Pengamat Militer dan Intelijen: Indonesia Tengah Menghadapi Perang Hybrid

Jum'at, 12 Maret 2021 - 10:48 WIB
loading...
Pengamat Militer dan...
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati mengatakan, Indonesia saat ini tengah menghadapi perang hybrid. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Indonesia saat ini tengah menghadapi perang hybrid. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya informasi hoaks, disinformasi dan post truth yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Pernyataan tersebut disampaikan pengamat militer dan intelijen yang juga dosen Universitas Pertahanan (Unhan) Susaningtyas Kertopati dalam Bincang Tokoh di channel YouTube Ridlwan Djogja, Kamis (11/3/2021). ”Perlu diketahui, kita tengah menghadapi perang hybrid. Di situ bercampurlah yang namanya nir militer, non militer dan militer. Dalam perang hybrid ini, masyarakat harus hati-hati karena banyak sekali hoaks, disinformasi dan post truth. Itu semua direkayasa untuk mengacaukan situasi dan kondisi negara kita,” kata perempuan yang akrab disapa Nuning kepada SINDOnews. Baca juga: Hadapi Ancaman Disinformasi Covid-19, Ini Saran Pengamat Militer dan Intelijen

Mantan anggota Komisi I DPR ini mengatakan, apabila kondisi pertahanan negara dimana masyarakatnya tidak saling bersatu dalam menjaga persatuan dan kesatuan maka itu yang diharapkan pihak musuh. “Kita memang harus hati-hati dalam melangkah ke dunia baru dimana perang tak lagi kepada perang konvensional yang menggunakan alutsista besar-besar dan bersifat mahal karena harus menggunakan hukum-hukum internasional yang rumit. Apalagi bila dikawinkan dengan hukum nasional yang lebih rumit. Tentunya dengan grey area, perang asimetric itu akan lebih mudah mengacaukan situasi negara,” katanya. Baca juga: Nuning: Pancasila Harus Jadi Pedoman Hidup Berbangsa dan Bernegara

Perempuan yang pernah menjadi dosen di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) ini menyontohkan, bagaimana banyaknya informasi hoaks dan disinformasi mengenai pandemic Covid-19 berkembang di masyarakat. Menurut Nuning, tidak sedikit pihak yang ingin menyakinkan apa yang dikerjakan pemerintah terkait Covid-19 hanya sebuah rekayasa dan informasi palsu. ”Kita harus bahu membahu mengatasi hal ini, jangan sampai masyarakat itu lebih percaya informasi yang sifatnya disinformasi atau post truth yakni sesuatu yang belum tentu benar. Oleh karenanya, penting sekali literasi yang harus dimiliki masyarakat kita,” ucapnya. Baca juga: Peningkatan Kesadaran Bela Negara Mampu Kikis Radikalisme dan Terorisme

Karenanya, kata Nuning, keterlibatan Badan Intelijen Negara (BIN) dalam menangani Covid-19 sudah tepat. ”Jadi saya rasa, BIN melakukan tracing dan treatmen itu bukan hal yang keliru, memang ada digarda terdepan justru BIN ini. Kan kita perlu ada deteksi dini juga. Apabila BIN abai terhadap itu malah salah, karena BIN harus menjadi pengumpul informasi utama untuk presiden agar mengetahui sejauh mana bahayanya Covid-19 ini ada di negara kita,” katanya.

Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sudah menginstruksikan kepada seluruh kementerian dan lembaga untuk melakukan realokasi dan refocusing anggaran termasuk BIN untuk Covid-19. ”Jadi tidak usah takut sama intelijen. Intelijen itu bukan momok, bukan hantu, bukan setan. Itu untuk menjaga persatuan dan kesatuan NKRI dengan ideologi Pancasila dan UUD 45. Jadi jangan pernah takut dan jangan pernah takut juga berpartisipasi menjadi insan intelijen kita,” tegasnya.

Nuning juga meminta kepada masyarakat untuk pandai-pandai menghadapi perang hybrid. ”Jangan sampai tanpa literasi yang baik lalu percaya hoaks-hoaks, post truth dan disinformasi yang disengaja untuk menghancurkan negara kita. Walaupun belum masuk menjadi staf BIN, harus ada sense of intelijen, rasa ingin tahu, benar gak sih. Jangan menggenalisir pengetahuan yang salah sebagai sesuatu yang benar yang dinamakan post truth,” ucapnya.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
RUU TNI Langkah Strategis...
RUU TNI Langkah Strategis Menghadapi Tantangan Global yang Kian Kompleks
BP Taskin Sebut Kemiskinan...
BP Taskin Sebut Kemiskinan Dapat Picu Ketidakamanan Nasional
Dua Brigjen Naik Pangkat...
Dua Brigjen Naik Pangkat Bintang 2 di Awal Februari 2025, Sama-sama Ditugaskan di BIN
3 Perwira TNI Digeser...
3 Perwira TNI Digeser Jenderal Agus Subiyanto ke BIN pada Mutasi Februari 2025
Mantan Kepala BIN: Waspadai...
Mantan Kepala BIN: Waspadai Sentimen SARA Sebagai Operasi Penggalangan AS Terhadap Rakyat Indonesia
Jenderal Agus Subiyanto...
Jenderal Agus Subiyanto Geser 7 Brigjen TNI dari BIN pada Mutasi Awal 2025, Siapa Saja?
Kapan Manusia Mulai...
Kapan Manusia Mulai Berperang untuk Pertama Kalinya?
Rusia Peringatkan Barat...
Rusia Peringatkan Barat Tingkatkan Terorisme Maritim
Siap-siap, ASN BIN Mulai...
Siap-siap, ASN BIN Mulai Pindah ke IKN di Bulan Juni 2025
Rekomendasi
Profil Benazir Bhutto,...
Profil Benazir Bhutto, PM Wanita Pertama Pakistan yang Tewas Dibom dan Diterjang Peluru
PLN Mobile Color Run...
PLN Mobile Color Run 2025 Digelar di Palembang, Wali Kota Usung Gaya Hidup Sehat
India-Pakistan Saling...
India-Pakistan Saling Serang, Nilai Perusahaan Pertahanan Terangkat Lebih dari Rp82,3 T
Berita Terkini
Dedi Mulyadi Dilaporkan...
Dedi Mulyadi Dilaporkan ke Komnas HAM Buntut Kirim Pelajar Bandel ke Barak Militer
Dedi Mulyadi The Next...
Dedi Mulyadi The Next Jokowi? Parpol Harus Hadirkan Pemimpin yang Bisa Beri Solusi
5 Fakta Kristomei Sianturi,...
5 Fakta Kristomei Sianturi, Kapuspen TNI yang Kini Sandang Bintang Dua
Hakim MK Sebut Permintaan...
Hakim MK Sebut Permintaan Ganti Rugi Miliaran Rupiah ke DPR, Baleg, dan Presiden Tak Lazim
TNI Kembali Tepis Isu...
TNI Kembali Tepis Isu Miring Pembatalan Mutasi Letjen Kunto: Cuma Cocokologi
Pengacara Sebut Menunjukkan...
Pengacara Sebut Menunjukkan Ijazah Jokowi ke Publik Tak Bakal Selesaikan Persoalan
Infografis
Pesona 9 Istri dan Putri...
Pesona 9 Istri dan Putri Para Pemimpin Timur Tengah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved