Kesaksian Pasien Corona: Demam 12 Hari Hilang berkat Semangat Istri dan Isolasi Mandiri
loading...
A
A
A
Muh Shamil
Jakarta
Hari pertama April ini menjadi momen yang tak pernah dilupakan oleh Simon Nainggolan. Hari itu, dia seolah terlahir kembali ke dunia untuk meneruskan sisa hidupnya. Pengusaha Jakarta berusia 50 tahun ini tak menyangka, sekaligus bersyukur luar biasa karena akhirnya lolos dari serangan virus corona (Covid-19).
Bukan tanpa alasan Simon begitu mensyukurinya. Butuh perjuangan keras bagi Simon hingga akhirnya dinyatakan negatif dari virus yang sempat bercokol di tubuhnya. “Saya demam selama 12 hari. Hari-hari saya selama itu hanya berkisar antara minum obat, tidur, makan, dan pagi hari berjemur,” ujar Simon dalam tulisan kesaksiannya yang dia sebarkan.
Perjuangan Simon makin berat karena dia harus berjuang sendiri, sebab tak dinyana sang istri juga turut dinyatakan positif terpapar Covid-19. Yang membuat Simon makin terpukul, di tengah proses menjalani isolasi, ibu mertuanya juga meninggal dunia karena penyakit yang sama.
Lantaran harus isolasi, dia bersama istri pun tak bisa menghadiri pemakaman. Diduga, ibu mertuanya terpapar virus saat menghadiri pemakaman saudaranya, sebab seusai acara pemakaman tersebut banyak orang yang terjangkit. Intens bertemu mertua membuat Simon tak menyadari turut terkena virus ini. Setelah mengalami demam dan sesak napas, mertua Simon dirawat di RS Bunda Jakarta pada 18 Maret. Dua hari kemudian, gejala demam juga turut dirasakan Simon. “Karena masih demam terus, pada 23 Maret saya bersama istri memutuskan ke dokter spesialis paru dan menjalani test swab. Dari hasil rontgen, ada bercak pada paru-paru kanan. Saya pun ditetapkan sebagai suspect dan diminta mengisolasi diri,” katanya.
Sadar akan bahaya Covid-19, Simon pun akhirnya melakukan isolasi mandiri di rumah. Dia memilih di rumah karena kebetulan ada kamar kosong di lantai 2 tempat tinggalnya. Di kamar ini, Simon tidak ke mana-mana selama 14 hari. Selama di rumah, tidak banyak aktivitas berat yang dia lakukan. Rutinitasnya adalah minum obat, tidur, makan, dan berjemur pagi hari.
Kendati tengah mendapat cobaan tidak ringan, ayah satu putri ini pun tidak lantas putus asa. Sebaliknya, dia meyakinkan diri untuk bisa sembuh secepatnya. Setiap pagi dia bangun pukul 4 pagi, kemudian makan sepotong roti dan minum vitamin. Pada pukul 8 pagi, saya sarapan dan minum vitamin-vitamin lagi. “Dalam sehari, saya bisa meminum vitamin C hingga 2000 mg, tetapi saya banyak minum air putih hingga lebih dari 3 liter per hari,” terangnya.
Saat karantina mandiri itu, Simon pun tidak mau bertemu siapa pun. Makanan dan minuman beserta obat-obatan diletakkan di depan pintu kamar. Bahkan, dia setiap hari harus mencuci semua peralatan makannya sendiri. Untuk segera memulihkan kesehatannya, Simon pun rajin mengonsumsi jus buah-buahan. Demikian juga semua obat dari dokter termasuk parasetamol karena demam di tubuhnya tidak kunjung turun. Sementara sang istri yang juga terpapar Covid-19, kondisinya relatif baik karena tidak sampai demam tinggi. Dengan begitu, sang istri juga bisa menyiapkan keperluan-keperluan Simon, termasuk berkoordinasi dengan pihak-pihak saat mengurus pemakaman sang mertua.
Perjuangan kerasnya mengisolasi diri membuahkan hasil. Pada Rabu (1/4/2020) lalu, demam yang berhari-hari ada di tubuhnya mendadak hilang. Perlahan, tubuhnya pulih. Pada 6 April, dia dan istrinya pun menjalani test swab lagi di RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta. Mukjizat itu pun tiba. Dia dan sang istri dinyatakan negatif Covid-19.
Di tengah kesendirian saat menjalani isolasi, siapa yang sebenarnya memotivasinya kuat hingga bisa melewati masa krisis itu? “Anak dan istri saya,” ujar Simon. Setelah ibu mertua meninggal, dia mengaku bersama istri berupaya keras untuk tegar meski diliputi ujian berat. “Istri saya mengatakan tak akan sanggup lagi kalau harus menguburkan lagi orang yang dia kasihi. Hati saya hancur mendengarnya, sekaligus mendorong saya untuk harus bangkit dan melawan virus ini,” ujar Simon.
Dia pun meminta agar masyarakat yang mengalami keluhan atau gejala mirip terpapar Covid-19 segera melakukan isolasi mandiri. Selama isolasi, perbanyak mengonsumsi vitamin dan makanan bergizi. Yang juga penting adalah tidak menonton sementara tayangan televisi agar terhindar melihat tayangan tentang perkembangan Covid-19 yang makin menakutkan.
Kabar baik dari hasil isolasi mandiri juga muncul dari klub sepak bola Juventus. Dua pemainnya, Daniele Rugani dan Blaise Matuidi, akhirnya dinyatakan sembuh dari Covid-19 pada Rabu (15/4) malam sejak positif terpapar Maret lalu. “Hasil tes keduanya menunjukkan negatif. Kedua pemain itu sudah dinyatakan sembuh dan tidak lagi menjalani isolasi mandiri,” bunyi pernyataan resmi Juventus, dikutip dari Football Italia, Kamis (16/4).
Soal pentingnya isolasi mandiri, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga mewanti-wanti warganya jika memang harus mudik ke kampung halaman. Orang nomor satu di Jatim itu menyatakan pihaknya telah mengimbau masyarakat untuk tidak mudik atau pulang kampung. Namun, pihaknya juga menyiapkan sejumlah protokol kesehatan bagi warga yang sudah telanjur mudik. "Saya minta kepala desa untuk turut memantau konservasi atau isolasi mandiri yang dilakukan para warga ini (warga yang mudik)," katanya.
Di Kota Semarang, orang yang melakukan isolasi mandiri pun mendapat aksi simpatik dari warga lainnya. Pemandangan itu terlihat di sebuah kompleks perumahan di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang. Mengetahui ada satu keluarga di kompleks yang menjadi ODP dan harus melakukan karantina mandiri selama 14 hari, warga setempat tidak menghindar, tapi justru tergugah untuk membantunya.
Warga tampak bergotong royong, bergiliran mengirim logistik berupa makanan dan minuman untuk keluarga yang berstatus ODP. Hal ini tentunya sangat membantu bagi keluarga ODP. Tak hanya soal urusan logistik. Secara psikologis, gerakan gotong royong para tetangga tersebut telah membangkitkan mental ODP karena merasa tidak sendirian menghadapinya.
Gambaran ini kontras terjadi di Kecamatan Wattang Sawitto, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Minggu (12/4/2020) lalu, warga melakukan aksi di depan rumah salah satu penderita positif Covid-19 yang memilih isolasi mandiri. Pemicunya, warga kesal karena pemilik rumah masih sering terlihat keluar-masuk dari rumah bahkan menerima tamu. "Yang positif, ibu mereka. Tapi mereka kan serumah dan masih saja berkeliaran. Kami khawatir dan baiknya tidak beraktivitas di luar rumah dulu," kata Husnawati, salah seorang warga.
Isolasi di Kapal Pesiar
Pilihan isolasi terbukti merupakan langkah ampuh untuk sarana melakukan penyembuhan. Namun, isolasi tidak melulu harus di rumah seperti dilakukan Simon atau pemain Juventus. Sebagian miliarder dunia diketahui melakukan isolasi diri di laut lepas di atas kapal pesiar mewah. Seperti dilansir CNN, setidaknya beberapa miliarder meninggalkan rumahnya, bahkan negaranya, untuk pergi ke sebuah tempat yang jauh dari perkotaan.
Bulan lalu, pebisnis dan juragan hiburan Amerika Serikat (AS) David Geffen yang juga pendiri DreamWorks mengunggah foto kapal pesiar mewah Rising Sun di sebuah laut. Di bawah foto itu, tertulis caption “terisolasi di Grenadines”, sebuah pulau terpencil di Karibia yang dikenal sebagai surga bagi para peselancar.
Namun meski tampak normal, postingan itu menuai banyak kritikan dari masyarakat umum. Sebagian menilai postingan itu diunggah pada waktu yang tidak tepat. Faktanya, saat ini masyarakat sedang kesulitan menghadapi Covid-19 dan sangat sensitif. Alhasil, Geffen menghapus foto di atas kapal senilai USD590 juta tersebut. “Saya berharap semua orang aman dan selamat,” kata Geffen tidak lama setelah menghapus postingan itu.
Sejak saat itu, sejumlah berita tentang miliarder mengisolasi ke tempat yang jauh ramai di media massa. Salah satunya pemilik Uber yang menggunakan pesawat pribadi dan mengisolasi diri di kapal pesiar.
CEO perusahaan marketing Relevance, Rumble Romagnoli, mengatakan kapal pesiar bukanlah tempat yang nyaman untuk mengisolasi diri. Pada praktiknya, terisolasi di tengah lautan berbeda dengan di daratan. Selain membosankan, tidak semua orang mampu bertahan dengan kondisi di lautan lepas. (Darwiaty Dale/Lukman Hakim/Ahmad Antoni)
Jakarta
Hari pertama April ini menjadi momen yang tak pernah dilupakan oleh Simon Nainggolan. Hari itu, dia seolah terlahir kembali ke dunia untuk meneruskan sisa hidupnya. Pengusaha Jakarta berusia 50 tahun ini tak menyangka, sekaligus bersyukur luar biasa karena akhirnya lolos dari serangan virus corona (Covid-19).
Bukan tanpa alasan Simon begitu mensyukurinya. Butuh perjuangan keras bagi Simon hingga akhirnya dinyatakan negatif dari virus yang sempat bercokol di tubuhnya. “Saya demam selama 12 hari. Hari-hari saya selama itu hanya berkisar antara minum obat, tidur, makan, dan pagi hari berjemur,” ujar Simon dalam tulisan kesaksiannya yang dia sebarkan.
Perjuangan Simon makin berat karena dia harus berjuang sendiri, sebab tak dinyana sang istri juga turut dinyatakan positif terpapar Covid-19. Yang membuat Simon makin terpukul, di tengah proses menjalani isolasi, ibu mertuanya juga meninggal dunia karena penyakit yang sama.
Lantaran harus isolasi, dia bersama istri pun tak bisa menghadiri pemakaman. Diduga, ibu mertuanya terpapar virus saat menghadiri pemakaman saudaranya, sebab seusai acara pemakaman tersebut banyak orang yang terjangkit. Intens bertemu mertua membuat Simon tak menyadari turut terkena virus ini. Setelah mengalami demam dan sesak napas, mertua Simon dirawat di RS Bunda Jakarta pada 18 Maret. Dua hari kemudian, gejala demam juga turut dirasakan Simon. “Karena masih demam terus, pada 23 Maret saya bersama istri memutuskan ke dokter spesialis paru dan menjalani test swab. Dari hasil rontgen, ada bercak pada paru-paru kanan. Saya pun ditetapkan sebagai suspect dan diminta mengisolasi diri,” katanya.
Sadar akan bahaya Covid-19, Simon pun akhirnya melakukan isolasi mandiri di rumah. Dia memilih di rumah karena kebetulan ada kamar kosong di lantai 2 tempat tinggalnya. Di kamar ini, Simon tidak ke mana-mana selama 14 hari. Selama di rumah, tidak banyak aktivitas berat yang dia lakukan. Rutinitasnya adalah minum obat, tidur, makan, dan berjemur pagi hari.
Kendati tengah mendapat cobaan tidak ringan, ayah satu putri ini pun tidak lantas putus asa. Sebaliknya, dia meyakinkan diri untuk bisa sembuh secepatnya. Setiap pagi dia bangun pukul 4 pagi, kemudian makan sepotong roti dan minum vitamin. Pada pukul 8 pagi, saya sarapan dan minum vitamin-vitamin lagi. “Dalam sehari, saya bisa meminum vitamin C hingga 2000 mg, tetapi saya banyak minum air putih hingga lebih dari 3 liter per hari,” terangnya.
Saat karantina mandiri itu, Simon pun tidak mau bertemu siapa pun. Makanan dan minuman beserta obat-obatan diletakkan di depan pintu kamar. Bahkan, dia setiap hari harus mencuci semua peralatan makannya sendiri. Untuk segera memulihkan kesehatannya, Simon pun rajin mengonsumsi jus buah-buahan. Demikian juga semua obat dari dokter termasuk parasetamol karena demam di tubuhnya tidak kunjung turun. Sementara sang istri yang juga terpapar Covid-19, kondisinya relatif baik karena tidak sampai demam tinggi. Dengan begitu, sang istri juga bisa menyiapkan keperluan-keperluan Simon, termasuk berkoordinasi dengan pihak-pihak saat mengurus pemakaman sang mertua.
Perjuangan kerasnya mengisolasi diri membuahkan hasil. Pada Rabu (1/4/2020) lalu, demam yang berhari-hari ada di tubuhnya mendadak hilang. Perlahan, tubuhnya pulih. Pada 6 April, dia dan istrinya pun menjalani test swab lagi di RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta. Mukjizat itu pun tiba. Dia dan sang istri dinyatakan negatif Covid-19.
Di tengah kesendirian saat menjalani isolasi, siapa yang sebenarnya memotivasinya kuat hingga bisa melewati masa krisis itu? “Anak dan istri saya,” ujar Simon. Setelah ibu mertua meninggal, dia mengaku bersama istri berupaya keras untuk tegar meski diliputi ujian berat. “Istri saya mengatakan tak akan sanggup lagi kalau harus menguburkan lagi orang yang dia kasihi. Hati saya hancur mendengarnya, sekaligus mendorong saya untuk harus bangkit dan melawan virus ini,” ujar Simon.
Dia pun meminta agar masyarakat yang mengalami keluhan atau gejala mirip terpapar Covid-19 segera melakukan isolasi mandiri. Selama isolasi, perbanyak mengonsumsi vitamin dan makanan bergizi. Yang juga penting adalah tidak menonton sementara tayangan televisi agar terhindar melihat tayangan tentang perkembangan Covid-19 yang makin menakutkan.
Kabar baik dari hasil isolasi mandiri juga muncul dari klub sepak bola Juventus. Dua pemainnya, Daniele Rugani dan Blaise Matuidi, akhirnya dinyatakan sembuh dari Covid-19 pada Rabu (15/4) malam sejak positif terpapar Maret lalu. “Hasil tes keduanya menunjukkan negatif. Kedua pemain itu sudah dinyatakan sembuh dan tidak lagi menjalani isolasi mandiri,” bunyi pernyataan resmi Juventus, dikutip dari Football Italia, Kamis (16/4).
Soal pentingnya isolasi mandiri, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga mewanti-wanti warganya jika memang harus mudik ke kampung halaman. Orang nomor satu di Jatim itu menyatakan pihaknya telah mengimbau masyarakat untuk tidak mudik atau pulang kampung. Namun, pihaknya juga menyiapkan sejumlah protokol kesehatan bagi warga yang sudah telanjur mudik. "Saya minta kepala desa untuk turut memantau konservasi atau isolasi mandiri yang dilakukan para warga ini (warga yang mudik)," katanya.
Di Kota Semarang, orang yang melakukan isolasi mandiri pun mendapat aksi simpatik dari warga lainnya. Pemandangan itu terlihat di sebuah kompleks perumahan di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang. Mengetahui ada satu keluarga di kompleks yang menjadi ODP dan harus melakukan karantina mandiri selama 14 hari, warga setempat tidak menghindar, tapi justru tergugah untuk membantunya.
Warga tampak bergotong royong, bergiliran mengirim logistik berupa makanan dan minuman untuk keluarga yang berstatus ODP. Hal ini tentunya sangat membantu bagi keluarga ODP. Tak hanya soal urusan logistik. Secara psikologis, gerakan gotong royong para tetangga tersebut telah membangkitkan mental ODP karena merasa tidak sendirian menghadapinya.
Gambaran ini kontras terjadi di Kecamatan Wattang Sawitto, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Minggu (12/4/2020) lalu, warga melakukan aksi di depan rumah salah satu penderita positif Covid-19 yang memilih isolasi mandiri. Pemicunya, warga kesal karena pemilik rumah masih sering terlihat keluar-masuk dari rumah bahkan menerima tamu. "Yang positif, ibu mereka. Tapi mereka kan serumah dan masih saja berkeliaran. Kami khawatir dan baiknya tidak beraktivitas di luar rumah dulu," kata Husnawati, salah seorang warga.
Isolasi di Kapal Pesiar
Pilihan isolasi terbukti merupakan langkah ampuh untuk sarana melakukan penyembuhan. Namun, isolasi tidak melulu harus di rumah seperti dilakukan Simon atau pemain Juventus. Sebagian miliarder dunia diketahui melakukan isolasi diri di laut lepas di atas kapal pesiar mewah. Seperti dilansir CNN, setidaknya beberapa miliarder meninggalkan rumahnya, bahkan negaranya, untuk pergi ke sebuah tempat yang jauh dari perkotaan.
Bulan lalu, pebisnis dan juragan hiburan Amerika Serikat (AS) David Geffen yang juga pendiri DreamWorks mengunggah foto kapal pesiar mewah Rising Sun di sebuah laut. Di bawah foto itu, tertulis caption “terisolasi di Grenadines”, sebuah pulau terpencil di Karibia yang dikenal sebagai surga bagi para peselancar.
Namun meski tampak normal, postingan itu menuai banyak kritikan dari masyarakat umum. Sebagian menilai postingan itu diunggah pada waktu yang tidak tepat. Faktanya, saat ini masyarakat sedang kesulitan menghadapi Covid-19 dan sangat sensitif. Alhasil, Geffen menghapus foto di atas kapal senilai USD590 juta tersebut. “Saya berharap semua orang aman dan selamat,” kata Geffen tidak lama setelah menghapus postingan itu.
Sejak saat itu, sejumlah berita tentang miliarder mengisolasi ke tempat yang jauh ramai di media massa. Salah satunya pemilik Uber yang menggunakan pesawat pribadi dan mengisolasi diri di kapal pesiar.
CEO perusahaan marketing Relevance, Rumble Romagnoli, mengatakan kapal pesiar bukanlah tempat yang nyaman untuk mengisolasi diri. Pada praktiknya, terisolasi di tengah lautan berbeda dengan di daratan. Selain membosankan, tidak semua orang mampu bertahan dengan kondisi di lautan lepas. (Darwiaty Dale/Lukman Hakim/Ahmad Antoni)
(ysw)