Max Sopacua Mundur dari Partai Emas, Demokrat DKI: Waspada!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kader-kader Partai Demokrat diminta mewaspadai manuver politikus gaek Max Sopacua yang baru saja mengundurkan diri dari Partai Emas. “Dalam surat yang saya baca, Pak Max mengundurkan diri tanggal 17 Februari lalu,” kata Mujiyono, Ketua BPOKK PD DKI Jakarta.
“Ia mengaku tidak mampu menghadapi kenyataan yang ada sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Emas ini dan meminta maaf pada para kader Partai Emas karena tidak bisa memenuhi janji.”
Sebagai pengurus DPD Partai Demokrat DKI yang bertanggungjawab atas pembinaan organisasi dan kader, Mujiyono memperingatkan para pengurus dan kader untuk mewaspadai langkah-langkah berikutnya dari Max Sopacua. "Kita menghormati hak politik pak Max untuk berpindah-pindah partai, asalkan tidak membuat runyam," kata Mujiyono.
(Baca: Mundur dari Partai Emas, Ini Alasan Max Sopacua)
Max resmi mengundurkan diri dari Partai Demokrat pada bulan Desember 2020 dan langsung bergabung dengan Partai Emas sebagai Ketua Dewan Pembina. Saat itu ia mengklaim merasa seperti penumpang yang diturunkan di tengah jalan.
“Sehingga saya harus mencari angkutan untuk pulang dan angkutan ini adalah Partai Emas,” kata Max di DPP Partai Emas sebagaimana dikutip media (11/12/20).
Mujiyono mengaku prihatin pada mantan penyiar TVRI kelahiran 1946 itu. “Pak Max pernah ikut menikmati masa kejayaan Partai Demokrat, tapi entah mungkin salah dapat masukan,” kata Mujiyono.
Pada tahun 2019, Max termasuk salah satu dari segelintir orang yang tiba-tiba mendesak agar Kongres Luar Biasa dilaksanakan, padahal Kongres V Partai Demokrat sudah dijadwalkan pada tahun 2020. Kongres ini kemudian terlaksana pada 15 Maret 2020, dihadiri oleh seluruh Ketua DPD, Ketua DPC dan organisasi-organisasi sayap sebagai pemilik suara.
(Baca: Andi Nurpati Sebut Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Demokrat Masih Dipantau)
Kongres menerima pertanggungjawaban Ketua Umum periode 2015-2020 SBY dan secara aklamasi memilih Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum yang baru. Mujiyono masih mengumpulkan fakta-fakta dan data untuk menganalisa kemana politikus senior ini akan bermanuver berikutnya.
“Apakah Pak Max akan mencari angkutan berikutnya untuk pulang? Kita masih menganalisa. Yang jelas, saya bertanggung jawab untuk mengingatkan para pengurus dan kader agar tetap waspada.”
Wakil rakyat dari dapil Jakarta Timur ini mengingatkan keberhasilan PD mengatasi upaya pengambilalihan kepemimpinan yang dimotori tokoh eksternal awal Februari lalu, tidak akan membuat lawan-lawan politik PD kapok dan tinggal diam. “Mereka menggulirkan berbagai isu negatif, seperti mengadu domba PD dan PDIP, serta otak-atik KLB,” ujar Mujiyono.
“Kita sih berharap politisi sepuh seperti pak Max sudah cukup bijak untuk menghormati kepengurusan PD yang sah saat ini dan tidak tergoda dengan berbagai iming-iming yang bisa membuatnya tergelincir lagi. Kita berharap karir politik beliau husnul khatimah,” katanya.
“Ia mengaku tidak mampu menghadapi kenyataan yang ada sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Emas ini dan meminta maaf pada para kader Partai Emas karena tidak bisa memenuhi janji.”
Sebagai pengurus DPD Partai Demokrat DKI yang bertanggungjawab atas pembinaan organisasi dan kader, Mujiyono memperingatkan para pengurus dan kader untuk mewaspadai langkah-langkah berikutnya dari Max Sopacua. "Kita menghormati hak politik pak Max untuk berpindah-pindah partai, asalkan tidak membuat runyam," kata Mujiyono.
(Baca: Mundur dari Partai Emas, Ini Alasan Max Sopacua)
Max resmi mengundurkan diri dari Partai Demokrat pada bulan Desember 2020 dan langsung bergabung dengan Partai Emas sebagai Ketua Dewan Pembina. Saat itu ia mengklaim merasa seperti penumpang yang diturunkan di tengah jalan.
“Sehingga saya harus mencari angkutan untuk pulang dan angkutan ini adalah Partai Emas,” kata Max di DPP Partai Emas sebagaimana dikutip media (11/12/20).
Mujiyono mengaku prihatin pada mantan penyiar TVRI kelahiran 1946 itu. “Pak Max pernah ikut menikmati masa kejayaan Partai Demokrat, tapi entah mungkin salah dapat masukan,” kata Mujiyono.
Pada tahun 2019, Max termasuk salah satu dari segelintir orang yang tiba-tiba mendesak agar Kongres Luar Biasa dilaksanakan, padahal Kongres V Partai Demokrat sudah dijadwalkan pada tahun 2020. Kongres ini kemudian terlaksana pada 15 Maret 2020, dihadiri oleh seluruh Ketua DPD, Ketua DPC dan organisasi-organisasi sayap sebagai pemilik suara.
(Baca: Andi Nurpati Sebut Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Demokrat Masih Dipantau)
Kongres menerima pertanggungjawaban Ketua Umum periode 2015-2020 SBY dan secara aklamasi memilih Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum yang baru. Mujiyono masih mengumpulkan fakta-fakta dan data untuk menganalisa kemana politikus senior ini akan bermanuver berikutnya.
“Apakah Pak Max akan mencari angkutan berikutnya untuk pulang? Kita masih menganalisa. Yang jelas, saya bertanggung jawab untuk mengingatkan para pengurus dan kader agar tetap waspada.”
Wakil rakyat dari dapil Jakarta Timur ini mengingatkan keberhasilan PD mengatasi upaya pengambilalihan kepemimpinan yang dimotori tokoh eksternal awal Februari lalu, tidak akan membuat lawan-lawan politik PD kapok dan tinggal diam. “Mereka menggulirkan berbagai isu negatif, seperti mengadu domba PD dan PDIP, serta otak-atik KLB,” ujar Mujiyono.
“Kita sih berharap politisi sepuh seperti pak Max sudah cukup bijak untuk menghormati kepengurusan PD yang sah saat ini dan tidak tergoda dengan berbagai iming-iming yang bisa membuatnya tergelincir lagi. Kita berharap karir politik beliau husnul khatimah,” katanya.
(muh)