Soal Kerumunan Jokowi di NTT, PKS Ingatkan Indonesia Masih Zona Bahaya COVID-19

Jum'at, 26 Februari 2021 - 02:57 WIB
loading...
Soal Kerumunan Jokowi di NTT, PKS Ingatkan Indonesia Masih Zona Bahaya COVID-19
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani mengatakan Indonesia masih berada dalam zona bahaya COVID-19 menanggapi kegiatan kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Maumere, NTT. Foto/dpr.go.id
A A A
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI , Netty Prasetiyani mengatakan Indonesia masih berada dalam zona bahaya COVID-19 . Dia mengatakan, saat ini jumlah kasus per Selasa 23 Februari 2021 sudah mencapai 1.298.608 orang dan belum ada tanda-tanda penurunan yang signifikan.

Hal itu dikatakan Netty menanggapi kegiatan kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menimbulkan kerumunan massa beberapa waktu lalu.

Menurutnya, bisa jadi prediksi Kementerian Kesehatan bahwa kasus COVID-19 pada akhir 2021 mencapai 1,7 juta akan terlampaui. "Dengan kondisi ini, tidak pantas jika gelaran kegiatan menimbulkan kerumunan, apalagi jika dilakukan oleh pejabat publik," ujarnya kepada wartawan, Kamis (25/2/2021).

Netty mengatakan semua pihak harus menghimpun segenap daya, upaya dan energi guna menghadapi COVID-19. Karena itu, pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, influencer dari berbagai kalangan harus menjadi penggerak di masyarakat dalam melawan pandemi.

"Rakyat harus dihimpun dan digerakkan dengan leadership dan keteladanan. Jika pejabat pemerintah tidak menunjukkan keteladanan, maka jangan salahkan rakyat jika tidak taat prokes dan bersikap masa bodoh," tandas Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Lebih lanjut ia menambahkan pejabat pemerintah harus memastikan langkah antisipatif setiap kali membuat kegiatan agar tidak memicu terjadinya spontanitas kerumunan rakyat. Jika kegiatannya membagi-bagi atau melempar barang, tentu saja rakyat yang memang sedang kesulitan ekonomi akan berebut mendapatkannya. Baca juga: Istana Bilang Kerumunan saat Kunjungan Kerja Jokowi ke NTT Spontanitas

"Sebaiknya dipikirkan bentuk kegiatan lain yang lebih humanis, kreatif dan mendidik, sehingga prokes terjaga, rakyat pun aman," pungkas dia.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1160 seconds (0.1#10.140)