Adu Gagasan Caketum HMI, Ikram Pelesa Usung Penguatan Kader dan Kelembagaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak enam orang dari 10 Calon Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Periode 2021-2023 mengikuti acara zoom meeting adu gagasan Calon Ketua Umum PB HMI yang diselenggarakan oleh salah satu media online, Senin (8/3/2021).
Dalam zoom meeting tersebut, calon Ketua Umum PB HMI Muhamad Ikram Pelesa menyampaikan gagasanya kepada semua peserta bahwa dalam momentum kongres HMI Ke XXXI di Surabaya, dia mengusung jargon HMI Prolifik; Etalase Peradaban Intelektual.
Dia menjelaskan, karakter Prolifik bagi kader adalah jalan Menuju ketangguhan Himpunan, tidak boleh hanya dalam kemasan, namun merupakan sebuah gerakan, arah gerakannya di terjemahkan sebagai aktualisasi maksimal segala potensi HMI itu sendiri.
"Dalam rumusannya karakter Prolifik bagi kader adalah jalan menuju ketangguhan HMI, ini tidak hanya dalam kemasan, namun merupakan sebuah gerakan. Aarah gerakannya diterjemahkan sebagai aktualisasi maksimal segala potensi yang dimiliki HMI itu sendiri, pada level action konkretnya adalah sejauhmana daya cengkeram HMI di rahim bangsa Indonesia dan dunia internasional sebagai worldview gerakan produktif," tuturnya.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI ini, di era disrupsi ini penguatan indentitas kader HMI menjadi prioritas. PB HMI mesti memberikan penguatan dan perhatian lebih pada Badan Pengelolah Latihan (BPL) selaku laboratorium moral-inteligency bagi seluruh kader, baik dalam konseptual maupun actionnya
"BPL laboratorium moral-inteligency bagi seluruh kader dan calon kader, jika ingin memperbaiki internal himpunan maka perbaiki dulu manusianya, ketika doktrin ke'HMI'an telah mengakar dalam setiap individu kader HMI, maka saya kira bagaimanapun badai internal mengintai kita, akan pupus dengan sendirinya, karena kesadaran kolektif untuk menjaga marwah organisasi," tuturnya.
Dia mengatakan, output dari itu adalah lahirnya kader HMI yang mempunyai integritas tinggi, ketika dielaborasi pada ruang profesionalitas melalui lembaga-lembaga kekaryaan (LPP) yang ada, otomatis akan melahirkan Kader HMI yang Prolifik dan memiliki moral-inteligency yang tinggi.
Menurut dia, itu merupakan salah satu cara memanfaatkan bonus demografi sebagai arus kekuatan baru bagi bangsa ini. Dengan demikian masuk berproses di HMI adalah upaya menyiapkan generasi muda Muslim menghadapi era bonus demografi
Disisi lain pihaknya ingin menegakkan kembali tradisi intelektual produktif HMI melalui sajian naskah akademik di setiap sikap kritik terhadap produk perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
"Akhir-akhir ini Kita alpa dalam setiap pembahasan produk perundang-undangan pemerintah, mestinya HMI melibatkan diri dalam perumusan itu. Sehingga HMI tidak kehilangan identitas Sebagai kaum intelektual. Sebagai insan akademis maka caranya pun juga mesti akademis, Jika yang dikritisi adalah produk perundang-undangannya, maka HMI mesti hadir dengan gagasan berbasis naskah akademik, agar kita tidak hanya sebatas mengkritisi akan tetapi hadir membawa gagasan yang solutif," tuturnya.
Dalam zoom meeting tersebut, calon Ketua Umum PB HMI Muhamad Ikram Pelesa menyampaikan gagasanya kepada semua peserta bahwa dalam momentum kongres HMI Ke XXXI di Surabaya, dia mengusung jargon HMI Prolifik; Etalase Peradaban Intelektual.
Dia menjelaskan, karakter Prolifik bagi kader adalah jalan Menuju ketangguhan Himpunan, tidak boleh hanya dalam kemasan, namun merupakan sebuah gerakan, arah gerakannya di terjemahkan sebagai aktualisasi maksimal segala potensi HMI itu sendiri.
"Dalam rumusannya karakter Prolifik bagi kader adalah jalan menuju ketangguhan HMI, ini tidak hanya dalam kemasan, namun merupakan sebuah gerakan. Aarah gerakannya diterjemahkan sebagai aktualisasi maksimal segala potensi yang dimiliki HMI itu sendiri, pada level action konkretnya adalah sejauhmana daya cengkeram HMI di rahim bangsa Indonesia dan dunia internasional sebagai worldview gerakan produktif," tuturnya.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI ini, di era disrupsi ini penguatan indentitas kader HMI menjadi prioritas. PB HMI mesti memberikan penguatan dan perhatian lebih pada Badan Pengelolah Latihan (BPL) selaku laboratorium moral-inteligency bagi seluruh kader, baik dalam konseptual maupun actionnya
"BPL laboratorium moral-inteligency bagi seluruh kader dan calon kader, jika ingin memperbaiki internal himpunan maka perbaiki dulu manusianya, ketika doktrin ke'HMI'an telah mengakar dalam setiap individu kader HMI, maka saya kira bagaimanapun badai internal mengintai kita, akan pupus dengan sendirinya, karena kesadaran kolektif untuk menjaga marwah organisasi," tuturnya.
Dia mengatakan, output dari itu adalah lahirnya kader HMI yang mempunyai integritas tinggi, ketika dielaborasi pada ruang profesionalitas melalui lembaga-lembaga kekaryaan (LPP) yang ada, otomatis akan melahirkan Kader HMI yang Prolifik dan memiliki moral-inteligency yang tinggi.
Menurut dia, itu merupakan salah satu cara memanfaatkan bonus demografi sebagai arus kekuatan baru bagi bangsa ini. Dengan demikian masuk berproses di HMI adalah upaya menyiapkan generasi muda Muslim menghadapi era bonus demografi
Disisi lain pihaknya ingin menegakkan kembali tradisi intelektual produktif HMI melalui sajian naskah akademik di setiap sikap kritik terhadap produk perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
"Akhir-akhir ini Kita alpa dalam setiap pembahasan produk perundang-undangan pemerintah, mestinya HMI melibatkan diri dalam perumusan itu. Sehingga HMI tidak kehilangan identitas Sebagai kaum intelektual. Sebagai insan akademis maka caranya pun juga mesti akademis, Jika yang dikritisi adalah produk perundang-undangannya, maka HMI mesti hadir dengan gagasan berbasis naskah akademik, agar kita tidak hanya sebatas mengkritisi akan tetapi hadir membawa gagasan yang solutif," tuturnya.
(dam)