SBY, Moel dan AHY, Hikmah di Balik Konflik Partai Demokrat

Minggu, 07 Maret 2021 - 18:47 WIB
loading...
A A A
Karena memang sebenarnya penyelesaian konflik partai politik tidak ada sangkut pautnya dengan rezim yang berkuasa. Penyelesaian konflik sebuah partai politik diatur didalam UU Partai Politik, dimana jalur yang digunakan adalah melalui Mahkamah Partai. Jika Mahkamah Partai tidak berhasil menyelesaikan, maka pengadilan sampai ke tingkat paling tinggi (Kasasi, Mahkamah Agung) adalah kata akhir penyelesaiannya. Sedang Menkumham hanya petugas administrasi yang mencatatkannya dalam lembar negara bagi partai yang melakukan registrasi. Masak Pak SBY tidak paham dengan prosedur ini? Kan zamannya Pak SBY menjadi presiden, prosedur ini dibakukan.

Jadi, menuduh Pak Jokowi terlibat, atau mendorong Pak Jokowi untuk ikut campur menertibkan Pak Moeldoko adalah melanggar UU Partai Politik itu sendiri. Dan sepengetahuan saya tentang Pak Jokowi, beliau taat hukum dan taat prosedur, dan belajar dari Pak SBY juga tentang mengelola negara ini, maka beliau tidak akan ikut campur urusan internal partai politik, juga beliau tidak akan membatasi hak politik Pak Moeldoko dimana Hak Politik tersebut di lindungi oleh konstitusi.

Para Kader Partai Demokrat yang pro maupun kontra KLB Medan, tidak ada partai di Indonesia ini yang akan lepas dari konflik internal. Sepertinya di dunia ini juga tidak ada partai politik yang lepas dari konflik internal. Konflik internal adalah hukum besi di sebuah partai politik, cepat atau lambat. Konflik internal juga sebagai agregasi terhadap kader dan calon pemimpinnya. Yang membedakannya adalah resolusi konfliknya. Kualitas pemimpinnya akan menunjukkan apakah konflik internal menyebabkan kehancuran atau justru menjadi vitamin baru untuk sebuah kedewasaan dan kebesaran.

Coba kita ingat ingat, PDIP berkonflik, melahirkan banyak sempalan, tapi kualitas Megawati menyebabkan hanya di bawah kepemimpinannya yang tetap eksis. Golkar juga berkonflik, tapi mereka canggih, seluruh pecahannya ikut menjadi partai besar dan eksis di Indonesia ini, seperti Gerindra, Nasdem, Hanura dan Berkarya.

PKB juga punya banyak sempalannya, tapi Gus Dur bilang PKB itu telurnya sementara yang lain adalah taik ayam yang menempel di telur. Jadi, santai saja, tidak ada partai yang tidak berkonflik, dan tidak ada konflik yang tiada akhir. Biasanya menjelang pemilu semua konflik akan selesai, dan kembali rakyatlah yang akan menentukan siapa pemenangnya. Menjaga konstituen setia jauh lebih susah dibanding membuat sebuah partai baru di era demokrasi modern sekarang ini.
(dam)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1547 seconds (0.1#10.140)