Dukung Kebangkitan Pariwisata Pascapandemi, BNSP Percepat Sertifikasi Kompetensi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) mendorong percepatan sertifikasi kompetensi di semua sektor, khususnya sektor-sektor yang sangat terdampak pandemi Covid-19 seperti sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Hal itu diungkapkan anggota BNSP, Bonardo Aldo Tobing saat menghadiri pelaksanaan uji kompetensi menggunakan program PSKK yang digelar oleh LSP Rajawali Hospitality Nusantara untuk mensertifikasi bidang hotel dan restoran khususnya SDM Hotel Mulia Senayan sebanyak 600 orang secara bertahap.
“Untuk memastikan kebangkitan pariwisata, peningkatan kompetensi SDM pariwisata yang kompeten perlu dilakukan. Yaitu dengan memiliki bukti kompetensi berupa sertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh Lembaga yang diberi otoritas oleh Negara yaitu BNSP,” kata Aldo, Kamis, (8/4/2021).
Berkaitan dengan itu, kata Aldo, salah satu upaya BNSP untuk mempercepat sertifikasi kompetensi yaitu melalui program subsidi PSKK menggunakan APBN sebagai stimulus yang disalurkan melalui LSP terlisensi BNSP. Koordinator Bidang Sertifikasi BNSP itu memastikan proses pelaksanaan uji kompetensi berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip asesmen dan penjaminan mutu sehingga setiap keputusan sertifikasi dapat dipertanggungjawabkan oleh LSP. “Dengan dilaksanakannya uji kompetensi bidang perhotelan diharapkan SDM Pariwisata kita semakin unggul sehingga dapat segera bangkit dari keterpurukan dampak pandemi covid-19,” ujar dia. Sementara itu, Manajer Hotel Mulia, Martino Tanor menyambut baik pelaksanaan uji kompetensi tersebut. Menurut Martino, uji kompetensi diperlukan bagi seluruh tenaga kerja ataupun calon tenaga kerja bidang perhotelan meski mereka sudah memiliki ijazah. “Sertifikasi uji kompetensi diperlukan, walaupun secara de facto staff sudah mendapatkan ijazah kelulusan dari institusi pendidikan yang mereka pelajari,” kata Martino.
Martino menjelaskan, perkembangan zaman yang begitu pesat menuntut SDM industri pariwisata hotelier mendapatkan pengakuan atau lisensi bahwa mereka layak diakui sebagai pelaku pariwisata yang layak diperhitungkan. “Mengingat persaingan tenaga kerja di industri perhotelan yang semakin ketat saat ini,” ungkap Martino.
Andi Yusuf Tooy , salah satu peserta uji kompetensi pun turut menyambut baik program tersebut. Andi berharap program semacam ini ditingkatkan dan melibatkan lebih banyak lagi tenaga kerja perhotelan. “Alhamdulillah, acaranya sukses, semua happy dan bersemangat ikut acara ini. Apalagi ini sertifikasi pertama selama pandemi. Semoga lebih di perbanyak pesertanya dari karyawan yang belum ikut. Agar lebih banyak yang bisa diakui dan punya sertifikasi. Terima kasih atas bantuannya,” kata Andi.
“Untuk memastikan kebangkitan pariwisata, peningkatan kompetensi SDM pariwisata yang kompeten perlu dilakukan. Yaitu dengan memiliki bukti kompetensi berupa sertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh Lembaga yang diberi otoritas oleh Negara yaitu BNSP,” kata Aldo, Kamis, (8/4/2021).
Berkaitan dengan itu, kata Aldo, salah satu upaya BNSP untuk mempercepat sertifikasi kompetensi yaitu melalui program subsidi PSKK menggunakan APBN sebagai stimulus yang disalurkan melalui LSP terlisensi BNSP. Koordinator Bidang Sertifikasi BNSP itu memastikan proses pelaksanaan uji kompetensi berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip asesmen dan penjaminan mutu sehingga setiap keputusan sertifikasi dapat dipertanggungjawabkan oleh LSP. “Dengan dilaksanakannya uji kompetensi bidang perhotelan diharapkan SDM Pariwisata kita semakin unggul sehingga dapat segera bangkit dari keterpurukan dampak pandemi covid-19,” ujar dia. Sementara itu, Manajer Hotel Mulia, Martino Tanor menyambut baik pelaksanaan uji kompetensi tersebut. Menurut Martino, uji kompetensi diperlukan bagi seluruh tenaga kerja ataupun calon tenaga kerja bidang perhotelan meski mereka sudah memiliki ijazah. “Sertifikasi uji kompetensi diperlukan, walaupun secara de facto staff sudah mendapatkan ijazah kelulusan dari institusi pendidikan yang mereka pelajari,” kata Martino.
Martino menjelaskan, perkembangan zaman yang begitu pesat menuntut SDM industri pariwisata hotelier mendapatkan pengakuan atau lisensi bahwa mereka layak diakui sebagai pelaku pariwisata yang layak diperhitungkan. “Mengingat persaingan tenaga kerja di industri perhotelan yang semakin ketat saat ini,” ungkap Martino.
Andi Yusuf Tooy , salah satu peserta uji kompetensi pun turut menyambut baik program tersebut. Andi berharap program semacam ini ditingkatkan dan melibatkan lebih banyak lagi tenaga kerja perhotelan. “Alhamdulillah, acaranya sukses, semua happy dan bersemangat ikut acara ini. Apalagi ini sertifikasi pertama selama pandemi. Semoga lebih di perbanyak pesertanya dari karyawan yang belum ikut. Agar lebih banyak yang bisa diakui dan punya sertifikasi. Terima kasih atas bantuannya,” kata Andi.
(cip)