Minta Pencegahan Diprioritaskan, Jokowi: Kerugian Karhutla Capai Triliunan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperingatkan agar kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) dicegah semaksimal mungkin. Pasalnya jika kebakaran meluas maka kerugian yang ditanggung akan mencapai angka triliunan.
“Hati-hati begitu kebakaran meluas kerugian tidak hanya juta atau miliar. Saya pastikan larinya pasti ke angka triliun. Ini hati-hati. Belum kerusakan ekologi ekosistem kita,” katanya dalam Rakornas Pengendalian Karhutla Tahun 2021 di Istana Negara, Senin (22/2/2021).
Dia meminta agar semua pihak memprioritaskan langkah pencegahan. Dimana dia menekankan untuk tidak terlambat dalam upaya pencegahan. "Sekali lagi prioritaskan pencegahan. Jangan terlambat. Karena kalau sudah terlambat kita guyur dengan water bombing sebanyak apapun, pengalaman kita sudah terlanjur sulit. Jadi api boleh keluar kecil tapi segera dipadamkan. Sekali lagi pencegahan diprioritaskan,” ujarnya.
Selain itu dia meminta agar manajemen lapangan harus terkonsolidasi dan terorganisasi. Misalnya saja di satu desa jika ada api kecil sudah harus memberitahukan agar segera bisa tertangani di depan. “Bukan setelah terlanjur besar baru ketahuan sulit memadamkan. Semua harus digerakkan untuk melakukan deteksi dini,” tuturnya.
Jokowi juga meminta agar dilakukan monitoring di area-area yang rawan hotspot. Termasuk memberikan update informasi setiap hari. “Sehingga kondisi harian di lapangan terpantau harian. Kondisi di lapangan terpantau setiap hari. Manfaatkan teknologi untuk monitoring ini. Dan pengawasan dengan sistem dashboard,” pungkasnya.
“Hati-hati begitu kebakaran meluas kerugian tidak hanya juta atau miliar. Saya pastikan larinya pasti ke angka triliun. Ini hati-hati. Belum kerusakan ekologi ekosistem kita,” katanya dalam Rakornas Pengendalian Karhutla Tahun 2021 di Istana Negara, Senin (22/2/2021).
Dia meminta agar semua pihak memprioritaskan langkah pencegahan. Dimana dia menekankan untuk tidak terlambat dalam upaya pencegahan. "Sekali lagi prioritaskan pencegahan. Jangan terlambat. Karena kalau sudah terlambat kita guyur dengan water bombing sebanyak apapun, pengalaman kita sudah terlanjur sulit. Jadi api boleh keluar kecil tapi segera dipadamkan. Sekali lagi pencegahan diprioritaskan,” ujarnya.
Selain itu dia meminta agar manajemen lapangan harus terkonsolidasi dan terorganisasi. Misalnya saja di satu desa jika ada api kecil sudah harus memberitahukan agar segera bisa tertangani di depan. “Bukan setelah terlanjur besar baru ketahuan sulit memadamkan. Semua harus digerakkan untuk melakukan deteksi dini,” tuturnya.
Jokowi juga meminta agar dilakukan monitoring di area-area yang rawan hotspot. Termasuk memberikan update informasi setiap hari. “Sehingga kondisi harian di lapangan terpantau harian. Kondisi di lapangan terpantau setiap hari. Manfaatkan teknologi untuk monitoring ini. Dan pengawasan dengan sistem dashboard,” pungkasnya.
(cip)