Waspada! Hampir Seluruh Desa di Indonesia Rawan Tsunami
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut hampir seluruh desa di Indonesia rawan tsunami. Dimana menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) ada 83.931 desa di 34 Provinsi seluruh Indonesia.
Luhut pun memperingatkan kepada semua kepala daerah di Indonesia bahwa ancaman tsunami di Indonesia nyata. Bahkan, kata Luhut, seluruh Desa di Indonesia juga rawan terhadap potensi tsunami. “Seluruh Desa di Indonesia hampir semua rawan terdampak tsunami. Jadi ayo para Gubernur, teman-teman Bupati, ayo kita hati-hat. Jangan sekali lagi karena (tsunami) tidak ada, setahun tidak ada, atau tiga tahun tidak ada, lantas besok tidak ada. Besok bisa ada, ataupun setelah ini pun bisa ada. Karena tidak ada yang bisa mengatur gempa ini,” jelas i,” katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2021 secara virtual, Kamis (4/3/2021).
Luhut mengatakan seharusnya Indonesia leading dalam teknologi untuk mendeteksi dini potensi tsunami. Namun, yang saat ini hanya Jepang yang leading dalam teknologi deteksi dini potensi tsunami. “Dan itu teknologi secanggih apapun menurut Prof Korita (Kepala BMKG) baru Jepang yang leading, menurut saya karena kita juga harus leading. Semua jangan pernah mengatakan akan tidak ada. Semua bisa ada, besok atau lusa,” kata Luhut. Luhut pun meminta agar sejarah kegempaan yang memicu terjadinya potensi tsunami bisa dijadikan sebagai pembelajaran untuk memitigasi potensi gempa pemicu tsunami di Indonesia. ”Nah, kalau kita berkaca pada Aceh saat tsunami 2004, pada 26 Desember. Siapa yang bisa terbayang terjadi tsunami yang terjadi begitu besar. Padahal kalau kita lihat sejarah mengenai kegempaan, ternyata ini ada sejarahnya,” kata Luhut
Luhut pun memperingatkan kepada semua kepala daerah di Indonesia bahwa ancaman tsunami di Indonesia nyata. Bahkan, kata Luhut, seluruh Desa di Indonesia juga rawan terhadap potensi tsunami. “Seluruh Desa di Indonesia hampir semua rawan terdampak tsunami. Jadi ayo para Gubernur, teman-teman Bupati, ayo kita hati-hat. Jangan sekali lagi karena (tsunami) tidak ada, setahun tidak ada, atau tiga tahun tidak ada, lantas besok tidak ada. Besok bisa ada, ataupun setelah ini pun bisa ada. Karena tidak ada yang bisa mengatur gempa ini,” jelas i,” katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2021 secara virtual, Kamis (4/3/2021).
Luhut mengatakan seharusnya Indonesia leading dalam teknologi untuk mendeteksi dini potensi tsunami. Namun, yang saat ini hanya Jepang yang leading dalam teknologi deteksi dini potensi tsunami. “Dan itu teknologi secanggih apapun menurut Prof Korita (Kepala BMKG) baru Jepang yang leading, menurut saya karena kita juga harus leading. Semua jangan pernah mengatakan akan tidak ada. Semua bisa ada, besok atau lusa,” kata Luhut. Luhut pun meminta agar sejarah kegempaan yang memicu terjadinya potensi tsunami bisa dijadikan sebagai pembelajaran untuk memitigasi potensi gempa pemicu tsunami di Indonesia. ”Nah, kalau kita berkaca pada Aceh saat tsunami 2004, pada 26 Desember. Siapa yang bisa terbayang terjadi tsunami yang terjadi begitu besar. Padahal kalau kita lihat sejarah mengenai kegempaan, ternyata ini ada sejarahnya,” kata Luhut
(cip)