Webinar MWA UI: Sinergi Triple Helix untuk Penanganan Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
Dexa mengembangkan bahan baku obat herbal dari biodiversitas Indonesia yang bersumber dari kekayaan sumber daya alam hayati dengan berbasis riset dan didukung oleh medical evidence-based. Ferry menjelaskan bahwa Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) adalah obat yang akan dipakai untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan pasar yang lain.
OMAI terbuat dari bahan alam berupa ekstrak/fraksi tanaman asli dan tumbuh di Indonesia. Saat ini OMAI telah memperoleh status sebagai Fitofarmaka atau Obat Herbal Terstandar.
Sementara itu, Budi Wiweko, Wakil Direktur IMERI-FKUI, menjelaskan tentang teknologi mahadata (big data) yaitu sebuah potensi pelayanan kesehatan di masa mendatang.
Dia memaparkan bahwa di masa depan, big data akan menjadi suatu jenis pelayanan kesehatan baru. Sumber big data dalam bidang kesehatan diperoleh dari rumah sakit, laboratorium, emergency, disease registries, Biobank, dan lain sebagainya.
Perpaduan perilaku, manusia, teknologi dan big data akan menghasilkan apa yang disebut “kedokteran presisi”, yaitu kedokteran yang menyesuaikan dengan kebutuhan pasien, yang dapat memprediksi masa depan kesehatan pasien.
Big data yang telah diolah dapat menjadi "model" dan dapat digunakan untuk pengobatan. Misalnya, dari big data dapat diketahui bahwa dalam 10 tahun ke depan, seseorang dapat mengidap suatu penyakit seperti cenderung rentan darah tinggi, atau rentan mengidap penyakit kanker payudara, dan lain-lain.
Ini dapat dipakai sebuah negara untuk mengelola kesehatan daerahnya melalui apa yang disebut “presisi public health”. Tenaga kesehatan di masa depan akan sangat dibutuhkan kemampuan dalam bidang teknologi, perilaku manusia, dan pemahaman data.
OMAI terbuat dari bahan alam berupa ekstrak/fraksi tanaman asli dan tumbuh di Indonesia. Saat ini OMAI telah memperoleh status sebagai Fitofarmaka atau Obat Herbal Terstandar.
Sementara itu, Budi Wiweko, Wakil Direktur IMERI-FKUI, menjelaskan tentang teknologi mahadata (big data) yaitu sebuah potensi pelayanan kesehatan di masa mendatang.
Dia memaparkan bahwa di masa depan, big data akan menjadi suatu jenis pelayanan kesehatan baru. Sumber big data dalam bidang kesehatan diperoleh dari rumah sakit, laboratorium, emergency, disease registries, Biobank, dan lain sebagainya.
Perpaduan perilaku, manusia, teknologi dan big data akan menghasilkan apa yang disebut “kedokteran presisi”, yaitu kedokteran yang menyesuaikan dengan kebutuhan pasien, yang dapat memprediksi masa depan kesehatan pasien.
Big data yang telah diolah dapat menjadi "model" dan dapat digunakan untuk pengobatan. Misalnya, dari big data dapat diketahui bahwa dalam 10 tahun ke depan, seseorang dapat mengidap suatu penyakit seperti cenderung rentan darah tinggi, atau rentan mengidap penyakit kanker payudara, dan lain-lain.
Ini dapat dipakai sebuah negara untuk mengelola kesehatan daerahnya melalui apa yang disebut “presisi public health”. Tenaga kesehatan di masa depan akan sangat dibutuhkan kemampuan dalam bidang teknologi, perilaku manusia, dan pemahaman data.
(dam)