Peran Perempuan dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di Dunia, Khususnya di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua KPK Firli Bahuri
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu, Salam sejahtera untuk kita semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, salam kebajikan.
HARI ini, Senin 8 Maret 2021, segenap wanita di seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia, kembali memperingati Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day.
Tema #ChooseToChallange yang digagas pada peringatan tahun ini sangat tepat untuk mengingatkan kembali kaum Hawa bahwasanya mereka memiliki pilihan untuk menantang, menghadapi dan merubah kondisi yang tidak baik bagi dirinya, keluarga, lingkungan masyarakat hingga masa depan bangsa dan negaranya.
Tidak dapat dipungkiri, perempuan memiliki andil besar dalam menentukan arah, tujuan dan masa depan suatu bangsa, karena dari rahim merekalah akan terlahir calon-calon generasi penerus serta pemimpin negara.
Bukan hanya melahirkan, peran sentral kaum hawa dalam 'asah asih dan asuh' sang buah hati, sangat menentukan kualitas generasi penerus masa depan suatu bangsa agar memiliki karakter kuat selalu mengedepankan nilai-nilai agama, moral, etika, budaya serta kejujuran dan menjiwai semangat antikorupsi dalam perjalanan hidupnya kelak.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah mengatakan fainnal jannata tahta rijliha, "Berbaktilah kepada ibu karena surga itu di bawah kakinya." Hadis yang juga menjadi peribahasa ini mengandung arti bahwasanya masa depan seorang anak, generasi masa depan bangsa, ditentukan oleh langkah kaki ibu.
Bagi KPK, peran dan andil besar kaum perempuan juga sangat besar dan diperlukan dalam segenap upaya pemberantasan korupsi yang telah berurat akar hingga menjadi laten di republik ini.
Tidak sedikit perempuan Indonesia yang berani memilih dan menantang perilaku koruptif serta kejahatan korupsi, meski melibatkan sahabat, saudara hingga anggota keluarganya sendiri. Tak terhitung dukungan dan informasi beserta bukti-bukti yang diberikan para srikandi antikorupsi kepada kami, mengakselerasi serta membakar semangat tempur kita dan seluruh elemen bangsa di negeri ini, dalam perang besar melawan korupsi yang telah lama menggurita di Bumi Pertiwi.
Namun juga tidak dapat dinafikan bahwasanya masih ada oknum perempuan yang justru menjadi pemantik atau terlibat dalam tindak pidana korupsi, meskipun ketidakpatutan yang dapat dihitung dengan jari ini, harus dibuktikan terlebih dahulu di meja hijau persidangan.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu, Salam sejahtera untuk kita semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, salam kebajikan.
HARI ini, Senin 8 Maret 2021, segenap wanita di seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia, kembali memperingati Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day.
Tema #ChooseToChallange yang digagas pada peringatan tahun ini sangat tepat untuk mengingatkan kembali kaum Hawa bahwasanya mereka memiliki pilihan untuk menantang, menghadapi dan merubah kondisi yang tidak baik bagi dirinya, keluarga, lingkungan masyarakat hingga masa depan bangsa dan negaranya.
Tidak dapat dipungkiri, perempuan memiliki andil besar dalam menentukan arah, tujuan dan masa depan suatu bangsa, karena dari rahim merekalah akan terlahir calon-calon generasi penerus serta pemimpin negara.
Bukan hanya melahirkan, peran sentral kaum hawa dalam 'asah asih dan asuh' sang buah hati, sangat menentukan kualitas generasi penerus masa depan suatu bangsa agar memiliki karakter kuat selalu mengedepankan nilai-nilai agama, moral, etika, budaya serta kejujuran dan menjiwai semangat antikorupsi dalam perjalanan hidupnya kelak.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah mengatakan fainnal jannata tahta rijliha, "Berbaktilah kepada ibu karena surga itu di bawah kakinya." Hadis yang juga menjadi peribahasa ini mengandung arti bahwasanya masa depan seorang anak, generasi masa depan bangsa, ditentukan oleh langkah kaki ibu.
Bagi KPK, peran dan andil besar kaum perempuan juga sangat besar dan diperlukan dalam segenap upaya pemberantasan korupsi yang telah berurat akar hingga menjadi laten di republik ini.
Tidak sedikit perempuan Indonesia yang berani memilih dan menantang perilaku koruptif serta kejahatan korupsi, meski melibatkan sahabat, saudara hingga anggota keluarganya sendiri. Tak terhitung dukungan dan informasi beserta bukti-bukti yang diberikan para srikandi antikorupsi kepada kami, mengakselerasi serta membakar semangat tempur kita dan seluruh elemen bangsa di negeri ini, dalam perang besar melawan korupsi yang telah lama menggurita di Bumi Pertiwi.
Namun juga tidak dapat dinafikan bahwasanya masih ada oknum perempuan yang justru menjadi pemantik atau terlibat dalam tindak pidana korupsi, meskipun ketidakpatutan yang dapat dihitung dengan jari ini, harus dibuktikan terlebih dahulu di meja hijau persidangan.