RI Ajak Belanda Komitmen Tingkatkan Kesadaran Adaptasi Perubahan Iklim

Kamis, 11 Maret 2021 - 16:21 WIB
loading...
RI Ajak Belanda Komitmen Tingkatkan Kesadaran Adaptasi Perubahan Iklim
Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, pentingnya kerja sama Indonesia-Belanda, karena berpotensi besar mengembangkan bidang adaptasi perubahan iklim. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, pentingnya kerja sama Indonesia-Belanda, karena berpotensi besar mengembangkan bidang adaptasi perubahan iklim.



Berbicara di forum virtual yang dihadiri wakil pemerintahan kedua negara, para alumni yang pernah menjalani studi di Belanda, serta masyarakat umum ini, Siti Nurbaya menjelaskan, soal ketahanan ekonomi, Indonesia menitikberatkan pada praktik pertanian berkelanjutan, energi terbarukan, serta konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

"Contoh nyata upaya mencapai ketahanan ekonomi adalah pengembangan Kawasan pangan berkelanjutan (food estate) sebagai upaya mengantisipasi risiko krisis pangan; dan menerapkan ekonomi sirkuler (circular economy) dengan memanfaatkan limbah untuk bahan baku industri dan baru-baru ini mulai mengurangi penggunaan batu bara sebagai tenaga listrik," jelasnya.

Sedangkan di bidang ketahanan sosial dan mata pencaharian penduduk, Siti mengungkapkan, Indonesia secara sistemik tengah meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam melalui sistem peringatan dini, peningkatan partisipasi masyarakat, dan penegakan hukum.

"Sementara dalam hal ketahanan ekosistem dan lanskap, Indonesia fokus pada upaya pembenahan pengelolaan DAS dan ekosistem laut yang terintegrasi, akselerasi perhutanan sosial, dan mengembangkan kota dan desa yang ramah iklim," ucapnya.

Pada tahun 2020, Indonesia telah menanam 15 ribu hektar mangrove dan akan ditingkatkan menjadi 600 ribu hektare.
Selain itu, Indonesia juga memprioritaskan Program Kampung Iklim atau ProKlim yang melibatkan partisipasi masyarakat di tingkat tapak.

Saat ini terdapat sekitar 3.000 lokasi ProKlim di 33 provinsi dan 247 kabupaten/kota dan diharapkan pada tahun 2024 dapat meningkat menjadi 20.000 lokasi melalui 8 strategi, yaitu (1) penguatan kapasitas pemerintah daerah, (2) penguatan kapasitas masyarakat, (3) peningkatan kemitraan multi-pemangku kepentingan, (4) peningkatan kepemimpinan di tingkat lokal, (5) Pengukuhan komitmen pemangku kepentingan, (6) Sosialisasi kesuksesan, (7) Pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna, dan (8) Optimalisasi potensi sumber pendanaan.

Menteri Siti Nurbaya pun mengajak para alumni Belanda di Indonesia untuk terlibat dalam upaya akselerasi ProKlim untuk meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim yang pada gilirannya dapat mendukung pencapaian NDC.

"Sepanjang tahun 2020 Pojok Iklim mampu menjangkau masyarakat dari 34 Provinsi di Indonesia dan menampilkan aksi nyata dari masyarakat di tingkat lokal dalam pengendalian perubahan iklim. Diskusi mingguan tersebut berhasil mengadakan 42 diskusi (6 diskusi di antaranya dilaksanakan secara tatap muka sebelum adanya pandemi virus Corona (Covid-19) dan mengundang 150 pembicara," jelasnya.

Pada acara ini juga dilaksanakan launching program Alumni Challenge yang merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran alumni Belanda dari Indonesia terhadap isi dan potensi Agenda Aksi Adaptasi Global, melalui ide-ide kreatif dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kampanye agenda tersebut selama musim panas tahun ini. Dua orang pemenang akan mendapatkan masing-masing EURO 5.000.

Pengumuman dimulainya program Alumni Challenge secara resmi dilaksanakan dengan penyampaian pesan pendek dan diikuti dengan hitung mundur secara virtual oleh Dr. Ruandha Agung Sugardiman, Direkur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim yang juga alumni Belanda, dan Marcel Beukeboom, Climate Envoy of Netherlands Ministry of Foreign Affairs.

Selain Menteri LHK selaku pembicara kunci, hadir pula dalam acara WINNER kali ini adalah antara lain Menteri Infrastruktur dan Sumber Daya Air Belanda, Cora van Nieuwenhuizen, yang menyapa melalui pesan video, Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns, Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Bapak Mayerfas, serta Climate Envoy of Netherlands Ministry of Foreign Affairs dan Menteri Infrastuktur dan Water Management Belanda, Cora van Nieuwenhuizen.

Menteri LHK didampingi oleh Dirjen PPI, Kepala Badan Litbang dan Inovasi, Staf Ahli Menteri Bidang Industri dan Perdagangan Internasional, Tenaga Ahli Menteri Bidang Kebijakan Pengembangan Jaringan KLN, Direktur Adaptasi Perubahan Iklim, Kepala Biro Humas, dan Kepala Bagian Kerja Sama Multilateral Biro KLN.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2242 seconds (0.1#10.140)