Demokrat Kecam Darmizal yang Membelot dan Sibuk Jadi Relawan Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat (PD) Herzaky Mahendra Putra mengomentari eks politikus Partai Demokrat HM Darmizal yang akhirnya mengaku menjadi aktor pertemuan Kepala KSP Moeldoko dengan para kader PD di Jakarta.Darmizal menyatakan, pertemuan itu dilakukan karena pengurus partai di daerah merasa kecewa dengan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menurut Herzaky, modus pelaku Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD) sama di mana-mana, yakni seakan-akan Demokrat sedang susah, fitnah kalau Demokrat banyak masalah, sedang dalam kegelapan, dan dia bakal bantu Demokrat keluar dari kegelapan.
"Dia (Darmizal) benar-benar menghina kader dan para pemilik suara Partai Demokrat. Kader dan para pemilik suara saat ini juga tahu kondisi Demokrat di bawah Ketum AHY sedang baik-baiknya," katanya saat dihubungi, Jumat (19/2/2021).
Baca juga: Darmizal Yakin KLB Bakal Sukses Gulingkan AHY dari Pucuk Partai Demokrat
Herzaky mengatakan, pada Pilkada 2020 Partai Demokrat menang besar 48 persen. Elektabilitas Demokrat juga lagi tinggi-tingginya di berbagai survei, bahkan beberapa bilang di atas 10 persen. Selain itu, kader dan pengurus sedang solid dan semangat-semangatnya membantu rakyat terdampak covid-19 maupun yang sedang ditimpa bencana. Tapi, soliditas ini diganggu oleh mereka.
Dia pun menyatakan, para pelaku GPK PD lupa bahwa kader dan pengurus sekarang itu berbeda dengan kader dan pengurus zaman kolonial, yang gampang diancam, ditakut-takuti, dibohongi. Boleh jadi, GPK PD ini diinisiasi oleh oknum pejabat penting pemerintahan, tapi tak mempan tipu-tipunya, sampai mencatut nama Presiden Joko Widodo maupun menteri-menteri lain.
"Karena sejak awal, Ketum AHY menyampaikan, kalau ada yang mengaku-aku pengurus DPP, lalu mengancam-ancam teman-teman DPC/DPD, laporkan saja," tutur dia.
Baca juga: Darmizal Akui Dirinya Aktor di Balik Pertemuan Moeldoko dan Kader Demokrat
Herzaky juga mengatakan, Darmizal pada tahun 2018, yakni pada saat PD sedang butuh-butuhnya bantuan seluruh kader untuk Pileg 2019, karena survei Demokrat sedang rendah sekali antara 3-4 persen, malah membelot dan sibuk menjadi Relawan Jokowi. "Padahal, pas zaman jaya-jayanya Demokrat era Bapak SBY memimpin negeri, dia ikut menikmati kejayaan dan dibesarkan pula oleh Partai Demokrat yang sukses akibat SBY Effect," ungkapnya.
Sekarang, lanjut dia, pas Demokrat sedang bagus-bagusnya di era Ketum AHY, wajar saja dia balik lagi. Herzaky pun menilai, sudah terbaca tipe orang-orang seperti Darmizal. "Kalau benaran kader militan dan peduli dengan Partai, di saat kondisi sedang sulit seperti di Pileg 2019, justru berjuang bersama. Bukannya malah pergi dan sibuk urus pilpres. Apalagi sekadar koar-koar di media," pungkas dia.
Menurut Herzaky, modus pelaku Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD) sama di mana-mana, yakni seakan-akan Demokrat sedang susah, fitnah kalau Demokrat banyak masalah, sedang dalam kegelapan, dan dia bakal bantu Demokrat keluar dari kegelapan.
"Dia (Darmizal) benar-benar menghina kader dan para pemilik suara Partai Demokrat. Kader dan para pemilik suara saat ini juga tahu kondisi Demokrat di bawah Ketum AHY sedang baik-baiknya," katanya saat dihubungi, Jumat (19/2/2021).
Baca juga: Darmizal Yakin KLB Bakal Sukses Gulingkan AHY dari Pucuk Partai Demokrat
Herzaky mengatakan, pada Pilkada 2020 Partai Demokrat menang besar 48 persen. Elektabilitas Demokrat juga lagi tinggi-tingginya di berbagai survei, bahkan beberapa bilang di atas 10 persen. Selain itu, kader dan pengurus sedang solid dan semangat-semangatnya membantu rakyat terdampak covid-19 maupun yang sedang ditimpa bencana. Tapi, soliditas ini diganggu oleh mereka.
Dia pun menyatakan, para pelaku GPK PD lupa bahwa kader dan pengurus sekarang itu berbeda dengan kader dan pengurus zaman kolonial, yang gampang diancam, ditakut-takuti, dibohongi. Boleh jadi, GPK PD ini diinisiasi oleh oknum pejabat penting pemerintahan, tapi tak mempan tipu-tipunya, sampai mencatut nama Presiden Joko Widodo maupun menteri-menteri lain.
"Karena sejak awal, Ketum AHY menyampaikan, kalau ada yang mengaku-aku pengurus DPP, lalu mengancam-ancam teman-teman DPC/DPD, laporkan saja," tutur dia.
Baca juga: Darmizal Akui Dirinya Aktor di Balik Pertemuan Moeldoko dan Kader Demokrat
Herzaky juga mengatakan, Darmizal pada tahun 2018, yakni pada saat PD sedang butuh-butuhnya bantuan seluruh kader untuk Pileg 2019, karena survei Demokrat sedang rendah sekali antara 3-4 persen, malah membelot dan sibuk menjadi Relawan Jokowi. "Padahal, pas zaman jaya-jayanya Demokrat era Bapak SBY memimpin negeri, dia ikut menikmati kejayaan dan dibesarkan pula oleh Partai Demokrat yang sukses akibat SBY Effect," ungkapnya.
Sekarang, lanjut dia, pas Demokrat sedang bagus-bagusnya di era Ketum AHY, wajar saja dia balik lagi. Herzaky pun menilai, sudah terbaca tipe orang-orang seperti Darmizal. "Kalau benaran kader militan dan peduli dengan Partai, di saat kondisi sedang sulit seperti di Pileg 2019, justru berjuang bersama. Bukannya malah pergi dan sibuk urus pilpres. Apalagi sekadar koar-koar di media," pungkas dia.
(zik)