Politikus Gerindra Ini Tidak Takut Buzzer, Justru Bilang Terima Kasih
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belakangan ini eksistensi pendengung atau buzzer yang banyak keluyuran di media sosial menjadi pembicaraan luas. Tidak sedikit yang merasa terganggung keberadaan buzzer yang dinilai kerap menyerang masyarakat saat menyampaikan pendapatnya di medsos.
Polemik buzzer kembali menghangat setelah ekonom senior Kwik Kian Gie mengungkapkan kegelisahaanya yang diserang oleh buzzer.
Bahkan mantan menteri di era kepemimpinan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu mengaku buzzer membuatnya takut untuk menyampaikan pendapat. Pengakuan Kwik pun mengundang polemik. Ada yang pro namun adapula yang menanggapinya sebagai sesuatu yang biasa.
Lain lagi dengan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Habiburokhman yang mengaku tidak takut dengan buzzer. Habiburokhman justru menyampaikan rasa terima kasihnya kepada buzzer.
Menurut dia, serangan buzzer dan haters justru membantunya menyebarluaskan ide-idenya. "Lanjut...kalau gua justru berterima kasih kepada para buzzer dan hater yang menyerang gua saat gua menyatakan pendapat yang brilian. Berkat mereka pendapat-pendapat gua jadi lebih terdengar dan gua pun makin terkenal. I Love buzzer !!!" kata Habiburokhman seperti dikutip SINDOnews dari akun Twitternya, @habiburokhman, Jumat (12/2/2021).
Menurut anggota DPR ini, berbeda pendapat merupakan hal yang biasa. Dia pun mempersilakan para buzzer untuk terus memperbicangkan dirinya.
Hal itu dikatakan Habiburokhman justru membantu dirinya menyebarluaskan ide-idenya. "Dear buzzers & haters, beda pendapat hal biasa, beda pendapatan juga gak apa-apa. Please teruslah menyerang dan memperbincangkan gua, karena itu membantu menyebarluaskan ide-ide besar gua," cuit Habiburokhman.
Dua cuitan Habiburokhman tersebut lanjutan dari cuitan sebelumnya yang mengundang respons warganet. Tidak sedikit yang mengkritik dan nyinyir dengan cuitannya.
Dalam cuitannya, politikus Partai Gerindra itu mengungkapkan rindu dengan aktivitas membaca koran di era belum ada buzzer. "Kangen baca koran cetak , ingat era dimana enggak ada buzzer, baik buzzer penguasa maupun buzzer oposisi kardus. Btw walau pakai masker, tetap kelihatan ganteng ya gua ? Waduh langsung diserbu buzzer enggak nich.....hehehehe emang gua pikirin ....!!!" cuitnya.
"Baru baca nih ada buzzer oposisi kardus, udah bukan oposisi lagi ya...." cuit pemilik akun @utisurti menanggapi cuitan Habiburokhman.
Salah satu postingan Habiburokhman di lini masa twitternya. Foto/tangkapan layar Twitter @habiburokhman
Lain lagi dengan pemilik akun @paul_jas yang mempertanyakan cuitan Habiburohkhman tentang buzzer penguasa. "Buzzer penguasa? penguasa itu siapa? Bukannya partai loe juga bagian dari penguasa??" cuitnya.
Polemik buzzer kembali menghangat setelah ekonom senior Kwik Kian Gie mengungkapkan kegelisahaanya yang diserang oleh buzzer.
Bahkan mantan menteri di era kepemimpinan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu mengaku buzzer membuatnya takut untuk menyampaikan pendapat. Pengakuan Kwik pun mengundang polemik. Ada yang pro namun adapula yang menanggapinya sebagai sesuatu yang biasa.
Lain lagi dengan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Habiburokhman yang mengaku tidak takut dengan buzzer. Habiburokhman justru menyampaikan rasa terima kasihnya kepada buzzer.
Menurut dia, serangan buzzer dan haters justru membantunya menyebarluaskan ide-idenya. "Lanjut...kalau gua justru berterima kasih kepada para buzzer dan hater yang menyerang gua saat gua menyatakan pendapat yang brilian. Berkat mereka pendapat-pendapat gua jadi lebih terdengar dan gua pun makin terkenal. I Love buzzer !!!" kata Habiburokhman seperti dikutip SINDOnews dari akun Twitternya, @habiburokhman, Jumat (12/2/2021).
Menurut anggota DPR ini, berbeda pendapat merupakan hal yang biasa. Dia pun mempersilakan para buzzer untuk terus memperbicangkan dirinya.
Hal itu dikatakan Habiburokhman justru membantu dirinya menyebarluaskan ide-idenya. "Dear buzzers & haters, beda pendapat hal biasa, beda pendapatan juga gak apa-apa. Please teruslah menyerang dan memperbincangkan gua, karena itu membantu menyebarluaskan ide-ide besar gua," cuit Habiburokhman.
Dua cuitan Habiburokhman tersebut lanjutan dari cuitan sebelumnya yang mengundang respons warganet. Tidak sedikit yang mengkritik dan nyinyir dengan cuitannya.
Dalam cuitannya, politikus Partai Gerindra itu mengungkapkan rindu dengan aktivitas membaca koran di era belum ada buzzer. "Kangen baca koran cetak , ingat era dimana enggak ada buzzer, baik buzzer penguasa maupun buzzer oposisi kardus. Btw walau pakai masker, tetap kelihatan ganteng ya gua ? Waduh langsung diserbu buzzer enggak nich.....hehehehe emang gua pikirin ....!!!" cuitnya.
"Baru baca nih ada buzzer oposisi kardus, udah bukan oposisi lagi ya...." cuit pemilik akun @utisurti menanggapi cuitan Habiburokhman.
Salah satu postingan Habiburokhman di lini masa twitternya. Foto/tangkapan layar Twitter @habiburokhman
Lain lagi dengan pemilik akun @paul_jas yang mempertanyakan cuitan Habiburohkhman tentang buzzer penguasa. "Buzzer penguasa? penguasa itu siapa? Bukannya partai loe juga bagian dari penguasa??" cuitnya.
(dam)