Legislator PKS Nilai Sudah Saatnya Indonesia Manfaatkan Tenaga Nuklir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mulyanto meminta Dewan Energi Nasional (DEN) merumuskan kebijakan Rencana Umum Energi Nasionsl (RUEN) secara seksama, akurat dan antisipatif, termasuk opsi nuklir di dalamnya. Dengan kapasitas dan kewenangan yang dimiliki, dia yakin DEN mampu mengawal rencana umum energi tersebut hingga benar-benar dapat terealisasi.
Menanggapi pernyataan Kementerian ESDM yang sudah memasukkan listrik nuklir dalam Grand Skenario Energi Nasional (GSEN) sebagai bahan untuk penyusunan RUEN, yang akan diterbitkan DEN (Dewan Energi Nasional), Mulyanto menilai memang sudah saatnya Indonesia mempersiapkan diri untuk memanfaatkan tenaga nuklir .
Pengalaman Indonesia mengelola reaktor riset dinilainya sudah cukup lama sejak tahun 60-an, baik pada reaktor Bandung, reaktor Yogyakarta dan reaktor GA Siwabessy di Puspiptek Serpong."Dari sisi SDM pun sudah cukup lumayan banyak, baik yang dididik dalam program nuklir di UI, UGM dan ITB atau dalam Sekolah Tinggi Teknik Nuklir (STTN), BATAN (Badan tenaga Nuklir Nasional) sendiri. Angkatan pertama dan kedua SDM nuklir ini sebagian sudah pensiun," kata Mulyanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/3/2021).
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini menilai pemanfaatan listrik nuklir ini sangat tepat untuk menggenjot sektor industri. Karena daya terpasang listrik nuklir sangat besar, dapat di atas 1.000 MW per unit pembangkit.
Selain itu, penggantian bahan bakarnya yang relatif jarang, karena masa guna bahan bakar nuklir di dalam reaktor antara 3 – 6 tahun, listrik nuklir lebih stabil sepanjang tahun. Dengan demikian listrik nuklir menjadi pilihan yang tepat untuk dioperasikan pada beban dasar (base load) jaringan listrik.
"Skenario ini sudah diantisipasi dalam draf RUU EBT (energi baru-terbarukan), yang tengah digodok Komisi VII DPR RI. Listrik nuklir dikelompokkan dalam istilah energi baru, dan merupakan opsi transisi menuju seratus persen energi terbarukan. Anggota DEN yang baru saja terbentuk diharapkan dapat bekerja keras untuk merumuskan rencana umum energi ini, termasuk opsi nuklir di dalamnya," ujar Mulyanto.
Dirinya optimistis, Indonesia mampu go nuklir, apalagi kalau harga listrik dari PLTN ini dapat mencapai di bawah USD 7 sen, per kilo Watt hour (kWh) sesuai harga BPP (biaya pokok pembangkitan) PLN.
Menanggapi pernyataan Kementerian ESDM yang sudah memasukkan listrik nuklir dalam Grand Skenario Energi Nasional (GSEN) sebagai bahan untuk penyusunan RUEN, yang akan diterbitkan DEN (Dewan Energi Nasional), Mulyanto menilai memang sudah saatnya Indonesia mempersiapkan diri untuk memanfaatkan tenaga nuklir .
Pengalaman Indonesia mengelola reaktor riset dinilainya sudah cukup lama sejak tahun 60-an, baik pada reaktor Bandung, reaktor Yogyakarta dan reaktor GA Siwabessy di Puspiptek Serpong."Dari sisi SDM pun sudah cukup lumayan banyak, baik yang dididik dalam program nuklir di UI, UGM dan ITB atau dalam Sekolah Tinggi Teknik Nuklir (STTN), BATAN (Badan tenaga Nuklir Nasional) sendiri. Angkatan pertama dan kedua SDM nuklir ini sebagian sudah pensiun," kata Mulyanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/3/2021).
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini menilai pemanfaatan listrik nuklir ini sangat tepat untuk menggenjot sektor industri. Karena daya terpasang listrik nuklir sangat besar, dapat di atas 1.000 MW per unit pembangkit.
Selain itu, penggantian bahan bakarnya yang relatif jarang, karena masa guna bahan bakar nuklir di dalam reaktor antara 3 – 6 tahun, listrik nuklir lebih stabil sepanjang tahun. Dengan demikian listrik nuklir menjadi pilihan yang tepat untuk dioperasikan pada beban dasar (base load) jaringan listrik.
"Skenario ini sudah diantisipasi dalam draf RUU EBT (energi baru-terbarukan), yang tengah digodok Komisi VII DPR RI. Listrik nuklir dikelompokkan dalam istilah energi baru, dan merupakan opsi transisi menuju seratus persen energi terbarukan. Anggota DEN yang baru saja terbentuk diharapkan dapat bekerja keras untuk merumuskan rencana umum energi ini, termasuk opsi nuklir di dalamnya," ujar Mulyanto.
Dirinya optimistis, Indonesia mampu go nuklir, apalagi kalau harga listrik dari PLTN ini dapat mencapai di bawah USD 7 sen, per kilo Watt hour (kWh) sesuai harga BPP (biaya pokok pembangkitan) PLN.
(zik)