Pengelolaan Masalah Sampah Dinilai Bisa Belajar dari Budaya Lokal

Minggu, 21 Februari 2021 - 08:09 WIB
loading...
Pengelolaan Masalah Sampah Dinilai Bisa Belajar dari Budaya Lokal
Data terbaru National Plastic Action Partnership yang dirilis April 2020, volume sampah plastik di tahun 2020 mencapai 6,8 juta ton dan tumbuh sebesar 5%. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Menyambut Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Danone-Aqua bersama National Geographic Indonesia, Komunitas Malu Dong, Systemiq, dan Octopus, mendiskusikan aksi yang dibutuhkan untuk mempercepat transisi Indonesia ke model ekonomi sirkular serta menyelesaikan masalah sampah plastik, dengan menitikberatkan pada solusi untuk Bali.



Head of Climate & Water Stewardship Danone, Ratih Anggraeni menambahkan, Danone-Aqua adalah perusahaan pertama yang berkomitmen untuk mengimplementasikan konsep ekonomi sirkular sebagai satu solusi untuk memecahkan masalah sampah plastik di Indonesia.

"Hingga kini, kami telah menghadirkan berbagai inovasi dalam pengelolaan sampah, mulai dari kolaborasi dengan komunitas lokal hingga pembangunan fasilitas daur ulang. Kami juga berkomitmen untuk memanfaatkan material yang terkumpul, sebagai bahan baku kemasan atas produk air minum yang kami gunakan sehingga tidak berpotensi mencemari lingkungan, sebagaimana tercermin di visi kami – One Planet, One Health," jelasnya.

Ratih mengungkapkan, Aqua sebagai perusahaan air minum terbesar dan berkualitas di Indonesia, telah mengimplementasikan solusi unik dan menyeluruh untuk menjawab isu plastik sampah. Pihaknya berkomitmen menggunakan 100% kemasan sirkular di tahun 2025. Untuk merealisasikan hal ini, kami terus melakukan riset untuk dapat menyediakan hidrasi sehat bagi masyarakat Indonesia dengan mengeliminasi dampak sampah plastik di masa kini dan masa depan.

"Sejak tahun 1983, Aqua telah mempelopori inovasi kemasan ramah lingkungan Aqua galon dan memastikan 70% bisnisnya sirkular, serta terus berinovasi melalui berbagai produk yang baru kami luncurkan di Bali, di antaranya melalui diluncurkannya produk terbaru Danone-Aqua yang menggunakan kemasan 600 ml dan 100% terbuat dari 100% rPET (recycled PET) atau plastik PET daur ulang sebagai jawaban atas permasalahan sampah plastik di Bali sekaligus edukasi konsumen mengenai ekonomi sirkular," ungkap Ratih.

Dijelaskan Ratih, sejak tahun 2018, Danone-Aqua telah mengidentifikasi Bali sebagai pulau percontohan berkelas dunia dan menjadi fokus dari implementasi inisiatif keberlanjutan perusahaan. Sebagai perusahaan pionir ekonomi sirkular, Danone-Aqua juga berkolaborasi dengan berbagai mitra untuk mengatasi tantangan plastik sampah di Bali.

"Namun demikian jalan yang perlu ditempuh memang masih panjang untuk dapat mengubah pola konsumsi masyarakat dan kebiasaan membuang sampah di Bali," tegasnya.

Program Manager Systemiq, Lincoln Rajali Sihotang menambahkan, berdasarkan data riset miliknya, 829 ton sampah plastik diproduksi di Bali setiap hari. Dari seluruh sampah plastik hanya 57 ton (7%) berhasil didaur ulang sementara 89 ton (11%) terbuang ke saluran air dan mencapai laut.

"Kami juga mencoba melakukan pemetaan sampah dan kondisi di berbagai lokasi, seperti misalnya melihat pola perilaku masyarakat di lokasi tertentu, kondisi jaringan sungai, pola timbunan sampah di lokasi, dan sebagainya. Diharapkan kedepannya data ini bisa digunakan untuk menentukan pendekatan yang tepat untuk pengolahan sampah yang lebih terarah," ujar Lincoln.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2150 seconds (0.1#10.140)