Bom Bunuh Diri di Makassar Identik dengan Peristiwa di Surabaya dan Medan?

Selasa, 30 Maret 2021 - 09:00 WIB
loading...
Bom Bunuh Diri di Makassar Identik dengan Peristiwa di Surabaya dan Medan?
Polisi membawa dua kantong jenazah dari lokasi ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (27/3/2021). FOTO/MPI/Muchtamir Zaide
A A A
JAKARTA - Minggu 28 Maret 2021 pagi waktu setempat, Tanah Air dikejutkan dengan aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan.

Dari informasi yang dihimpun, sebanyak dua orang tewas di tempat. Dua orang yang tewas ini diduga pasangan suami-istri (pasutri) sebagai pelaku bom bunuh diri.

Sementara, puluhan orang tak berdosa yang mengalami luka berat dan ringan dari aksi 'biadab' ini telah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit yang diberikan pemerintah pusat maupun daerah.

Kejadian bom bunuh diri di Gereja Katedral terjadi sekira pukul 10.20 WITA. Pelaku 'pasutri' yang teridentifikasi bernama Lukman dan Dewi alias Lsf sempat terekam sebuah kamera saat keduanya berboncengan mengendarai sepeda kotor matik berwarna oranye, sebelum mereka melakukan aksinya.

Peristiwa Bom bunuh diri Makassar mengingatkan peristiwa serupa yang pernah terjadi di Mapolresta Surabaya pada 2018 silam dan Mapolresta Medan pada 13 November 2019 silam. Jika di Makassar terjadi sekira pukul 10.20 WITA, di Mapolresta Surabaya dan Medan memiliki kesamaan waktu yakni sekira pukul 08.50 WIB (Surabaya) dan 08.45 WIB (Medan). Tapi, ketiga peristiwa tersebut terjadi di pagi hari.

Jika dirunut peristiwa Makassar, Surabaya dan Medan, maka para pelaku melakukan cara yang sama yakni dengan cara 'menerobos' dan meledakan diri dengan cara bunuh diri.

Peristiwa di Surabaya bermula dilakukan pemeriksaan pengunjung yang datang oleh petugas jaga dan provost. Saat itu, ada sebuah minibus yang tengah dilakukan pemeriksaan, tapi saat itu dua motor mencoba menyalip mobil tersebut. Saat hendak diperiksa pemotor yang membonceng seorang perempuan meledakan diri.

Dari peristiwa itu, empat anggota polisi dan enam warga yang berada di lokasi turut menjadi korban dan mengalami luka-luka. Sementara empat orang tewas diduga sebagai pelaku penyerangan bom bunuh diri. Setelah bom pertama yang meledak, lalu disusul ledakan dari radius 200 meter dari lokasi atau Mapolresta Surabaya tersebut. Dugaan waktu itu, bom yang dibawa pelaku meledak sebelum diledakan pelakunya.

Peristiwa di Mapolresta Surabaya hampir mirip dengan yang terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara. Kala itu, sasarnnya adalah Mapolresta Kota Medan. Bom tiba-tiba meledak saat personel Provost sedang melakukan apel pagi. Bermula dari pemeriksaan pengunjung yang datang, serangan bom bunuh diri itu terjadi.
Dari informasi yang disampaikan kepolisian saat itu pelaku berjumlah dua orang. Dua pelaku itu yang teridentifikasi mengenakan jaket sebuah perusahaan ojek online meledakan diri pada saat akan diperiksa identitas mereka.

Saat itu saksi menuturkan, banyak anggota Polisi yang terkena serangan itu dan saksi melihat bom meledak dengan serpihan paku. Dalam peristiwa itu, tubuh pelaku hancur tak dapat dikenali dan satu orang pelaku lainnya mengalami luka-luka yang langsung dibawa menggunakan mobil ambulans.

Kembali ke peristiwa bom bunuh di Makassar, Polri terus mendalami jenis bom yang meledak di peribadatan 'Minggu Palma' Gereja Katedral. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ago Yuwono sebelumnya mengemukakan pihaknya sudah menemukan rangkaian sumber ledakan dan beberapa bahan bekas ledakan yang digunakan pelaku.

"Jadi setelah olah TKP sudah didapatkan sirkuit atau rangkaian sumber ledakan, untuk mendalami apakah ini ledakan jenis high eksplosif atau low eksplosif," ujar Argo, Minggu 28 Maret 2021. (Rakhmatulloh)
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1492 seconds (0.1#10.140)