Jokowi Minta Dikritik, Rocky Gerung: Kritik Bermutu Pasti Pedas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla merespons permintaan kritik Presiden Jokowi dinilai tidak keluar dari ruang hampa. Ada informasi yang mengalir dari istana sehingga keduanya tahu situasi di dalamnya.
Penilaian ini diungkapkan pengamat sosial politik Rocky Gerung dalam video wawancara dengan Hersuberno Arif di saluran youtube, Minggu (14/2/2021).
”Kan nggak mungkin Pak JK nggak tahu wong dia puluhan tahun ada di situ. Nggak mungkin Pak SBY bicara kalau nggak dapat info-info dari istana. Kan SBY dan JK keluar dari istana sambil meninggalkan kuping. Jadi tahulah mereka tentang apa yang terjadi di istana,” kata Rocky.
(Baca: SBY Sebut Kritikan seperti Obat, Pahit tapi Bisa Cegah Penyakit)
Rocky menilai apa yang diungkapkan kedua tokoh tersebut sebenarnya ingin menempatkan kritik pada posisi alaminya. Menurut dia, kritik tidak bisa dibatasi dengan ukuran memanaskan telinga atau tidak, sopan atau tidak sopan. Karena pada dasarnya makna kritik atau menguraikan, maka kritik baginya harus disampaikan dengan cara tegas.
”Kritik itu bukan soal pedas atau tidak pedas. Kritik itu soal bermutu atau tidak bermutu. Kritik yang bermutu pasti pedas supaya bisa langsung terlihat inti kritiknya. Kan kita tidak bisa mengkritik dengan eufimisme, itu pertanda kalau kita ragu-ragu. Kritik itu harus frontal supaya objek yang dikritik menghasilkan pikiran baru,” ujar Rocky.
Penilaian ini diungkapkan pengamat sosial politik Rocky Gerung dalam video wawancara dengan Hersuberno Arif di saluran youtube, Minggu (14/2/2021).
”Kan nggak mungkin Pak JK nggak tahu wong dia puluhan tahun ada di situ. Nggak mungkin Pak SBY bicara kalau nggak dapat info-info dari istana. Kan SBY dan JK keluar dari istana sambil meninggalkan kuping. Jadi tahulah mereka tentang apa yang terjadi di istana,” kata Rocky.
(Baca: SBY Sebut Kritikan seperti Obat, Pahit tapi Bisa Cegah Penyakit)
Rocky menilai apa yang diungkapkan kedua tokoh tersebut sebenarnya ingin menempatkan kritik pada posisi alaminya. Menurut dia, kritik tidak bisa dibatasi dengan ukuran memanaskan telinga atau tidak, sopan atau tidak sopan. Karena pada dasarnya makna kritik atau menguraikan, maka kritik baginya harus disampaikan dengan cara tegas.
”Kritik itu bukan soal pedas atau tidak pedas. Kritik itu soal bermutu atau tidak bermutu. Kritik yang bermutu pasti pedas supaya bisa langsung terlihat inti kritiknya. Kan kita tidak bisa mengkritik dengan eufimisme, itu pertanda kalau kita ragu-ragu. Kritik itu harus frontal supaya objek yang dikritik menghasilkan pikiran baru,” ujar Rocky.
(muh)