Memperkuat Ketahanan Pangan
loading...
A
A
A
Di luar itu yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah faktor standar nutrisi, pemenuhan kualitas protein, dan keragaman makanan.Yang terakhir ini sungguh ironis karena di negeri ini ada banyak sumber makanan yang bisa dijadikan makanan pokok selain beras. Bahkan setiap daerah memiliki makanan khas tersendiri sebagai sumber karbohidrat sesuai dengan kearifan lokal masing-masing.
Seandainya saja ini bisa terpenuhi, rasanya tidak perlu lagi kita mengimpor beras dari luar negeri untuk memenuhi pasokan pangan dalam negeri. Jika diversifikasi ini berjalan baik, bisa jadi juga pemerintah tidak perlu repot-repot melakukan impor 1 juta ton untuk ketersediaan cadangan saat Puasa dan Lebaran tahun ini.
Guna memperkuat ketahanan pangan nasional, sebenarnya pemerintah telah menyiapkan program jangka panjang, termasuk mengembangkan kawasan lumbung pangan ataufood estatedi Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
Namun program itu tentu saja tidak akan terasa dalam waktu dekat. Apalagi lahan yang akan digarap adalah kawasan baru yang memerlukan perlakuan khusus, termasuk menerapkan teknologi pertanian yang mumpuni.
Guna merealisasinya tentu saja harus melibatkan parastakeholderterkait, termasuk melakukan pendampingan kepada petani yang menggarapnya. Ihwal strategi ini telah disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada pekan lalu.
Menurut dia, peningkatan produksi dan penguatan cadangan pangan menjadikan program pengembangan ini harus ditangani secaraextra-ordinary. Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan) akan memaksimalkan semua lini agar pendampingan yang diberikan terhadap petani di kawasan lumbung pangan di tiga provinsibisa berjalan maksimal.
Pada tahap awal, berdasarkan informasi dari situssetkab.go.id, tim pendamping tersebut akan bekerja secara intensif selama tiga bulan ke depan. Adapun anggota tim terdiri atas 70 tenaga fungsional meliputi peneliti, penyuluh pusat, akademisi, pengawas benih tanaman, peneliti dan perekayasa, pengamat organisme pengganggu tanaman dan fungsional umum lainnya.
Lihat Juga: 20% Dana Desa untuk Ketahanan Pangan, Partai Perindo Siap Berkolaborasi untuk Wujudkan Swasembada
Seandainya saja ini bisa terpenuhi, rasanya tidak perlu lagi kita mengimpor beras dari luar negeri untuk memenuhi pasokan pangan dalam negeri. Jika diversifikasi ini berjalan baik, bisa jadi juga pemerintah tidak perlu repot-repot melakukan impor 1 juta ton untuk ketersediaan cadangan saat Puasa dan Lebaran tahun ini.
Guna memperkuat ketahanan pangan nasional, sebenarnya pemerintah telah menyiapkan program jangka panjang, termasuk mengembangkan kawasan lumbung pangan ataufood estatedi Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
Namun program itu tentu saja tidak akan terasa dalam waktu dekat. Apalagi lahan yang akan digarap adalah kawasan baru yang memerlukan perlakuan khusus, termasuk menerapkan teknologi pertanian yang mumpuni.
Guna merealisasinya tentu saja harus melibatkan parastakeholderterkait, termasuk melakukan pendampingan kepada petani yang menggarapnya. Ihwal strategi ini telah disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada pekan lalu.
Menurut dia, peningkatan produksi dan penguatan cadangan pangan menjadikan program pengembangan ini harus ditangani secaraextra-ordinary. Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan) akan memaksimalkan semua lini agar pendampingan yang diberikan terhadap petani di kawasan lumbung pangan di tiga provinsibisa berjalan maksimal.
Pada tahap awal, berdasarkan informasi dari situssetkab.go.id, tim pendamping tersebut akan bekerja secara intensif selama tiga bulan ke depan. Adapun anggota tim terdiri atas 70 tenaga fungsional meliputi peneliti, penyuluh pusat, akademisi, pengawas benih tanaman, peneliti dan perekayasa, pengamat organisme pengganggu tanaman dan fungsional umum lainnya.
Lihat Juga: 20% Dana Desa untuk Ketahanan Pangan, Partai Perindo Siap Berkolaborasi untuk Wujudkan Swasembada
(war)