Dahnil Anzar Berhasil Bongkar 'Rahasia' Amien Rais
loading...
A
A
A
Dalam perbincangan santai itu, Amien juga menceritakan pengalamannya bersama istri dan dua anaknya saat di restoran di Belanda. "Sambil menunggu makanan, kita asyik ngomong. Kemudian enggak sampai satu-dua menit, ada keluarga dari Belanda di meja lain, mereka tiga-tiganya begini (main ponsel-red), tidak ada percakapan. Ini sih diperbudak (ponsel-red)," tutur Amien tertawa.
Amien lalu menjawab pertanyaan Dahnil yang bertanya kenapa dirinya sering memberi uang kepada karyawan Gedung Muhammadiyah.
Amien lalu menceritakan awal mula kebiasaan itu. Saat dirinya menjadi pimpinan Muhammadiyah, setiap hari senin dan kamis, semua karyawan makan bubur menjelang salat Zuhur. "Saat itu saya bilang semua karyawan boleh makan dua mangkok, berapa kan, toh kan tidak banyak (harganya-red)," tuturnya.
Dia juga menceritakan saat itu dirinya juga mengajak semua karyawan Gedung Muhammadiyah, termasuk pekerja cleaning service, pengetik surat untuk ikut ke Muktamar Muhammadiyah di Aceh. "Semua harus ikut bergembira, ikut muktamar ke Aceh," katanya.
Bagi yang berangkat, sambung Amien, diberikan tiket dan uang saku. Sementera bagi yang tidak ikut, juga mendapatkan uang saku yang jumlahnya sedikit lebih besar.
Kemudian, Dahnil juga mengaku penasaran dengan Amien yang kadang-kadang datang ke masjid di Gedung Muhammadiyah, Menteng, Jakarta pada malam hari untuk melaksanakan salat. Padahal Amien sudah tidak lagi menjadi pimpinan Muhammadiyah.
"Kenapa Pak, malam-malam Pak Amien suka ke masjid di Gedung Muhammadiyah, Menteng, diam-diam cuma mau salat dua rakaat. Mungkin sedikit yang tahu, salah satunya saya," tanya Dahnil.
Menjawab pertanyaan Dahnil, Amien mengaku suka merasa kangen lalu salat di sana. "Saya masih kangen. Kadang-kadang saya salat di masjid Menteng," kata Amien.(Baca Juga: Amien Rais: Insya Allah Akan Muncul PAN Reformasi)
Dia menganggap masjid di Gedung Muhammadiyah sebagai salah satu tempat yang punya kesan tersendiri baginya. "Karena waktu reformasi, saya nginap di situ, buat kenangan. Begitu juga di (masjid-red) Al Azhar," tuturnya.
Amien lalu menjawab pertanyaan Dahnil yang bertanya kenapa dirinya sering memberi uang kepada karyawan Gedung Muhammadiyah.
Amien lalu menceritakan awal mula kebiasaan itu. Saat dirinya menjadi pimpinan Muhammadiyah, setiap hari senin dan kamis, semua karyawan makan bubur menjelang salat Zuhur. "Saat itu saya bilang semua karyawan boleh makan dua mangkok, berapa kan, toh kan tidak banyak (harganya-red)," tuturnya.
Dia juga menceritakan saat itu dirinya juga mengajak semua karyawan Gedung Muhammadiyah, termasuk pekerja cleaning service, pengetik surat untuk ikut ke Muktamar Muhammadiyah di Aceh. "Semua harus ikut bergembira, ikut muktamar ke Aceh," katanya.
Bagi yang berangkat, sambung Amien, diberikan tiket dan uang saku. Sementera bagi yang tidak ikut, juga mendapatkan uang saku yang jumlahnya sedikit lebih besar.
Kemudian, Dahnil juga mengaku penasaran dengan Amien yang kadang-kadang datang ke masjid di Gedung Muhammadiyah, Menteng, Jakarta pada malam hari untuk melaksanakan salat. Padahal Amien sudah tidak lagi menjadi pimpinan Muhammadiyah.
"Kenapa Pak, malam-malam Pak Amien suka ke masjid di Gedung Muhammadiyah, Menteng, diam-diam cuma mau salat dua rakaat. Mungkin sedikit yang tahu, salah satunya saya," tanya Dahnil.
Menjawab pertanyaan Dahnil, Amien mengaku suka merasa kangen lalu salat di sana. "Saya masih kangen. Kadang-kadang saya salat di masjid Menteng," kata Amien.(Baca Juga: Amien Rais: Insya Allah Akan Muncul PAN Reformasi)
Dia menganggap masjid di Gedung Muhammadiyah sebagai salah satu tempat yang punya kesan tersendiri baginya. "Karena waktu reformasi, saya nginap di situ, buat kenangan. Begitu juga di (masjid-red) Al Azhar," tuturnya.
(dam)