Waspada! Lampung Berpotensi Tinggi Terjadi Bencana Geologi

Sabtu, 20 Maret 2021 - 15:01 WIB
loading...
Waspada! Lampung Berpotensi Tinggi Terjadi Bencana Geologi
Direktorat Pemetaan dan Risiko Bencana BNPB dari hasil kajiannya mengungkapkan wilayah Lampung memiliki tiga potensi risiko tinggi yang dapat memicu terjadinya bencana alam geologi. Pertama adalah aktivitas Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda.
A A A
JAKARTA - Direktorat Pemetaan dan Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) dari hasil kajiannya mengungkapkan wilayah Lampung memiliki tiga potensi risiko tinggi yang dapat memicu terjadinya bencana alam geologi.

Pertama adalah aktivitas Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda. Sebagaimana diketahui bahwa aktivitas erupsinya hingga saat ini masih terus terjadi dan masuk pada Level III atau Siaga. Baca juga: BNPB Gelontorkan Dana Rp114 M Percepat Rehab Pascatsunami Selat Sunda

Adapun aktivitas Gunung Anak Krakatau yang terakhir telah memicu terjadinya peristiwa Tsunami Selat Sunda pada 2018 akibat longsoran bawah laut dengan total korban pada saat itu mencapai kurang lebih 430 jiwa.

Berdasarkan catatan sejarah, Krakatau pernah meletus pada 1883 dan kekuatan letusannya tersebut setara dengan empat kali lipatnya Tsar Bomba, yakni bom nuklir terkuat yang pernah diuji coba Rusia di Pasifik.

Apabila dibandingkan dengan bom atom yang pernah dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada 1945 lalu, maka Tsar Bomba tersebut kekuatannya setara 3.000 kali bom atom Hiroshima.

“Krakatau empat kali Tsar Bomba ini,” ujar Plt Direktur Pemetaan dan Risiko Bencana, Abdul Muhari dalam keterangan yang diterima, Sabtu (20/3/2021).

Adapun letusan Krakatau pada masa itu menyebabkan terjadinya lontaran material seluas 41 kilometer kubik yang bisa membuat bukit buatan dengan ketinggian 300 meter.

Menurut catatan, peristiwa tersebut juga memicu terjadinya tsunami dengan ketinggian 9-36 meter, kemudian lontaran sulfurnya mencapai lapisan stratosfer dan terbawa hingga ke wilayah Eropa sehingga menyebabkan perubahan iklim.

Selanjutnya, potensi ancaman kedua adalah adanya Sesar Sunda yang berada di selatan Lampung dan Pulau Jawa bagian barat. Menurut hasil kajian Muhari bersama tim, segmen Sesar Sunda dapat melepaskan energi hingga sebesar 9 magnitudo.

Dalam pemodelan yang dilakukan, pelepasan maksimal energi tersebut juga dapat memicu terjadinya gelombang tsunami dengan ketinggian hingga 8-10 meter. “Ini estimasi yang paling besar dari kemungkinan potensi energi yang ada. Tentunya ini bukan akan bersifat menakut-nakuti tidak. Tetapi potensi itu ada dan kejadiannya di selatan Jawa bagian barat mengalami pengulangan dengan bukti-bukti geologi yang ada,” jelas Muhari.

Kemudian untuk sesar yang dapat memicu gempa darat, Muhari menjelaskan bahwa ada beberapa sesar aktif yang dapat melepaskan energi dan memicu gempa dengan skala estimasi magnitudo 6,9 hingga magnitudo 7,3.

Adapun sesar tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yakni, Sesar Enggano, Kumering Selatan, Kumering Utara, Barumun, Ujung Kulon, Semangko Timur, Semangko Barat, Semangko Graben.

Menurut catatan Muhari, Sesar Semangko Barat diduga menjadi pemicu terjadinya peristiwa Gempa Bumi Liwa yang menyebabkan sedikitnya 196 jiwa menjadi korban dan kurang lebih 2.000 lainnya mengalami luka-luka.

“Semangko Barat itu segmen yang mungkin menjadi penggerak gempa Liwa yang terjadi pada 1994. Liwa termasuk aktif, dua kali 1993 dan 1994,” jelas Muhari.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1173 seconds (0.1#10.140)