Jejak Gelap Terang Anton Medan Sang Petualang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anton Medan , ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) meninggal dunia akibat komplikasi penyakit pada Senin (14/3/2021) siang tadi. Rencananya, jenazah Anton Medan akan dimakamkan di kompleks pondok pesantren At Taibin di Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor. Banyak orang merasa kehilangan atas kepergiannya.
Siapa sebenarnya Anton Medan? Tak bisa disangkal lagi, dia adalah petualang. Tidak saja di dunia hitam tapi juga spiritual. Pernah dikenal sebagai perampok ulung sekaligus bandar judi, Anton Medan akhirnya menemukan Islam sebagai sandaran hidup yang tepat dan meninggal di usia 63 tahun sebagai salah satu pendakwah yang gigih.
Anton terlahir dengan nama Tan Hok Liang di Tebing Tinggi, Sumatra Utara pada 10 Oktober 1957. Sejak usia belia, Anton sudah kenal dengan dunia kejahatan. Saat itu usianya 12 tahun dan merantau ke Tebing Tinggi. Ketika itu, dia sudah menjadi tulang punggung keluarga dan putus sekolah.
(Baca: Anton Medan Meninggal Dunia)
Anton kecil kemudian menjadi anak jalanan dengan bekerja sebagai calo di Terminal Tebing Tinggi. Tugasnya membantu sopir bus untuk mencari penumpang. Singkat cerita, suatu hari Anton Medan cekcok dengan salah satu supir busnya.
Dia telah mencarikan penumpang namun tak diberikan upah atas kerjanya itu. Karena terpancing emosi, Anton memukul sopir itu dengan balok. Kejadian itu untuk pertama kalinya menyeret Anton berurusan dengan pihak kepolisian.
Setelah kejadian itu, dia kembali ke Kota Medan. Peristiwa serupa pun terjadi, setelah dipukuli oleh beberapa sopir bus, Anton Medan akhirnya membalas dengan sabetan parang yang membuat salah satu sopir tewas.
Anton medan pun harus mendekam di penjara selama empat tahun. Jeruji besi memberikan kenyataan yang pahit untuk dia. Hanya satu kali ia dijenguk keluarganya.
Setelah melewati masa hukuman, Anton Medan pun kembali kerumahnya. Tetapi, dia merasa keluarganya tidak menerima dia lagi yang notabene sebagai narapidana.
(Baca: Besok, Anton Medan Dimakamkan di Ponpes At-Taibin Cibinong Bogor)
Mengadu nasib di Ibukota
Siapa sebenarnya Anton Medan? Tak bisa disangkal lagi, dia adalah petualang. Tidak saja di dunia hitam tapi juga spiritual. Pernah dikenal sebagai perampok ulung sekaligus bandar judi, Anton Medan akhirnya menemukan Islam sebagai sandaran hidup yang tepat dan meninggal di usia 63 tahun sebagai salah satu pendakwah yang gigih.
Anton terlahir dengan nama Tan Hok Liang di Tebing Tinggi, Sumatra Utara pada 10 Oktober 1957. Sejak usia belia, Anton sudah kenal dengan dunia kejahatan. Saat itu usianya 12 tahun dan merantau ke Tebing Tinggi. Ketika itu, dia sudah menjadi tulang punggung keluarga dan putus sekolah.
(Baca: Anton Medan Meninggal Dunia)
Anton kecil kemudian menjadi anak jalanan dengan bekerja sebagai calo di Terminal Tebing Tinggi. Tugasnya membantu sopir bus untuk mencari penumpang. Singkat cerita, suatu hari Anton Medan cekcok dengan salah satu supir busnya.
Dia telah mencarikan penumpang namun tak diberikan upah atas kerjanya itu. Karena terpancing emosi, Anton memukul sopir itu dengan balok. Kejadian itu untuk pertama kalinya menyeret Anton berurusan dengan pihak kepolisian.
Setelah kejadian itu, dia kembali ke Kota Medan. Peristiwa serupa pun terjadi, setelah dipukuli oleh beberapa sopir bus, Anton Medan akhirnya membalas dengan sabetan parang yang membuat salah satu sopir tewas.
Anton medan pun harus mendekam di penjara selama empat tahun. Jeruji besi memberikan kenyataan yang pahit untuk dia. Hanya satu kali ia dijenguk keluarganya.
Setelah melewati masa hukuman, Anton Medan pun kembali kerumahnya. Tetapi, dia merasa keluarganya tidak menerima dia lagi yang notabene sebagai narapidana.
(Baca: Besok, Anton Medan Dimakamkan di Ponpes At-Taibin Cibinong Bogor)
Mengadu nasib di Ibukota