Bertemu Pegiat Kebaya, Menag Gus Yaqut Teringat Sang Ibu

Selasa, 02 Maret 2021 - 08:27 WIB
loading...
Bertemu Pegiat Kebaya, Menag Gus Yaqut Teringat Sang Ibu
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat dikunjungi pegiat kebaya. Foto/kemenag
A A A
JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menerima kedatangan Pendiri Yayasan Kebaya Warisan Indonesia (Kebaya Foundation) Tuti Roosdiono, di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin 1 Maret 2021.

Yayasan tersebut bergerak dalam pelestarian dan pengembangan kebaya sebagai warisan kebudayaan Indonesia.

Menag Yaqut Qolil atau biasa disapa Gus Yaqut ini menyambut baik ide pelestarian dan pengembangan kebaya. “Saya optimis Indonesia selalu dapat menunjukkan keindahan dari keberagaman yang dimiliki, salah satunya melalui kebaya. Kebaya merupakan identitas perempuan Indonesia yang sangat khas,” kata Gus Yaqut seperti dikutip dari laman kemenag.go.id.

Dalam pertemuan tersebut, Gus Yaqut mengaku memiliki kesan tersendiri terhadap kebaya. Busana khas perempuan Indonesia itu membuat teringkat kebiasaan sang ibunda, Nyai Muhsinah Cholil Bisri.

“Saya masih mengalami (masa-masa) ibu saya memakai kebaya. Hampir setiap pagi menggulung stagen,” kisah Gus Yaqut didampingi sang istri Eny Yaqut.

Dia juga mengenang masa kecilnya saat berada di lingkungan Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin, Leteh, Rembang. Dia kerap melihat kebaya digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

“Siapa pun dia, dari kelas masyarakat mana pun dan apa pun agamanya bisa mengenakan budaya. Saya kira ini juga sesuai dengan semangat moderasi beragama yang diusung Kementerian Agama, di mana salah satu cirinya adalah menghargai kearifan lokal,” tuturnya.

Kebaya dikatakannya menjadi identitas bangsa yang perlu dilestarikan. “Bahkan menariknya, kalau kita buka album-album lama, para ibu-ibu kita di Fatayat NU atau pun Aisyiah Muhammadiyah itu juga pakaiannnya ya kebaya,” tuturnya.

Tuti Roosdiono mengungkapkan kepada Menag, berangkat dari kecintaan dirinya serta beberapa kolega terhadap kebaya serta busana daerah di Indonesia, maka terbentuk dua yayasan, yaitu Yayasan Kebaya Warisan Indonesia dan Yayasan Busana Daerah Warisan Indonesia.

“Maksud dari yayasan-yayasan ini, kami ingin melestarikan serta mengembangkan kebaya dan busana daerah sebagai warisan Indonesia. Ke depan kami berharap bisa bekerja sama dengan Kemenag untuk memasyarakatkan kembali kebaya dan busana daerah ini,” tutur Tuti.

Salah satu caranya, kata dia, dengan mengaktifkan penggunaan kebaya di pesantren-pesantren atau madrasah, atau mungkin di kegiatan bersama keagamaan,” sambungnya.

Hadir pula dalam pertemuan tersebut Pelindung Kebaya Foundation Sidarto Danusubroto dan Triawan Munaf, para pegiat kebaya dan busana daerah Putri Kus Wisnu Wardani, Kartini Sjahrir, dan Liliana Tanoesoedibjo.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2107 seconds (0.1#10.140)