Alim Ulama rutin diselenggarakan PKB karena partai ini lahir dan besar di tangan para ulama.

"Sementara agenda Mukernas PKB bertujuan mengonsolidir isu-isu strategis kepartaian, terutama menyiapkan ikhtiar PKB menghadapi recovery ekonomi, kesehatan, dan sosial," ujarnya.

Kedua, kata Gus AMI, para alim ulama yang diundang di antaranya adalah kiai-kiai Nahdlatul Ulama serta tokoh-tokoh bangsa yang selama ini berkontribusi penuh ikut menjaga keutuhan bangsa dan negara dalam bingkai NKRI. Karena PKB lahir dari rahim ulama dan kiai, maka Munas Alim Ulama ini didedikasikan untuk beliau-beliau yang selama ini istiqomah mengawal NU, PKB, serta kerukunan antar warga bangsa dan masyarakat secara luas.

Tentu saja para ulama ini juga konsisten mengawal perjalanan demokrasi dan kebhinnekaan kita yang dari hari ke hari tantangannya makin dinamis dan bervariasi. Baca: Di Sidang Paripurna Hari Ini, Puan Akan Tegaskan Komitmen DPR dalam Pembahasan RUU Prioritas

"Apalagi dengan adanya peristiwa teror belakangan, maka alim ulamalah yang paling kita andalkan dalam membimbing umat ke jalan dan keyakinan yang benar. Selain itu, para kiai dan pesantren selama masa pandemi 1 tahun lebih, meski dengan kemampuan sendiri, kurang tersentuh dari pemerintah daerah, mereka tetap total menyelenggarakan pendidikan di pesantrennya tetap jalan dengan protkes yang ketat. Keberadaan kiai n pesantren ini perlu diapresiasi oleh PKB, bahkan oleh pemerintah sendir," sambung dia.

Ketiga, Mukernas PKB merupakan agenda rutin yang digelar sebagai bagian dari amanat partai untuk menyiapkan kerja-kerja strategis-taktis kepartaian dalam memberikan kontribusinya kepada bangsa dan negara. Saat ini, PKB melihat keadaan makin membaik, pandemi mulai berkurang, dan program vaksinasi sukses, apa yang dilakukan pemerintah semakin on the track.

Ke depan, kerja besar berikutnya adalah menyiapkan langkah-langkah positif bersama. Jangan sampai kita lengah dan terlena dengan situasi pandemi saat ini, karena what to do the next (apa yang kita lakukan nanti) itu tidak kalah penting dari what should we do now (apa yang harus kita lakukan saat ini). Jadi semuanya harus get well-prepared, mesin partai juga harus gerak cepat memberikan respons-respons kebangsaan sebagai bagian dari kontribusi riil kita untuk negara.

Keempat dalam Munas Alim Ulama dan Mukernas PKB 2021 ini, PKB akan memperjuangkan sejumlah hal strategis, Pertama, Bidang Pendidikan, PKB sangat yakin pendidikan adalah kunci bangsa ini mendapatkan SDM unggul, pandemi tidak boleh mengakibatkan matinya lembaga pendidikan, proses belajar mengajar tidak boleh terhenti dan anak didik kita juga tidak boleh terlalu lama di rumah karena akan kehilangan ghirah terhadap ilmu pengetahuan.

Alokasi anggaran bidang pendidikan, apapun kondisinya kita ingin 20 persen APBN tidak dikurangi. PKB akan terus membantu pemerintah mewujudkan hadirnya pendidikan yang berkualitas dan lahirnya SDM unggul demi menyongsong Indonesia Emas 2045 nanti.

Kelima, terkait UU Pesantren, PKB mengapresiasi lahirnya Peraturan Menteri Agama (PMA) No 30 tahun 2020 tentang Pendirian dan Penyelenggaraan Pesantren (diundangkan pada 3 Desember 2020), PMA No 31 tahun 2020 tentang Pendidikan Pesantren (diundangkan pada 30 November 2020), dan PMA No 32 tahun 2020 tentang Ma’had Aly (diundangkan pada 3 Desember 2020).

Namun, PKB juga terus mendorong penuh agar aturan-aturan mengenai pendanaan untuk pesantren juga diatur melalui skema yang lebih rigid, kurikulum pesantren yang diberi keleluasaan untuk dikelola secara mandiri oleh pesantren, pengakuan pendidikan pesantren, pendidikan diniyah, serta kesetaraan gelar lulusan pesantren seperti halnya sekolah umum. PKB berharap Presiden segera mengeluarkan Peraturan turunan dari UU Pesantren agar bisa segera operasional.

Keenam, bidang Pertanian, bagi PKB petani adalah penolong negeri, di masa pandemi, pertanian akan selalu menjadi tulang punggung survive nya sebuah bangsa. PKB meminta pemerintah untuk memastikan ketersediaan pupuk dengan harga terjangkau, menjaga stabilitas harga pada saat panen raya melalui kebijakan tata niaga bahan pangan yang menguntungkan petani, percepatan alih teknologi dan modernisasi pertanian menjadi perhatian utama pemerintah.

Ketujuh, pemulihan ekonomi pascapandemi juga perlu melibatkan sektor UMKM. PKB mendorong pemerintah untuk memberikan alokasi anggaran yang cukup untuk sektor ini. PKB juga akan terus membantu semua pelaku UMKM agar terus berdaya, bertahan survive di masa pandemi, bahkan bisa menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Salah satunya UMKM berbasis pesantren. Sebab terbukti selama ini UMKM-lah yang paling serius terdampak pandemi.

Kedelapan, selain membahas topik-topik strategis dan aneka isu nasional, salah satu rangkaian Munas Alim Ulama dan Mukernas PKB 2021 adalah pemberian penghargaan pada pesantren-pesantren yang telah konsisten dan tetap menjalankan proses pembelajaran dan pengajaran di masa sulit saat pandemi ini. Sejumlah pesantren dengan kategori tersebut di antaranya Ponpes Lirboyo Kediri dengan total 32 ribu santri, Ponpes Sidogiri dengan 20 ribu santri, Ponpes Krapyak Yogyakarta dengan 12 ribu santri, Ponpes Ploso Kediri, Ponpes Cipasung Tasikmalaya, Ponpes Tegalrejo Magelang, Ponpes Pandanaran Yogyakarta, dan pondok pesantren dengan ribuan santri lainnya.

Kesembilan, berbagai rangkaian kegiatan dalam Munas dan Mukernas tersebut merupakan bagian penting dari ikhtiar, kontribusi, dan partisipasi aktif PKB sebagai partai politik yang menegaskan diri dengan jargon politik rahmatan lil 'aalamiin. Politik yang memberi kemanfaatan seluas-luasnya untuk rakyat Indonesia.

Sepuluh, sebagai partai pendukung pemerintah, PKB tetap konsisten dan kontinyu mengawal agenda-agenda kebangsaan dan kenegaraan yang telah dicanangkan Presiden Jokowi, terutama ikhtiar untuk mempercepat kebangkitan ekonomi nasional. Penguatan pesantren, pendidikan, serta pemulihan ekonomi di berbagai sektor, khususnya UMKM akan terus didorong PKB sebagai bagian penting bentuk dukungan PKB terhadap kinerja dan kepemimpinan Presiden Jokowi sejak periode pertama lalu hingga periode kedua saat ini.

Sebelas, ada persepsi yang kurang baik terhadap partai politik, padahal tidak ada demokrasi tanpa partai politik. Karena itu, PKB bertekad Merubah Cara Kerja dalam segala hal. PKB akan menguatkan dan mengokohkan kembali cara kerja para ulama/kiai pendiri PKB di semua level yg sangat lillahi ta'ala ikhlas dan tanpa pamrih. Semua pengurus dan kader PKB harus merobah total cara kerjanya di era pandemi, era disrupsi dan zaman serba IT. Semua kader juga harus Merobah Cara Kerja pelayanan terhadap rakyat dan negara agar lebih proaktif dan membumi lagi, karena rakyat butuh karya dan pelayanan yang kongkrit bukan janji maupun lisan.

Dan terakhir, PKB mengingatkan kalimat fenomenal yang pernah disampaikan mantan Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy: Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu. Munas dan Mukernas ini tujuannya menegaskan kutipan filosofis tersebut, yakni membahas apa yang bisa diperbuat PKB beserta para ulama yang selama ini mengayominya untuk bangsa dan negara.

Sejak awal sangat jelas bahwa NU dan PKB konsisten mengikuti dawuh Hadratus Syaikh Kiai Hasyim Asy'ari, bahwa agama dan nasionalisme tidaklah bertentangan, justru saling menopang satu sama lain. Begitupula perjuangan PKB ke depan dan seterusnya, yakni untuk memperkuat pondasi keagamaan dan kebangsaan kita dalam rangka mencapai baldatun toyyibatun wa robbun ghofuur.
(hab)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1374 seconds (0.1#10.140)