Dekat Sejak Lama dengan Moeldoko, Darmizal Akui Pernah Jadi Suksesor SBY

Jum'at, 19 Februari 2021 - 06:23 WIB
loading...
Dekat Sejak Lama dengan...
Kepala Staff Kepresidenan, Moeldoko. Foto/Dok/SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Mantan Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat , Darmizal menyebut kedekatannya dengan Kepala Staff Kepresidenan, Moeldoko sudah terjalin cukup lama. Darmizal mengakui menjadi aktor di balik pertemuan para kader Partai Demokrat dengan Moeldoko.

Bahkan Darmizal menyebut dirinya dan Moeldoko sama-sama membantu mantan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sukses menjadi Presiden selama dua periode.

"Dan saya berterimakasih diberi gelar sebagai aktor dalam pertemuan antara kader dengan Pak Moeldoko sahabat saya sejak tahun 96. Sebagaimana kami dulu juga menjadi aktor menghantar SBY menjadi presiden tahun 2004-2014 itu catatan sejarah," ujar Darmizal dikutip dari video diterima MNC Portal Indonesia, Kamis 18 Februari 2021.

Darmizal, menceritakan dirinya yang turun langsung membantu SBY merebut tahta Ketum Partai Demokrat dari Anas Urbaningrum di tahun 2013. Namun, terpilihnya kembali SBY membuat suara Partai Demokrat turun drastis pada Pemilu 2014. "Kenapa harus saya turun gunung? Diminta oleh SBY harapan petinggi waktu itu adalah pada saat SBY mengambil partai hasil dari KLB menjadi ketua umum menggantikan Anas. Posisi Partai Demokrat adalah 21% di Parlemen. Kemudian saat SBY memimpin pada Pemilu berikutnya Partai Demokrat hanya tersisa 11% di tahun 2014," kata Darmizal.

Menurunnya hasil suara Partai Demokrat di Pemilu 2014, membuat Darmizal berpikir bahwa ada sesuatu yang harus dibenahi. Darmizal menilai kala itu SBY akan fokus mengurus partai Demokrat usai mengakhiri tugas sebagai Presiden dua periode.

Namun Darmizal tersadar hal tersebut tidak terjadi. Malah sebaliknya, keresahan semakin bertambah usai anak sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terpilih menjadi Ketum PD hasil Kongres 2020.

"Hari ini saya ternyata salah, saya salah besar dan saya malu kesalahan itu harus ditebus ternyata partai ini tidak boleh hanya menjadi milik satu kelompok kecil orang saja atau tidak boleh menjadi partai dinasti, harus menjadi partai terbuka harus menjadi partai milik kader menjalankan konsep kepemimpinan tidak boleh yang di atas menyodok yang dibawah, tapi yang diatas harus berkonstribusi kebawah supaya partai uni menjadi partai yang besar," ungkapnya.

Darmizal menyebut, saat ini seluruh kader PD merasa terdzolimi di bawah kepemimpinan AHY. Karenawewenang dan otoritas mereka diberangus semua ditarik ke pusat. "Pemilihan Bupati pemilih wali kota semua tidak lagi menjadi otoritas DPC untuk memilih calon-calon terbaik mereka ditarik kepusat ini tidak boleh lagi terjadi. Pusat adalah pusat kebijakan tempat strategis membuat kajian-kajian kebijakan untuk diimplementasikan di daerah itulah mestinya partai," pungkasnya.
(mhd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2259 seconds (0.1#10.140)